Apabila kata aquascape diartikan secara harafiah, aqua = air dan scape = pemandangan atau pemandangan (taman) dalam air. Secara luas, aquascaping berarti seni mengatur tanaman air, batu dan kayu,secara estetis dan menyenangkan dalam sebuah akuarium, seperti halnya berkebun di bawah air. Untuk menambah keeksotisannya, fauna seperti ikan, udang, dan keong dapat dijadikan elemen penunjang supaya taman bawah air kita tampak lebih hidup.
Hobi yang dipopulerkan oleh Takashi Amano, seorang fotografer asal jepang ini mulai berkembang dan banyak digemari hobis di Indonesia sejak awal 2000-an. Hingga saat ini tak kurang dari lima ribu member sudah tergabung dalam indoaquascape.com, sebuah forum online penghobi aquasacape di Indonesia.
Memulai hobi ini tidaklah sukar, namun membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam pembuatannya. Dibutuhkan aquarium, sistem filtrasi, serta kayu dan batu sebagai hardscape.Pada prinsipnya aquascape sama dengan pembuatan taman dalam sistem tertutup. semua kebutuhan tanaman harus terpenuhi dan sesuai dengan kondisi alamnya. Tanaman membutuhkan media tanam untuk tumbuh dan membutuhkan proses fotosintesis untuk bertahan hidup dan menghasilkan energi. Proses ini membutuhkan nutrisi berupa zat hara dari pupuk, gas CO2, dan lampu sebagai pengganti cahaya matahari.
Selanjutnya untuk pemilihan tanaman (softscape) untuk pemula bisa menggunakan anubias, crypto wenditi, echidonorus, hygrophilla, dan aneka moss yang mudah perawatannya. Sedangkan untuk fauna yang cocok dipadukan dalam aquascape meliputi ikan-ikan kecil yang bergerombol seperti jenis neon tetra, cardinal dan red nose. Sebagai pilihan udang red cherry dan keong tanduk bisa digunakan untuk membersihkan lumut.
Ketika kesemua elemen sudah terpenuhi diperlukan ketelatenan dalam merawat tanaman agar tumbuh subur, berupa pemberian pupuk cair tambahan, penggantian air dan pemangkasan tanaman. Air cukup diganti seminggu sekali 20-30% dari volume aquarium, namun ketika aquarium sudah berumur 6 bulan atau lebih cukup sebulan sekali. Bahkan bila ekosistemnya sudah seimbang, pergantian air tidak perlu dilakukan hanya penambahan air saja yang hilang karena penguapan.
Selain berfungsi sebagai pemanis interior aquascape juga digunakan untuk terapi hijau yang dapat menurunkan stress dan mempunyai efek relaksasi. ”Sepulang kerja dan beraktivitas rutin yang monoton melihat aquascape dapat me-refresh pikiran sehingga segar kembali.” sebut Deni, karyawan bank yang menikmati taman bawah air ini.
Lain lagi bagi Hendra mahasiswa Unsyiah yang selain hobi juga menyediakan jasa pembuatan aquascape. “Di Aceh mungkin baru saya yang serius menekuni hobi ini, kalau sudah didepan aquarium, waktu dua jam jadi tidak terasa. Kalau ada yang mau bikin aquascape, saya bisa bantu kok, kita sama-sama belajar disini.” jelasnya sambil tersenyum.
Bagaimanapun, aquascape merupakan hobi dan sebuah peluang bisnis yang bagus dan dapat dikembangkan di Aceh, selain indah juga menguntungkan. Usaha yang bisa dipilih berupa penjualan tanaman air dan alat aquarium, juga jasa desain aquascape itu sendiri. (Tim Perspektif)