Berita

Live Action The Little Mermaid dan Kontroversinya

×

Live Action The Little Mermaid dan Kontroversinya

Sebarkan artikel ini

Darussalam – The Little Mermaid, dongeng populer masa kecil ciptaan Hans Anderson yang juga telah diangkat menjadi film animasi musikal oleh Walt Disney Studios. Mengisahkan seorang putri duyung bernama Ariel yang jatuh cinta pada Eric, pangeran dari bangsa manusia. Cerita ini berlatar tempat di Denmark. Putri Ariel dalam dongeng dan animasinya digambarkan sebagai putri duyung yang berkulit putih dan berambut merah menyala. Sosok putri Ariel dan tokoh-tokoh lain tentunya telah melekat kuat dalam ingatan dan imajinasi kebanyakan orang.

Saat pertama kali Disney merilis trailer dan poster untuk live action (LA) The Little Mermaid, rilisan tersebut menunjukkan Halle Bailey memerankan Ariel, Jonah Hauer-King sebagai Eric, dan Melissa McCarthy sebagai Ursula sang tokoh antagonis cerita tersebut. Lantas hal tersebut menjadi perbincangan hangat lantaran diketahui Disney merubah karakter putri Ariel dalam versi LA, sosok Ariel akan diperankan oleh Halle Bailey yang sejatinya merupakan aktris berkulit hitam eksotis, berkebalikan dengan sosok Ariel dalam versi animasi. Agaknya Disney ingin mewujudkan diversity dan representasi terhadap orang kulit hitam. Hal inilah yang menjadi perbincangan pelik, lantaran sebagian orang merasa Disney tak menempatkan penerapan diversity pada tempat yang tepat. Penggemar putri-putri dari dunia Disney tentunya berekspektasi Ariel akan selaras dengan perwujudan karakter dalam animasinya. Berhari-hari hal ini menjadi trending topik dan perdebatan alot di kalangan warganet kala itu.

Orang-orang di internet berpendapat pula jika memang ingin memberikan celah untuk representasi terhadap orang kulit hitam, lantas mengapa dengan cara mengganti karakter Ariel yang asalnya berkulit putih dengan karakter kulit hitam, bukankah itu terkesan seperti blackwashing?. Meski juga tak bisa dituding blackwashing, siapa pula yang tahu pasti ras asli putri duyung bagaimana warna kulitnya, tetapi pula LA ini merupakan realisasi dari dongeng dan animasi yang sudah ada, lantas jika memang berniat menggaungkan diversity mengapa Disney tidak merilis LA Pocahontas, Tiana, atau Moana saja yang memang karakternya berkulit hitam atau menulis kisah karakter baru. Alih-alih The Little Mermaid yang memang sudah tertanam kuat pengambaran karakternya.

Rasa-rasanya perdebatan pro dan kontra ini semakin jauh pembahasan, sebagian merasa ekspektasinya jatuh terhempas lalu kecewa, sebagian mendukung corak perbedaan yang ditunjukkan Disney, dan sebagian entah sadar atau tidak telah mengujarkan rasisme kepada sang pemeran Ariel yang berkulit hitam di sosial media. Sering timbul pertanyaan mengapa hollywood sering menukar karakter alih-alih menciptakan karakter baru yang sesuai.

24 Mei 2023, Film LA The Little Mermaid resmi tayang di seluruh layar lebar di Indonesia dan juga negara lain, nyatanya Disney memang memiliki pasarnya tersendiri. Mengenyampingkan segala kontroversi yang beredar mengenai pemilihan karakter, film ini tetap membuat penasaran banyak orang terlebih penggemar karya Disney.

Ulasan-ulasan dari warganet tak lagi negatif, karena memang Halle Bailey tampil memukau dalam film ini, kemampuan aktingnya tak mengecewakan meski ia pada dasarnya adalah seorang penyanyi, suaranya yang mempesona berhasil menggambarkan sosok Ariel dengan baik, meski visual karakternya tidak serupa. Cinematography, efek Computer-Generated Imagery (CGI) bawah laut yang memanjakan mata serta soundtrack yang memanjakan telinga berhasil Disney tunjukkan seperti karya-karya Disney lainnya. Meski tak dapat ditampik LA ini juga memiliki ulasan yang kurang bagus bagi beberapa orang, toh penilaian setiap manusia itu relatif, terlebih LA ini diperuntukkan untuk anak-anak, maka alur dari dongeng dan animasi tetap dipertahankan dan sedikit ditambah detailnya, juga soundtrack tambahan pada versi LA.

Industri perfilman memang tak ada habisnya menyangkut masalah rasisme, agenda blackwashing, whitewashing, pun dengan agenda netral layaknya diversity yang digaungkan Disney sering menjadi perbincangan hangat. Memilih untuk menonton LA The Little Mermaid ataupun tidak adalah keputusan pribadi setiap orang, memberi ulasan baik maupun tidak juga tak masalah toh penilaian tiap-tiap orang terhadap sebuah karya tentunya berbeda. Hal yang perlu diingat adalah bahwa setiap karya itu berharga, setiap pemeran dalam karya pun berharga, kita sebagai penikmat atau penggemar harus lebih bijak dalam berkomentar, berpendapat, dan kritik. Setiap orang bebas untuk memberikan argumen pribadi masing-masing, namun lagi-lagi kita harus memilih perkataan yang sesuai.

 

(Perspektif/Dinda Syahharani)

Editor: Astri Rahma Deyta