Berita

Kemendikbud Rancang Skenario Kuliah Online Sampai Akhir 2020

×

Kemendikbud Rancang Skenario Kuliah Online Sampai Akhir 2020

Sebarkan artikel ini

Darussalam – Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini pandemi virus corona masih belum juga mereda. Wabah yang seakan menghentikan segala kegiatan manusia ini belum dapat dipastikan kapan akan berakhir. Wabah Covid-19 ini telah menimbulkan dampak yang cukup besar pada berbagai aspek kehidupan manusia. Tak terkecuali pada dunia pendidikan, dengan adanya pandemi terhitung segala aktivitas pembelajaran harus dialihkan. Belajar dari rumah (BDR) yang diajukan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merupakan cara agar kegiatan pembelajaran tetap berlangsung meski virus corona masih mewabah. Sementara pada dunia perkuliahan lebih dikenal dengan kuliah dalam jaringan (daring) yang sudah dijalani para mahasiswa beberapa bulan terakhir.

Kemendikbud kini telah mempersiapkan skenario untuk keberlangsungan pendidikan. Skenario tersebut direncanakan untuk mengantisipasi kemungkinan wabah virus corona apabila berlangsung hingga akhir tahun 2020. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono menyampaikan setidaknya ada 3 skenario yang telah dipersiapkan.

“Skenario pertama adalah skenario optimis, yakni sekolah dibuka kembali akhir bulan Juli atau pertengahan Agustus,” jelas Agus saat memimpin Rapat Koordinasi persiapan masuk kembali sekolah melalui telekonfrensi di Jakarta pada Jumat (01/04/2020)

Sedangkan skenario kedua adalah skenario pesimis apabila pandemi Covid-19 berakhir pada akhir tahun 2020, pembelajaran melalui daring dengan fokus ke daerah yang tidak mendapat akses listrik dan internet melalui kerja sama evaluasi jaringan TVRI untuk menjangkau sekolah yang tidak terdapat listrik. Skenario ketiga yaitu apakah dimungkinkan mengubah awal tahun pembelajaran baru pada awal Januari 2021.

“Laporan Bapak Menko kepada Bapak Presiden adalah pembelajaran pada semester ini belum dapat dibuka kembali,” ungkap Agus menjelaskan.

Mengacu pada arahan Presiden Jokowi, jika kemungkinan membuka kembali layanan pendidikan maka tetap harus menjalankan protokol kesehatan demi pencegahan Covid-19. Selain itu perlu mendata sekolah yang tidak dapat menjangkau internet untuk dilaporkan ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo). Nantinya, Kominfo agar dapat memastikan Ring Palapa yang telah dibangun mampu menjangkau 46 ribu satuan pendidikan yang belum memiliki akses jaringan internet dan listrik. Seperti yang kita ketahui, bahkan salah satu mahasiswa asal Sulawasi Selatan, Makassar meninggal setelah jatuh dari masjid dua lantai di kota asalnya Sinjai saat mencari koneksi internet. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah sedang mencari upaya untuk menanggulanginya.

Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah strategi belajar di rumah, menurut Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo, sudah tepat, setidaknya dari sisi kesehatan. Namun untuk efektivitas pembelajaran, ia menilai perlu ada yang dipersiapkan sekolah dan guru-guru. Menurutnya guru harus proaktif dan kreatif agar bisa menggelar kegiatan belajar-mengajar sama efektifnya dengan tatap muka.

“Strateginya harus dipetakan oleh Bapak dan Ibu guru. Maka itulah yang kemudian diserahkan dalam bentuk soal saja, dari hasil pengamatan itu artinya untuk mengejar target kurikulum. Ini adalah home learning yang selama ini ada di dalam kelas reguler karena kondisi darurat,” terang dia.

Tak sampai disitu, masalah lain yang perlu diperhatikan adalah para siswa juga akan mengalami kesulitan untuk melakukan konsultasi dengan guru terutama untuk pelajaran yang dianggap membutuhkan penjelasan dan pemahaman yang lebih mendalam, misalnya matematika.

Salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyebutkan bahwa kuliah online agak kurang efektif. Karena tidak bisa bertatap muka langsung dengan sang dosen. Ada pula mahasiswa lain yang menyebutkan rindu akan kampus nya.

Tak sedikit pula mahasiswa yang kecewa dengan kebijakan ini. Banyak dari mahasiswa yang tidak aktif dalam perkuliahan online, hanya melakukan absen saja. Lalu tidak ikut bergabung dalam forum yang diskusi yang di buka oleh dosen. Tetapi, mereka berharap agar virus covid-19 ini akan segera berakhir supaya tetap dapat melanjutkan kuliah secara langsung atau offline.

Jadi, apa pendapat kamu mengenai Kebijakan Kuliah Online yang akan di perpanjang sampai akhir 2020?

Ohya, untuk kamu yang tetap harus wajib untuk datang ke sekolah/kampus/kantor sebaiknya tidak menggunakan sarana kendaraan umum ya, supaya dapat memutus rantai penyebaran Virus Covid-19. (Dhanty & Dwik / Perspektif)

Editor : Jamaludin Darma