Darussalam – Millennials Empowerment, suatu komunitas yang mendukung aksi pembangunan berkelanjutan kembali mengorbitkan ekspedisinya melalui agenda besar yaitu Educamp #5. Kali ini, kegiatan pengabdian Educamp #5 diluncurkan ke luar Provinsi Aceh tepatnya di Desa Wisata Kubu Gadang, Kota Padang Panjang, Sumatra Barat. Kegiatan yang diadakan pada tanggal 10-15 Januari 2024 ini menggaet topik tentang kebudayaan dengan tema “Eksplorasi Budaya ke Tanah Buya Hamka: Telusuri Kultur, Wujudkan Generasi Makmur.”
Berbeda dari sebelumnya, Educamp #5 mengangkat empat isu utama dengan membawa pengaruh kultur setempat. Empat isu tersebut diantaranya yaitu kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan pariwisata ekonomi kreatif (parekraf). Isu-isu ini tentunya sesuai dengan poin-poin SDGs atau tujuan pembangunan berkelanjutan tepatnya pada poin nomor 3, 4, dan 8.
Petualangan dimulai saat Tim Educamp #5 disambut dengan hangat dan meriah oleh masyarakat Desa Wisata Kubu Gadang dengan menampilkan atraksi silek dan pemasangan deta kepada perwakilan delegasi sebagai bentuk simbolisasi. Setelah penyambutan, Tim Educamp #5 kemudian diarak beramai-ramai menuju balai desa untuk menuju pembukaan kegiatan secara resmi yang turut dihadiri oleh Angku Datuk Sati selaku pemangku adat Desa Wisata Kubu Gadang, Bapak Akbar Syah S.H selaku Lurah Kecamatan Ekor Lubuk dan segenap Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Kubu Gadang.
Para delegasi Educamp #5 memiliki latar belakang domisili yang berbeda-beda, mulai dari Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, hingga Jawa. Dengan berbagai macam latar belakang tersebut tidak menggoyahkan kekompakan delegasi sedikit pun. Muda-mudi dari penjuru belahan Indonesia ini tampak sangat antusias dan semangat dalam memberikan kontribusi dan inovasi program kerjanya pada Desa Wisata Kubu Gadang. Dimulai dari divisi lingkungan yang melakukan program pelatihan pembuatan paper soap dan penyuluhan gerakan konservasi tirtha air (gevathirta) kepada siswa/i SMPN 3 Padang Panjang. Lalu dilanjutkan dengan penyuluhan home visit terkait pembuatan hair tonic dari abu jerami kepada ibu-ibu di Desa Wisata Kubu Gadang. Sementara itu, divisi parekraf mengadakan program workshop pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah serta memberikan sosialisasi branding desa bersama masyarakat Desa Wisata Kubu Gadang. Pada divisi kesehatan, terdapat program penyuluhan hipertensi dan medical check up gratis bagi masyarakat setempat. Para delegasi juga ikut terjun ke SDN 06 Ekor Lubuk untuk memberikan beberapa penyuluhan dan sosialisasi seperti divisi kesehatan yang melaksanakan program penyuluhan tumbuh kembang dan proteksi diri pada anak. Selain itu, ada divisi pendidikan yang mengadakan program belajar sambil bermain untuk anak-anak dengan tujuan untuk mengasah kognitif peserta didik dalam berekspresi dan berimajinasi serta melakukan bimbingan terkait minat, bakat dan harapan peserta didik yang akan merujuk pada proses pemilihan cita-cita pada anak.
Dalam melaksanakan agendanya, kegiatan Educamp #5 juga turut didukung dan dibantu oleh Tim Pokdarwis Desa Wisata Kubu Gadang. Setelah beberapa hari melaksanakan program kerja di desa, delegasi Educamp #5 kemudian diajak untuk mengenal lebih dalam kebudayaan dari Desa Wisata Kubu Gadang melalui agenda wisata edukasi yang diadakan oleh tim Pokdarwis. Wisata edukasi diawali dengan makan pagi bersama di balai desa lalu dilanjutkan dengan belajar memasak onde-onde bersama. Onde-onde ini menjadi santapan ringan orang Minangkabau yang biasanya orang luar lebih mengenalnya dengan sebutan klepon.
