BeritaKampusStraight News

ALSA Gelar Seminar dan FGD Berfokus Disabilitas

×

ALSA Gelar Seminar dan FGD Berfokus Disabilitas

Sebarkan artikel ini

Asian Law Students Association (ALSA) Fakultas Hukum (FH) Univeristas Syiah Kuala (USK) mengadakan kegiatan ALSA Community : Seminar dan Focus Group Discussion sebagai bagian dari kegiatan Pra-Event ALSA Incredible yang diadakan di Aula Dinas Sosial Kota Banda Aceh pada Kamis, 13 Juli 2023. Kegiatan ini mengangkat tema “Optimalisasi Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Disabilitas dalam Dunia Kerja”.

Ketua Panitia Kegiatan ALSA Incredible 2023, Gaza Ghazali mengatakan, Bahwa sebagai generasi muda sudah seharusnya kita lebih peka terhadap isu-isu sosial. Sehingga diadakannya kegiatan ini tentunya untuk mengangkat dan membahas lebih lanjut mengenai isu disabilitas yang dirasa isu ini merupakan urgensi topik yang harus ditinjau lebih, mengingat bahwa dalam keadaan sekarang ini teman-teman disabilitas kurang diberikan ruang dan perhatian lebih oleh lingkungan sekitar.

Tentunya diharapkan kegiatan ini juga dapat menjadi wadah untuk menyuarakan hak-hak teman disabilitas dan dapat memberikan kontribusi positif serta dapat menjalin serta mempererat hubungan antar sesama komunitas.

ALSA Community turut mengundang perwakilan dari Dinas Sosial Kota Banda Aceh yaitu Kemalahayati, S.K.M., M. Kes selaku Kepala Seksi Rehabilitas Anak Lanjut Usia dan Penyandang Disabilitas, dan Erlin Marlinda selaku aktivis disabilitas sebagai pemateri dalam kegiatan ini.

Kegiatan ALSA Community dibuka oleh Sekretaris Dinas Sosial Kota Banda Aceh yaitu Safwan, S.Sos.

Pada kesempatan ini Bapak Safwan mengapresiasi seluruh antusias partisipan yang telah berhadir pada kegiatan ini.

“Disabilitas harus diberikan ruang dalam pemenuhan hak-haknya untuk setara dengan masyarakat umum lainnya,” kata pak Safwan dalam kata sambutannya.

Dengan harapan besar kegiatan ini dapat meningkatkan kepekaan pemuda-pemudi di Aceh agar lebih memperhatikan isu-isu terkait disabilitas.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh 15 komunitas atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti Gerakan untuk Kesehjateraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN), CIMSA USK, YouthId, Agam Inong Kota Banda Aceh dan lain-lain. Diharapkan kegiatan ini sebagai wadah silahturrahmi dan diskusi terhadap isu-isu yang nantinya akan diangkat dan ditinjau saat sesi focus group discussion(FGD)

Kegiatan ALSA Community ini dimulai dengan sesi seminar yang diawali dengan pemeberian sudut pandang oleh pemerintah yang memaparkan terkait regulasi-regulasi yang telah diciptakan selama ini dalam mengatur hal-hal mengenai disabilitas.

“Apa yang sebenarnya pemerintah lakukan selama ini bagi para penyandang disabilitas? Peran seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan penyandang disabilitas? Tentu hal ini yang akan pertama kali dipertanyakan oleh masyarakat jika membahas terkait disabilitas,” ujar Ibu Kemalahayati saat membuka sesi seminar ini.

Ibu Mala juga menjelaskan bahwa sudah banyak program yang telah diciptakan oleh pemerintah seperti Pogram Keluarga Harapan, pemberian BPNT/ Sembako, Pelatihan/Pengembangan Bakat Minat untuk membantu pemenuhan hak disabilitas.

Kemudia dilanjutkan dengan pemberian sudut pandang oleh seorang aktivis sekaligus penyandang disabilitas Erlin Marlinda yang mana mengungkapkan terkait hal yang dirasakannya selama ini mengenai standar pemenuhan hak disabilitas.

“Masih banyaknya stigma negatif yang ditujukan kepada penyandang disabilitas,” ucap Erlin di tengah-tengah pembicaraannya

Hal ini terlihat dari banyaknya fasilitas publik yang tidak ada akses disabilitas, kebijakan-kebijakan yang tidak pro-disabilitas, program-program yang kurang inklusif disabilitas, serta masih banyaknya tantangan dan hambatan yang masih dialami oleh penyandang disabilitas.

Setelah kegiatan seminar selesai, kegiatan ini dilanjutkan dengan sesi FGD yang dipandu langsung oleh Bayu Satria selaku Founder YouthID.

Di mana selama sesi FGD dari 15 komunitas atau UKM dibagi menjadi 5 kelompok yang mana setiap kelompok akan membahas topik terkait isu disabilitas diantaranya terkait Pendidikan Inklusif, Akses Tidak Inklusif, Informasi tidak Inklusif, Kesempatan Kerja Disabilitas, dan Lingkungan Kerja Disabilitas. Di mana topik terkait isu-isu disabilitas ini akan dianalisa lebih dalam dengan mengenali masalah yang ada dimasyarakat, mencari penyebabnya dan memecahkannya secara mengakar dan komprehensif menggunakan metode Iceberg Analysis & U-Process.

Harapan dari diskusi ini tentunya dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman lebih terkait tantangan yang selama ini dihadapi oleh penyandang disabilitas. Apalagi bagi generasi muda diharapkan secara aktif dapat terlibat dalam mendukung dan memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas dan dapat terciptanya kesetaraan bagi semua individu, termasuk mereka yang memiliki disabilitas.

“Kegiatan ALSA Incredible ini sendiri berlangsung selama 3 hari dimana hari pertama diawali dengan ALSA Community kemudian dilanjutkan dengan kegiatan ALSA Charity Night dan diahiri dengan ALSA Visit yaitu berupa kegiatan untuk menyalurkan hasil donasi kepada Yayasan SLB Bu Kesra,” jelas Gazza selaku Ketua Panitia.

PRESS RELEASE FGD ALSA

Editor : Dinda