BeritaKampusStraight News

Pelepasan MBKM EKP, Mahasiswa Mengaku Antusias dan Ingin Belajar Lebih Jauh

×

Pelepasan MBKM EKP, Mahasiswa Mengaku Antusias dan Ingin Belajar Lebih Jauh

Sebarkan artikel ini

Darussalam – Prodi Ekonomi Pembangunan (EKP) Universitas Syiah Kuala (USK) sukses menggelar acara pelepasan mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada Senin, 7 Agustus 2023. Ini merupakan tahun ketiga EKP mengikuti program MBKM USK Unggul setelah tahun-tahun sebelumnya mengikuti kebijakan Program MBKM Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). MBKM USK Unggul menawarkan berbagai program yang bisa dipilih mahasiswa sesuai dengan minat mereka.

“Di EKP sendiri itu yang paling banyak diminati adalah program magang, kemudian study independent, dan beberapa ada juga magang campuran dan riset,” ujar Dr. Chenny Seftarita, S.E., M.Si selaku Koordinator Program Studi Ekonomi Pembangunan.

“Kita ada juga beberapa jenis MBKM lainnya yang diinisiasi oleh Kemendikbud seperti misalkan Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), kemudian pertukaran mahasiswa merdeka, itu juga banyak mahasiswa yang ikut,” pungkas Fitriyani S.E., M.Sc selaku Koordinator MBKM Program Studi EKP.

Mahasiswa diberi kesempatan untuk mencari tempat magang sendiri. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa lebih mandiri dan memahami tata cara memasuki dunia kerja secara lebih komprehensif. Namun ada beberapa tempat magang yang diarahkan oleh prodi ke instansi yang sudah memiliki kontrak kerja sama sebelumnya. Untuk waktu MBKM sendiri, prodi memberikan waktu selama 900 jam atau terbilang kurang lebih selama 4 bulan.

Mahasiswa EKP mengaku awalnya tidak tertarik mengikuti program MBKM. Namun setelah disosialisasikan lebih jauh oleh prodi, mereka antusias dan sudah memantapkan hatinya untuk mengikuti program yang dipilih. Beberapa diantara mereka juga mengaku ingin belajar lebih jauh tentang program yang dipilih.

“Datanya bisa kita ikutkan untuk skripsi,” ujar Putri Adinda Azizah yang memilih program MBKM riset.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Erfa Lumanda Sari Pulungan yang memilih program MBKM magang. Ia mengaku ingin mengenal dunia kerja dan membangun relasi lebih jauh.

“Selain MBKM nasional, kita juga ada kegiatan internasionalnya seperti pertukaran Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), kemudian ada International Credit Transfer, Mobility Program, dan lain-lain,” tutur Ibu Chenny menjelaskan dengan antusias banyaknya program yang diikuti oleh mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan USK.

Dalam hal ini, Prodi EKP sangat mendukung karena program MBKM ini sangat menjembatani keadaan di perkuliahan dengan dunia kerja agar mahasiswa terbiasa akan hal tersebut dan juga mahasiswa dapat membangun relasi pekerjaan yang sangat luas, serta menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi mahasiswa.

MBKM sendiri tentunya memiliki benefit yang pasti akan meringankan mahasiswa selama melakukan program ini, salah satunya konversi Satuan Kredit Semester (SKS).

“Kita mengkombinasikan beberapa, nggak total 20 sks ke program magang semua, kita ambil juga 100 jam itu untuk pembinaan desa untuk konversi mata kuliah KKN,” jelas Ibu Chenny menjawab keresahan mahasiswa.

Dalam wawancaranya, Koordinator MBKM EKP Ibu Fitriyani S.E., M.Sc juga menjelaskan lebih jauh terkait konversi KKN yang cukup dipertanyakan kejelasan tolok ukur konversinya oleh mahasiswa. Beliau menegaskan bahwa untuk mata kuliah (MK) KKN itu diambil dari Program Bina Desa. Mahasiswa nanti diharuskan turun ke desa pada saat hari minggu. Hal ini dilakukan agar mahasiswa terbiasa berkomunikasi dengan masyarakat desa dan juga mampu memberikan perubahan yang lebih baik di desa tersebut.

Secara sekilas, jika hanya mengandalkan program MBKM semata mungkin capaian pembelajaran tidaklah sepadan dengan MK yang dikonversi. Namun dalam hal ini prodi EKP turut menegaskan bahwa nantinya mahasiswa akan diberikan tugas tambahan Project Based Learning (PJBL), Case Study dan lainnya guna melengkapi capaian pembelajaran MK yang dikonversi.

Selain itu, sama seperti tahun-tahun sebelumnya MBKM USK Unggul ini menjanjikan insentif menggiurkan bagi mahasiswa yang menuntaskan programnya hingga akhir dibuktikan dengan laporan yang harus di-submit serta logbook yang harus diisi setiap harinya.

Namun, insentif yang ditawarkan ini juga sepadan dengan tanggungjawab yang harus dipenuhi mahasiswa yang kiranya cukup menyita banyak waktu mulai dari Senin hingga Minggu dengan berbagai programnya.

“Itu memang resiko MBKM ya makanya tidak mudah memang untuk mereka ketika memutuskan mengikuti MBKM tapi itulah dunia pekerjaan. Dunia pekerjaan akan secapek itu jadi mahasiswa ini akan terbiasa,” ujar Ibu Fitriyani.

Beliau juga menjelaskan bahwa nantinya dengan MBKM mahasiswa akan lebih mudah melakukan problem solving dan terbiasa berada di bawah tekanan.

Lebih lanjut, Fitriyani juga berharap agar mahasiswa yang hari ini secara resmi dilepas mengikuti programnya masing-masing dapat memberikan citra yang baik di kalangan dunia kerja dengan mitra dan mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya.

“Kita menitipkan anak-anak ini untuk di didik secara maksimal mereka udah siap masuk dalam dunia kerja,” harap Ibu Chenny kepada mitra MBKM EKP.

(Perspektif/Renada & Putri)

Editor : Dinda