BeritaKampusOpini

Pentingnya Layanan Psikologis di Kampus, Sebagai Kontrol Kesehatan Mental Mahasiswa

×

Pentingnya Layanan Psikologis di Kampus, Sebagai Kontrol Kesehatan Mental Mahasiswa

Sebarkan artikel ini
By : The Economic Times.com

Darussalam – Bangku perkuliahan dapat dikatakan sebagai tingkatan akhir dari seseorang untuk terjun ke dalam dunia karir yang diinginkan. Dalam prosesnya, mahasiswa akan mengalami fase quarter life crisis, dimana fase ini akan menimbulkan rasa kecemasan, keraguan, kekhawatiran, ketidakstabilan, hingga merasa kehilangan arah.

Beberapa dekade ini, Indonesia dihebohkan dengan kasus bunuh diri dari kalangan mahasiswa, baik itu mahasiswa semester akhir maupun mahasiswa semester awal. Hal ini dapat terjadi karena rasa kecemasan yang dialaminya tumbuh menjadi gejala-gejala depresi, sehingga berujung ketidaksanggupan dalam menghadapi kenyataan yang kemudian menjerumuskannya untuk melakukan bunuh diri. Secara garis besar, hal ini dipicu oleh krisis keuangan, tekanan dari keluarga yang mengharuskan  untuk mendapatkan IPK tinggi, tekanan akademik, hingga masalah percintaan.

Kampus bukan hanya wadah bagi mahasiswa untuk mengekspresikan kreativitasnya, baik itu di bidang akademik maupun non akademik, namun kampus juga dapat menjadi tempat untuk membantu mahasiswa yang memiliki masalah psikologis dengan cara menyediakan tempat untuk mahasiswa berkonsultasi terkait masalah tersebut.

“Kampus memiliki peran penting dalam masalah tersebut, misalnya dari kampus sendiri dapat menyediakan layanan psikologis untuk mahasiswa agar dapat membantu menghadapi masalah kesehatan mental yang dialami bahkan mencegah masalah tersebut menjadi lebih besar,” ucap Audrey mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Syiah Kuala (USK).

Dalam upaya pencegahan dan penurunan kasus ini, kampus merupakan salah satu pihak yang berperan penting atas kesejahteraan psikologis mahasiswa. Mengapa demikian? Karena kampus merupakan lingkungan tempat mahasiswa menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam proses belajar dan pengembangan diri. Oleh karena itu, sebagai lembaga pendidikan, kampus memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa lingkungannya mendukung kesehatan mental mahasiswa, seperti dengan menyediakan layanan konseling, program kesehatan mental, dan akses informasi dan bimbingan yang relevan. Dengan demikian, kampus tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga sebagai pusat sumber daya bagi mahasiswa untuk mencari pertolongan saat mereka mengalami kesulitan psikologis.

Meskipun stigma terhadap gangguan mental mulai berkurang, masih ada banyak tantangan yang perlu diatasi dalam menyediakan akses yang lebih baik untuk layanan kesehatan mental. Dalam konteks budaya dan sosial Indonesia, banyak faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan mental individu, termasuk tekanan sosial, ketidakmampuan untuk mengakses perawatan yang memadai, dan kurangnya pemahaman tentang masalah ini secara menyeluruh. Oleh karena itu, penting untuk menyadari kompleksitas isu ini dan mencari solusi yang holistik untuk mengatasi krisis kesehatan mental di Indonesia.

Dengan memperhatikan kesejahteraan psikologis mahasiswa tidak hanya membantu mereka dalam mencapai keberhasilan akademik, tetapi juga membantu mereka menjadi individu yang lebih seimbang dan produktif di masyarakat. Oleh karena itu, kampus memiliki tanggung jawab moral dan etis untuk memastikan kesejahteraan psikologis mahasiswanya sebagai bagian integral dari pendidikan mereka.

(Perspektif/ Khairu A & Nabila Anris)

Editor: Cut Meisya Salsabila