Berita

Eksistensi Radio Citis FM di Era konvergensi

×

Eksistensi Radio Citis FM di Era konvergensi

Sebarkan artikel ini

Tidak dapat dipungkiri bahwa di era digital ini, kehidupan kita sebagai manusia tidak lepas dari intervensi media massa. Radio, sebagai salah satu media massa elektronik, tentunya memenuhi salah satu peran penting media massa yaitu sebagai sumber dominan bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial (McQuail, 1987). Sehingga, radio yang pada awal mulanya berupa sistem yang diciptakan untuk kepentingan transmisi dan penerimaan yang merupakan proses abstrak dengan batasan isi yang sangat terbatas atau bahkan sama sekali tidak ada (Williams 1975), kini dengan perannya sebagai media massa dapat menjadi alat pelayanan yang memberikan sumbangan terhadap kehidupan sosial.

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis telah mendatangi salah satu radio terkenal yaitu PT Radio Citra Multi Swara atau dengan nama siaran Citis FM, radio ini beralamatkan di Jl. Merdeka Timur Lr. Amal Gg.Baru No 45 Alue Awe, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh. Radio yang di-CEOkan oleh Bapak Hasbi dan kemudian dikelola oleh seorang manajer, bernama Kak Nidar. Kini tercatat telah memiliki 10 karyawan, yang menariknya semua berasal dari kaum hawa. Menurut sang manajer alasan dirinya hanya menerima karyawan wanita karena lebih mudah diatur dan dapat berkomunikasi lebih luwes.

Kak Nidar mengungkapkan beberapa hal yang telah dialami dalam perjalanan mengembangkan radio seperti tantangan periklanan hinga bonus rezeki yang melimpah. Terkadang dana masuk dapat menjadi tabungan simpanan untuk konsumsi beberapa bulan kedepan. Beberapa fakta menarik lainnya yang ditemukan penulis dalam kunjungan ke Radio Citis FM adalah:

Bangunan yang sederhana

Citis FM memang radio dengan rancangan bangunan yang sederhana, sang manajer dulunya tidak berani menerima tamu atau kunjungan dikarenakan tempatnya yang tidak terlalu leluasa, namun dalam sebuah industri penyiaran radio yang terpenting bukanlah bangunan melainkan alat-alat penyiaran dan cara meningkatkan kredibilitas.

Target Pendengar

Radio Citis FM memiliki panggilan khas “Hallo Rakan Sebaya” seolah menunjukkan keakraban dengan pendengar setianya. Hal menarik lainnya dapat dilihat dari lagu Aceh yang mendominasi program radio ini. Adapun jadwal dari siaran Radio Citis FM dapat dilihat sebagai berikut:

07.00 -10.00 Citra dengar lagu Aceh

10.00 – 12.00 Citra kenangan dengan program lagu-lagu sendu

12.00 – 17.00 Citra lana sore (program request)

17.00 – 18.00 Lagu-lagu dj

18.00 – 19.00 Lagu-lagu qasidah

19.00 – 22.00 Lagu Aceh, dangdut dan dj

Berita

Radio Citis FM sering membacakan berita dari sumber yang kredibilitasnya tinggi, diantaranya seperti CNN Indonesia, Kompas, dan berbagai sumber terpercaya lainnya. Tak hanya itu, radio ini juga melakukan peliputan langsung yang bekerja sama dengan  sejumlah pihak dan tentunya Radio Citis FM juga mengeluarkan berita yang diproduksi langsung dengan rekaman sendiri.

Produk Iklan

Salah satu cara mempertahankan eksistensi Radio Citis FM adalah memproduksi iklan dengan ciri khas tersendiri, yakni menggunakan Bahasa Aceh dan Bahasa Indonesia yang disampaikan dengan kata-kata menarik. Kebanyakan masyarakat Lhokseumawe dapat membedakan mana iklan yang diproduksi oleh Radio Citis FM atau dari radio lain.

Para Penyiar

Uniknya, para penyiar Radio Citis FM  tidak harus berasal dari jurusan komunikasi, yang terpenting ialah seorang penyiar memiliki keahlian menyampaikan informasi baik berita penting maupun hiburan dengan baik sehingga pendengar mereka merasa nyaman dan bahagia.

Akan tetapi, eksistensi dari radio sendiri sudah mulai terguncang dengan adanya kemudahan dalam akses internet. Apabila radio tidak mampu melakukan gebrakan, inovasi-inovasi ataupun kemampuan adaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, maka eksistensi radio sendiri tidak akan terjamin di masa depan. Lebih lanjut, penulis memberikan solusi yang dapat dipertimbangkan untuk keberlangsungan Radio Citis FM.

