BeritaFeaturesInternasional

Perang Rusia dan Ukraina: Dampak Terhadap Ekspor-Impor Indonesia

×

Perang Rusia dan Ukraina: Dampak Terhadap Ekspor-Impor Indonesia

Sebarkan artikel ini
Foto : Kabar24.bisnis.com

Darussalam – Demokrasi, kekuasaan, dan moralitas sudah lama dipertaruhkan antara Rusia dan Ukraina. Meski dahulunya bersatu di dalam gabungan negara Uni Soviet, kini Rusia melakukan penyerangan militer ke Ukraina, salah satu negara tetangganya di sebelah barat daya  sejak tanggal 24 Februari 2022.

Bergerak di dunia yang berglobalisasi, setiap negara adalah pelaku ekonomi yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap perekonomian sesamanya. Meskipun hal ini hanya berlangsung antara beberapa pihak diplomasi, perang Rusia dan Ukraina  memiliki dampak besar terhadap negara Indonesia terutama  pada sektor perekonomiannya. Dua dampak ekonomi utama tersebut adalah turunnya tingkat produktivitas ekonomi dan naiknya harga komoditas.

Tingkat produktivitas ekonomi yang menurun disebabkan oleh terhambatnya kegiatan ekspor-impor dengan Rusia dan Ukraina. Meski pemerintah nasional sudah menegaskan tidak akan memberi sanksi embargo terhadap Rusia, aktivitas ekonomi tetap akan mengalami kendala.

Berdasarkan data  Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendagri) kegiatan ekspor-impor Indonesia dengan Rusia pada tahun lalu mencapai nilai US$2,75 miliar. Namun, kejayaan hubungan perekonomian tersebut akhirnya terganggu lantaran adanya hambatan pada jalur perdagangan. Signifikansi isu ini muncul sebab  Rusia dan Ukraina berkontribusi cukup besar terhadap produksi komoditas secara internasional, terutama di bidang energi, pangan, dan pertanian.

Sebagai contoh, Rusia dan Ukraina memproduksi 29% jumlah dari gandum di dunia. Jika jalur perdagangan antara Indonesia dan negara tersebut terganggu, maka harga pangan seperti roti dan tepung tentu  akan merangkak naik .Tak heran bila harga mie instan pun kemungkinan akan naik ke depannya.

Kendati demikian, tidak hanya gandum, Bahan Bakar Minyak (BBM) pun akan sulit didapatkan. Sebelum terjadi perang, Rusia dapat mengekspor 6,5 juta tong BBM ke setiap pelosok dunia. Namun, dengan kesulitan jalur perdagangan saat ini, jumlah ekspor tidak akan sebanding dengan dahulunya. Hal ini akan berdampak kepada tingginya harga BBM dan menurunnya daya beli masyarakat.

Di saat dunia baru saja merasakan anjloknya perekonomian pasca pandemi Corona virus Disease-19 (Covid-19) sekarang dunia terpaksa harus melalui malapetaka barunya. Namun, jika kondisi diplomatik yang meregangkan antara Rusia dan Ukraina cepat membaik, besar kesempatan bagi pemerintah global untuk memperbaiki kondisi perekonomian dunia termasuk Indonesia dan berkontribusi kembali dalam meningkatkan produktivitas perdagangan. (Annysya & Raiyan)