Berita

Belum Subscribe Sengklekman? Coba Kamu Baca Ini

×

Belum Subscribe Sengklekman? Coba Kamu Baca Ini

Sebarkan artikel ini
Foto : youtube.com

Darussalam – Bukan soal meromantisasi karya anak bangsa. Namun, karya yang baik memang harus diapresiasi. Ada banyak karya animasi dalam negeri yang keren, salah satunya serial animasi bergenre komedi lokal Sengklekman ini.

Sengklekman yang awalnya merupakan komik strip di Instagram kemudian merambah menjadi video animasi di Youtube ini mulai besar di kalangan anak muda Aceh.

Julian alias Ian merupakan sang creator dibalik karya Sengklekman. Pria asal Lhokseumawe ini bercerita awal mula beliau yakin untuk melanjutkan Sengklekman adalah ketika beliau menang mengikuti lomba dari Instagram dan mendapatkan juara 2 dengan hadiah pentab wacom. “Kayaknya Tuhan emang kasih jalan aku disini. Nah ini pentab, berkarya kamu,” batinnya.

Bermodal kegigihan dan hobi menggambar yang sudah beliau miliki dari sejak kecil, perlahan Julian membangun Sengklekman yang saat ini sudah terkenal akrab di telinga kita. Julian juga bercerita saat berada di SD beliau pernah dipanggil orang tua karena di belakang buku tulisnya penuh dengan gambar. “Bu, anak ibu asik menggambar jin,” ungkap guru Julian. Padahal, saat itu beliau sedang asyik menggambar Kyubi Naruto.

Gaya komedi absurd yang disajikan Sengklekman ini berisi tentang kehidupan si Ian dan teman-temannya yang sengklek dan kocak. Tokoh seperti Ian, Kana dan Aziz yang menjadi Thaleb, Ani, Karmila, Pak Samsudin, Salamah, Jimin, dan Koh lie serta masih banyak lagi, juga tak kalah somplak dijamin bisa menghibur mentalmu yang labil itu.

Apalagi dialognya yang kocak sekaligus absurd dengan menggunakan logat khas Aceh ala Pak Samsudin yang ‘nggak banget’ pokoknya tetapi cukup untuk menghibur hari-harimu yang melelahkan. Usai menonton satu video atau episode Sengklekman ini, rasanya ingin melanjutkannya terus-menerus. Gaya postingan Youtube Sengklekman yaitu tiap video dipisah per episodenya dengan ending yang bikin orang penasaran, lalu di akhir episode barulah mereka meng-upload video full satu segmen agar penonton dapat menikmatinya secara komplet.

Animasi ini punya beberapa segmen, pada tahun 2022 ada dua segmen yang dikeluarkan, yaitu Sengklekman Lite dan Sengklekman Puppet. Segmen tersebut dipisah berdasarkan tema atau pembahasan mengenai apa yang ingin Julian sampaikan. Misalnya Sengklekpedia yang membahas pengetahuan umum namun berakhir ‘gak jelas’. Sengklekman imun, Sengklekman Reality, Sengklekman Multiverse, JBB (Jokes Bapax-Bapax) dan Sengklek Pedia.

Sengklekman mulanya hanya untuk mahasiswa. Dulu saat beliau pernah membuka studio, umumnya yang datang adalah anak-anak bersama orang tuanya. Mulai saat itu, beliau membuat cerita Sengklekman versi yang lebih ringan, gak toxic lagi, tujuannya agar dapat dibaca untuk semua umur. Target sasaran pasarnya Sengklekman ini dimulai dari umur 16 – 30 tahun karena banyak humor plesetannya juga. Lalu, agar anak-anak suka ceritanya, beliau membuat ekspresi wajah animasi yang lucu dan membuat adegan teriak-teriak gak jelas.

Julian menceritakan keluh kesahnya menjadi content creator di daerah Serambi Mekkah ini, mulai dari tidak dianggap, perbedaan mindset dan pasar. “Kayak di Jakarta kalo banyak duit itu belinya action figure, kalo disini apa? Ya beli emas. Mindset kita emang seperti ini, orang-orangnya kurang SDM, kita gak bisa berharap sama pemerintah”.

Tidak ada penyesalan ketika beliau bergabung dalam dunia content creator ini, beliau bersyukur karena kehidupannya berasal dari pekerjaan sekaligus hobinya tersebut. Kegagalan atau hal-hal pahit yang tak terduga itu pasti ada, hidup memang seperti itu, kadang diatas kadang dibawah.

Pesan Julian, apabila ada orang tua yang tidak mendukung anaknya pada dunia kreatif, maka tugas sang anak adalah terus memberitahu dan menjelaskan. Zaman berubah terlalu cepat, gak semua orang tua ngikutin itu. “Hidup tentang proses, apapun yang terjadi terhadap kita, itu adalah proses untuk menjadi lebih kuat,” ungkap Julian sebagai motivasi.

(Perspektif/Tasya & Allyza)