Keseruan wisata edukasi kemudian disusul dengan mempelajari gerakan silek pada tradisi randai yang merupakan kebudayaan khas Desa Wisata Kubu Gadang. Para delegasi juga ikut mencoba alat musik daerah yang berasal dari Pariaman yaitu tambua dan tasa. Alat musik inilah yang biasanya digunakan untuk mengiringi tarian silek lanyah di Desa Wisata Kubu Gadang. Ritme syahdu dan dentuman keras dari setiap pukulan gendang semakin memeriahkan suasana wisata edukasi. Tampak para delegasi menikmati setiap alunan yang dihasilkan dari berbagai macam alat musik tersebut. Tak berhenti sampai disana, para delegasi kemudian diajak untuk belajar menanam padi di sawah dan memainkan permainan tradisional yaitu pacu upiah yang menggunakan pelepah pinang sebagai media untuk bermain di atas lumpur. Tawa peserta semakin pecah saat mereka beramai-ramai saling berkompetisi untuk memenangkan permainan tersebut, dengan percikan lumpur yang menghiasi wajah dan tubuh peserta.
Di siang harinya, para delegasi disuguhkan makan siang dengan menu hidangan spesial yaitu Nasi Kabaka. Kuliner khas Desa Wisata Kubu Gadang ini dibungkus secara padat dengan daun pisang dan lauk pauk yang berada di tengah lapisan nasi tersebut. Nasi ini dapat bertahan hingga 10 jam lamanya, sehingga cocok untuk dijadikan bekal dalam perjalanan jauh. Kegiatan kemudian diakhiri dengan acara penutupan Educamp #5 di Desa Wisata Kubu Gadang. Acara dilangsungkan di balai desa dengan dihadiri oleh Tim Pokdarwis serta delegasi yang mengenakan pakaian dan aksesoris adat dari daerah masing-masing. Penutupan berjalan khidmat dengan melakukan salam perpisahan pada Tim Pokdarwis dan segenap masyarakat Desa Wisata Kubu Gadang. Tak lupa pula para delegasi kembali disajikan makan malam bersama yaitu makan bagadang bersama Angku Datuk Sati selaku pemuka adat.
“Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan karena saya diberi kesempatan untuk bisa mengembangkan diri melalui kegiatan Educamp #5. Senang rasanya bisa mengisi waktu dengan hal-hal positif lalu diberikan wadah untuk berkreasi dan menambah relasi. Saya bersyukur setiap program dapat berjalan dengan sukses dan diterima dengan baik oleh masyarakat Desa Wisata Kubu Gadang,” ungkap Natassya Chania Putri, Best Delegasi Educamp #5.
Berhari-hari mengeksekusi aksi di desa, tibalah saatnya untuk berkelana menuju Kabupaten Agam dan Bukittinggi mengunjungi berbagai macam destinasi menarik diantaranya Puncak Taruko, Taman Wisata Panorama Baru, Jam Gadang, Lawang Park dan Tempat Manggilang Tabu. Serasa memanjakan mata, seluruh peserta terpukau takjub melihat keindahan bentang alam pada setiap destinasinya. Jepretan kamera menjadi saksi bisu bahwa insan-insan pembawa perubahan pernah meninggalkan jejaknya ke beberapa sudut Sumatra Barat. Kenangan manis semakin mengikat batin peserta kala dimulainya puncak malam keakraban dengan mengelilingi api unggun di Lawang Park yang memamerkan langsung keelokan Danau Maninjau. Udara sejuk malam nan menusuk tak sedikit pun membekukan kehangatan yang dirasakan setiap delegasi satu sama lain.
“Perjalanan ini bukan sekedar pertemuan semata. Ini adalah suatu bentuk kepedulian muda-mudi bangsa dalam melestarikan kebudayaan dan membangun perubahan ke arah yang lebih baik. Melalui Educamp #5, kita berharap dapat membawa pengaruh positif dan dampak baik yang berkelanjutan bagi desa. Dari sinilah kita dapat ruang untuk belajar, memberikan panggung untuk setiap anak muda menginovasikan ide dan aksi nyata untuk terus bertumbuh ke depannya. Semoga ini bukan menjadi pertama dan terakhir kalinya kegiatan Educamp dapat menjajaki ke luar Aceh,” ujar Raihan Ardhelia Putri selaku Project Leader Educamp #5.
Gairah dan semangat pengabdi untuk negeri berhenti sejenak di lembaran kali ini. Educamp #5 telah mengukir banyak relief kehidupan, menyampaikan sejuta makna dan menagih kerinduan. Wajah-wajah kebanggaan kini pulang melanjutkan skema kesibukannya masing-masing, meninggalkan memori dan sejarah baru yang dapat diceritakan sewaktu-waktu. Seperti tradisi lumrah yang selalu dilakukan, para delegasi saling berjabat tangan dan berpelukan, tersenyum bangga atas seruan takdir yang telah mempertemukan. Kegiatan Educamp #5 dari Millennials Empowerment akhirnya dinyatakan selesai dengan saling melemparkan doa untuk perjalanan pulang seraya bersyukur atas kesuksesan kegiatan.
“Kita hanya akan dipertemukan dengan apa-apa yang kita cari.” – Buya Hamka
Press Release : Millennials Empowerment
Editor : Nyak Shafika Ray