Pertama-tama, radio dapat memanfaatkan era konvergensi dengan melakukan pembauran media melalui internet. Alangkah lebih bijak jika keberadaan internet yang menggeser posisi radio dilihat sebagai suatu peluang, bukannya suatu ancaman. Seperti yang kita ketahui, salah satu kelebihan radio dibandingkan media massa yang lain ialah produksi radio tidak terlalu memakan biaya yang besar. Apabila radio hendak melakukan pembauran dengan internet, langkah pertama yang harus disiapkan oleh stasiun radio ialah pembuatan website. Stasiun radio harus berani merogoh kocek agak dalam untuk pembuatan website serta memberi upah bagi pengelola website radio mereka nantinya.

Lantas, apa kegunaan dari website tersebut? Ada dua poin penting yang perlu diperhatikan. Poin pertama ialah pemanfaatan website sebagai salah satu wadah pengarsipan siaran radio setiap harinya (podcasts). Tentu tidak semua pendengar setia radio memiliki kesempatan untuk mendengarkan program kesayangan mereka. Melalui website radio, mereka tetap dapat mendengarkan siaran program yang telah mereka lewatkan di mana saja dan kapan saja. Poin kedua, ialah siaran streaming. Radio memang mampu menjangkau daerah-daerah terpelosok, terlebih radio komunitas yang muncul dari lokasi-lokasi tertentu. Akan tetapi, apabila pendengar setia tidak sedang berada di kediaman mereka (seperti sedang perjalanan ke luar kota, luar pulau, atau ke luar negeri), mereka tentunya tidak dapat mendengarkan program radio favorit dari radio di daerah asal mereka. Melalui website dan fitur siaran streaming, pendengar masih dapat memanfaatkan internet untuk mendengarkan siaran program radio dari daerah asal mereka sekalipun berada di luar wilayah tersebut. Tidak hanya itu, dua poin penting pemanfaatan website di atas justru dapat menggaet pendengar-pendengar baru dari luar wilayah radio asal berada. Radio akan semakin dikenal tidak hanya di wilayah asalnya, tetapi juga oleh masyarakat di luar daerah tersebut.

Sama halnya dengan radio komunitas. Radio ini dianggap sebagai wadah untuk menjawab dan menyentuh kebutuhan masyarakat sesuai dengan kelokalannya, maka dari itu, website radio harus menyertakan akun-akun sosial media. Selain itu, salah satu manfaat dari adanya internet ialah interaktivitas antara perusahaan dan masyarakat serta arus feedback yang cepat dari masyarakat sehingga kita perlu menyediakan kolom diskusi ataupun komentar.

Nantinya, apabila website dari radio tersebut mendapatkan feedback positif dari masyarakat, maka tahap selanjutnya ialah membuat aplikasi radio online yang dapat diunduh melalui google play atau apple store. Aplikasi ini akan memudahkan pendengar untuk mengakses website radio dengan tampilan yang user-friendly. Tidak hanya dengan membuat website dan aplikasi, teknologi radio dapat bertransformasi menjadi siaran streaming yang juga menampilkan visual dari penyiarnya. Hal ini sudah diterapkan di beberapa website radio, sebut saja siaranku (www.siaranku.com). Jadi, tidak hanya memberikan informasi secara auditori, dengan konvergensi media radio turut mampu menampilkan informasi secara audio visual.

Penjabaran di atas menunjukkan bahwa sekalipun internet dapat meredupkan popularitas radio, tetapi radio bisa memanfaatkan peluang tersebut dengan berkonvergensi bersama media yang lain tanpa menghilangkan ciri khas dari radio itu sendiri. Adaptasi tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat atas budaya efisiensi dan mobilitas tinggi yang kini menjadi populer di Indonesia. Lantas, apakah ada cara lain selain pemanfaatan internet di era konvergensi? Tentunya, radio dapat mempertahankan eksistensinya dengan mensposori dan menjadi media partner acara-acara yang diselenggarakan masyarakat. Bahkan, stasiun radio dapat membuat agenda offline tahunan bertemakan budaya populer tertentu di kalangan masyarakat. Sebagai contoh, radio dapat mengadakan acara jamming musik Aceh bagi kalangan pecinta musik-musik lokal  yang masih digandrungi kalangan muda di Indonesia.

Bagi kawan-kawan yang berminat dengan program unggulannya Radio Citis FM dapat mengunjungi frekuensi 94,4 MHz Lhokseumawe, Aceh. Semoga sobat Perspektif terhibur dengan program-program unggulannya.

(Perspektif/ Ula, Harris)