Darussalam – Universitas Syiah Kuala (USK) meraih sertifikasi ISO (International Organization for Standardization) 9001:2015 yang diaudit oleh PT. Decra Grup Indonesia. Penghargaan ini diberikan khusus kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Syiah Kuala (LPPM USK) yang telah berhasil menerapkan standarisasi dan sistem manajemen mutu pelayanan perguruan tinggi.
Ekspektasi tak seindah realita, karena di sini kita tidak hanya berbicara tentang kuantitas fasilitas yang diberikan tetapi juga berbicara pada kualitasnya. Masih banyak fasilitas yang belum terpenuhi dan kurang layak di USK. Terutama di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB USK). Banyak mahasiswa yang merasakan kesulitan di dalam kampus, hal ini dirasakan oleh salah satu mahasiswa FEB USK
Beberapa mahasiswa dari FEB USK mengutarakan keluhannya akan fasilitas kampus yang kurang memadai. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai masalah mulai dari atap yang bocor ketika hujan, Air Conditioner (AC) yang rusak, kurangnya tempat untuk berdiskusi antar mahasiswa di lingkungan kampus, kurangnya pemaksimalan fungsi pagar di bagian D3 hingga tidak adanya akses mahasiswa untuk penggunaan lift. Penggunaan lift pada gedung Ekonomi Pembangunan (EKP) hanya diperuntukkan bagi dosen dan tidak memberikan akses bagi mahasiswa. Hal ini tentu saja menguras energi mahasiswa untuk menuju ruang kelas yang berada di lantai 3.
Selain fasilitas kampus yang masih belum maksimal, tampilan gedung pada FEB USK ini turut menjadi kegelisahan para mahasiswa
”Saya melihat banyaknya gedung yang sudah pudar dan tidak nyaman untuk dipandang. Contohnya gedung EKP yang warnanya sudah memudar dan seharusnya di cat ulang oleh FEB USK,” ujar salah satu mahasiswa FEB USK.
Selanjutnya, keluhan terkait fasilitas yang tak kunjung diperbaiki tidak hanya dirasakan dalam lingkup fakultas, namun juga universitas. Hal ini dirasakan oleh salah satu mahasiswa FEB USK yang mengeluhkan ketidaklayakan dari Gedung Ruang Kuliah Umum (RKU).
”RKU yang bagus hanya terdapat padabeberapa RKU saja sedangkan RKU lainnya sudah tidak layak sebagai aktivitas pembelajaran mahasiswa,” lanjutnya.
Terlepas dari beberapa keluhan mahasiswa FEB USK, beberapa mahasiswa lainnya merasa puas terkait fasilitas kampus di USK. Salah satunya adalah karena perpustakaan USK sendiri yang bagus dan nyaman digunakan untuk aktivitas pembelajaran dan diskusi kelompok. Tetapi, sudah sepantasnya mahasiswa mendapatkan haknya dikarenakan para mahasiswa telah membayar kewajibannya yaitu Uang Kuliah Tunggal (UKT). Pihak kampus seharusnya melakukan pengecekan secara berkala dan memperbaiki fasilitas yang ada di kampus. Bahkan pembangunan atau pembaruan ruang kelas saja minim dilakukan. Karena kenyamanan mahasiswa dalam pembelajaran itu tergantung dalam fasilitas yang diberikan. Ketika kampus telah memperbaiki fasilitas maka mahasiswa juga seharusnya menjaga fasilitas tersebut dengan baik. Karena menjaga dan merawat fasilitas bukan hanya kewajiban pihak kampus tetapi kewajiban kita bersama
(Perspektif/Nadira Saksia)
Editor: Astri