Darussalam – Tim Ekpedisi Inong METALIK (Mahasiswa Pencinta Alam Dan Lingkungan Hidup) Fakultas Ekonomi Dan Bisinis(FEB) Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil mencapai puncak tertinggi Burni Arul Relem Pilar S215 dengan ketinggian 2019 meter di permukaan laut (MDPL) di kabupaten Gayo Lues.
Ekspedisi ini di dominasi oleh kaum hawa dengan tim berjumlah 8 orang diantaranya 5 perempuan dan 3 lelaki hanya membutuhkan waktu 5 hari untuk mencapai puncak pada Jumat, tanggal 03 September 2021 pukul 11:05 WIB. Burni Arul Relem merupakan salah satu puncak yang belum terjamah oleh pengiat alam bebas.
Berikut nama-nama tim Ekpedisi Inong Metalik adalah Putri Balqis ( ketua tim), Rida Wahyuni (Navigator), Nurfadhilla (Jurnalistik), Naizatul Asifa (Logistik), Fitri Wahyuni ( P3K dan Rambu), Ziyan Maulana ( Penebas Umum 1), Nur wais Al-qoini ( Penebas umum 2), dan Fiki Ramadana ( Co Navigator). Mereka merekrut 3 lelaki untuk kepentingan teknis logistik selama di perjalanan yang merupakan anggota METALIK sendiri.
Putri balqis sebagai ketua tim menyebutkan bahwa tim meninggalkan Banda Aceh pada tanggal 27 Agustus dan memulai perjalanan dari desa Pepelah, Kec Pining, Kab Gayo Lues sebagai pintu rimba hari minggu 29 Agustus 2021 dengan kondisi tim yang sehat.
Sebelumnya membutuhkan waktu 3 bulan lebih untuk mempersiapkan baik dari segi kegiatan maupun jasmani dan rohani tim hingga teknis pendakian dipimpin oleh perempuan Metalik. Selama diperjalanan tim banyak menemukan keragaman hayati gunung yang belum di sentuh oleh manusia dan mendengar nyanyian alam yang merdu saling bersautan. Tim juga tak didukung oleh suasana yang hampir setiap malam disambut oleh hujan dan dingin malam.
Selain itu mereka juga melakukan penelitian tentang pengaruh hutan adat terhadap perekonomian masyarakat untuk melihat sejauh mana masyarakat mendayagunakan hasil hutan non kayu secara berkelanjutan. Selanjutnya pasca penelitian dan pendakian, tim akan melaporkan hasil dalam bentuk seminar, foto esai, laporan penelitian dan laporan pendakian.
Ekspedisi ini sangat diharapkan bahwa tak ada perbandingan gender selama melakukan pendakian dan menjadi contoh untuk bagi perempuan-perempuan yang ingin menyalurkan minta dan bakat mereka dalam pendakian.
*Rilis dari UKM Metalik