Darussalam – Kabarnya biaya UKT bakalan naik, apa kabar kita yang masih jadi beban orang tua?
Masih dalam suasana Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada tanggal 2 Mei 2021, kini mahasiswa kembali menyuarakan aspirasinya. Mahasiswa dinilai sebagai sosok yang mampu memperjuangkan demokrasi agar terus berjalan. Usia muda patut dimanfaatkan mahasiswa untuk terus berpikir idealis hingga mencapai level intelektual yang tinggi. Sebagai kalangan terpelajar, mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) melakukan “Seruan Aksi Damai” yang diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai fakultas.
Aksi ini dinilai dapat menjadi wadah dalam menyampaikan harapan serta mempertanyakan hal-hal yang menjadi keresahan mahasiswa. Kurang lebih sekitar 700 mahasiswa dan/atau calon mahasiswa menyampaikan aspirasinya melalui Kesma Link yang disediakan oleh BEM USK. Lalu apa saja yang patut dibincangkan?
Beberapa poin yang menjadi biang masalah yaitu, UKT yang tak kunjung menurun meskipun perkuliahan daring, fasilitas yang disediakan tidak sebanding dengan UKT yang terus melonjak naik, mahasiswa angkatan 21 resah akan UKT yang tinggi, dan mahasiswa tidak dilibatkan dalam berbagai kebijakan yang berdampak langsung terhadap mahasiswa.
Tentu mahasiswa merasa kecewa dengan adanya kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak masuk akal ini. Pasalnya bukan sedikit keluarga mahasiswa yang perekonomiannya merugi akibat pandemi, bahkan beberapa kepala keluarga ada yang harus membiayai lebih dari satu tanggungan perkuliahan. Pertanyaan ini terus terngiang di kepala, sebetulnya apa saja yang selama ini sudah dilakukan para pemegang kekuasaan?
“Aksi ini merupakan salah satu refleksi Hardiknas. Yang ingin dituju adalah ruang komunikasi antar pihak pemangku kebijakan dengan pihak mahasiswa yang diwakilkan oleh BEM fakultas dan BEM USK. Hari ini banyak problematika-problematika dari kampus kita tercinta ini yang masih belum beres, masih banyak info-info yang belum diketahui. Maka dari itu, BEM USK mengajak kawan-kawan dari BEM fakultas untuk ikut bersama untuk berkomunikasi dengan pihak rektorat.” Ujar Fikrah Aulia selaku Ketua BEM USK 2021.
Selain menekankan permasalahan UKT yang meningkat, BEM USK beserta mahasiswa lain juga ingin adanya keterbukaan dalam hal kebijakan, seperti mahasiswa dapat melayangkan opini terkait kebijakan yang menyangkut mahasiswa sebelum kebijakan tersebut sah dan diberlakukan. Mahasiswa merasa perlu ada suara dari pihak mereka agar kedepannya tidak terjadi hal seperti ini kembali.
Seperti penjelasan oleh Ketua BEM FEB, Arief Ramadhan bahwa para mahasiswa menilai kita pantas untuk dilibatkan dalam beropini atau berpendapat bukan hanya mahasiswa diberitahu tentang aturan yang sudah disahkan. Alangkah lebih baiknya, kebijakan masih dalam bentuk draft, mahasiswa pun ikut mengkaji.
“Harapan kedepannya semoga pihak rektorat memberikan keringanan atau solusi kepada mahasiswa perihal UKT. Dikarenakan dengan kondisi ekonomi yang sulit selama pandemi, pihak universitas seharusnya memberi pengertian yang lebih kepada mahasiswa dan kedepannya kita para mahasiswa ingin turut disertakan dalam kebijakan yang berdampak langsung pada mahasiswa USK,” Ungkapan harapan dari Ketua BEM FEB.
Untuk itu, permasalahan ini perlu pentingnya komunikasi yang baik. Pengurangan biaya UKT mahasiswa dapat diberlakukan, jangan sampai ada mahasiswa yang menyerah akan pendidikan hanya karena tidak mampu membayar UKT yang mahal. Satu orang mahasiswa adalah aset negara yang bernilai, maka sepatutnya perlu dijaga. (Satia,Cyn/Perspektif)
Editor : Jannah