Darusssalam – E-learning merupakan sistem pembelajaran elektronik di bidang pendidikan berupa website yang dapat di akses di mana saja. Metode pembelajaran menggunakan e-learning bukanlah suatu hal yang baru, banyak perguruan tinggi di Indonesia telah menjadikan e-learning sebagai salah satu alternatif media pembantu belajar yang efektif dan efisien untuk mahasiswa. Universitas Syiah Kuala (USK) menjadi salah satu yang menggunakan e-learning sebagai media pembantu belajar. Namun, masih banyak dosen yang kurang memanfaatkannya, hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah dan hambatan dalam proses belajar mengajar.
“Mengakses materi-materi dan tugas memang dapat di akses dengan mudah melalui e-learning, tetapi ini dapat menjadi lebih baik jika mahasiswa juga mau mengakses dan membuka e-learning untuk melihat materi-materi dan tugas yang telah diberikan,” ucap salah satu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB USK).
Memberikan materi-materi dan tugas melalui e-learning bukanlah hal yang sulit bagi dosen untuk mengaksesnya dan hal tersebut juga perlu didukung oleh mahasiswa. Mahasiswa haruslah membuka materi-materi yang telah diberikan melaui e-learning agar materi yang telah diunggah oleh dosen tidak sia-sia.
Adapun masalah utama dalam kurangnya pemanfaatan e-learning dari sisi dosen adalah kurangnya pemahaman dan keterampilan teknologi. Sebagian besar dosen terbiasa dengan pembelajaran yang manual dengan mengumpulkan tugas perkuliahan secara langsung sehingga mereka kesulitan untuk memanfaatkan e-learning secara optimal dan menyebabkan kurangnya efektivitas dan efisiensi proses permbelajaran.
Melihat dari sisi mahasiswa, metode pembelajaran menggunakan media e-learning memang membantu proses belajar. Mereka mengatakan bahwa kebanyakan dosen yang menggunakan media ini sudah mengakses materi secara sistematis berdasarkan jadwal kuliah. Berbeda dengan media lainnya di mana mahasiswa harus mengabari dosen untuk mengirimkan modul atau bahan materi yang akan diajarkan maupun yang telah diajarkan. Tidak hanya itu para mahasiswa pun dapat melihat profil dosen melalui e-learning. Namun, setiap kelebihan pasti ada kekurangannya begitupula e-learning.
Meskipun membantu dalam kegiatan pembelajaran, media e-learning juga dianggap kurang efisien. Kadang kala saat mahasiswa ingin mengakses materi yang telah diberikan oleh dosen atau bahkan tugas melalui e-learning sering terjadi error pada sistem. Belum lagi langkah-langkah dalam mengakses e-learning yang dianggap “meribetkan diri” sehingga mereka lebih memilih menggunakan via grup WhatsApp.
“Iya, e-learning kadang suka error, belum lagi kalau jaringannya kurang bagus lumayan makan waktu untuk mengaksesnya. Langkah-langkahnya juga lumayan lebih banyak saat log in e-learning daripada grup WhatsApp yang tinggal masuk dan bisa langsung melihat tugas atau semacamnya,” ucap salah satu mahasiswa FEB USK.
Masalah teknis seperti koneksi internet yang tidak stabil dan perangkat yang kurang memadai sering sekali menjadi alasan hambatan dalam penggunaan e-learning oleh dosen dan mahasiswa. Dosen dan mahasiswa harus memastikan bahwa koneksi internet yang digunakan lancar dan stabil agar pemanfaatan e–learning berjalan optimal. Dalam mengatasi masalah tersebut USK perlu mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan penggunaan e-learning serta menyediakan perangkat dan koneksi internet yang memadai bagi dosen dan mahasiswa yang menggunakan e-learning sebagai media pembantu belajar. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk memaksimalkan penggunaan e-learning sebagai media pembantu belajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
Media e-learning dapat ditingkatkan keefisiensinya dan keefektifannya dalam pemanfaatannya apabila didukung oleh jaringan internet yang memadai dan juga mahasiswa turut mendukung dosen dalam mengakses e-learning serta senantiasa mengakses materi-materi yang telah diunggah oleh dosen melalui e-learning.
(Perspektif/Cahya&Annisa)
Editor: Astri