Darussalam – Dunia Bisnis merupakan hal yang menggiurkan untuk dijamah oleh setiap kalangan, tak terkecuali bagi mahasiswa. Keinginan untuk berwirausaha dan meraup keuntungan di usia muda, tentunya lazim diimpikan oleh setiap individu. Terlebih lagi, jika hal tersebut bisa digapai ketika sedang mengenyam bangku perkuliahan. Menjadi hal yang tak asing lagi, melihat banyaknya mahasiswa yang mulai mencoba mencicipi dunia wirausaha.
Seorang mahasiswa tidak cukup rasanya jika hanya kuliah, belajar, dan berorganisasi saja. Namun, seorang mahasiswa dituntut untuk menjadi lebih kreatif, guna mempersiapkan bekal menuju dunia karir, tidak ada salahnya mahasiswa turut belajar berbisnis. Masa-masa saat perkuliahan, bisa menjadi peluang yang tepat, bagi para mahasiswa untuk memulai sebuah bisnis. Bisa dikatakan, bahwa bisnis bagi mahasiswa bukan sekedar bisnis sampingan, untuk menambah uang saku saja, namun juga sebagai modal pengalaman setelah lulus kuliah nanti.
Seperti halnya dengan yang dilakukan oleh seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis bernama Disyauqii Mardhatillah. Pria kelahiran Meulaboh 28 Juli 1999 ini memiliki hobby berdagang dan mempunyai cita-cita menjadi seorang pengusaha sejak kecil. Saat ini Syauqi, begitu panggilan akrabnya sedang menggeluti bisnis dibidang konveksi.
Dorongan untuk berbisnis ia dapatkan dari lingkungan keluarga yang memang memiliki background wirausahawan, dari hal itulah ia memiliki motivasi untuk turut melakoni dunia wirausaha. Kemampuan berdagang yang ia miliki, telah tertanam sejak ia menginjak sekolah dasar, pada saat itu ia mulai menjual mainan yang ia buat sendiri, lalu ditawarkannya kepada teman-teman sekolahnya. Dan itu merupakan langkah awal bagi ia mengembangan kemampuannya dalam dunia bisnis.
Semakin lama Syauqi berpikir, bahwasanya usaha yang sedang digeluti tidak hanya untuk menambah uang jajan, namun harus dapat membiayai kehidupannya tanpa harus membebani kedua orang tuanya. Oleh karena itu, ia mulai melebarkan sayap bisnisnya dan kian serius menekuni bidang konveksi. Walaupun ia memiliki kesulitan dalam manajemen waktu, antara kuliah dan kesibukan dengan bisnisnya, namun keinginan ia untuk menjalani hal tersebut sangat kuat.
Sebenarnya konveksi bukanlah pilihan bisnis pertama, namun pilihan bisnis yang ingin ia ambil sebenarnya adalah event organizer. Tetapi, karena bisnis ini membutuhkan modal yang besar, dan keterbatasan modal, serta adanya rasa tidak ingin meminjam modal pada pihak lain, mengingat ia ingin mandiri dalam membangun usahanya.
Akhirnya, diputuskanlah untuk menjajal bisnis konveksi sebagai dasar agar dapat menambah modal untuk membuka event organizer. Dalam bisnis konveksi ini, mereka melakukan pembayaran dengan sistem PO. Dari pembayaran yang dilakukan oleh customer, dijadikan modal untuk menjalankan bisnis, dan menurutnya pembayaran dengan sistem PO ini yang menjadikan bisnis ini mudah karna tidak harus bersusah payah meminjam modal pada orang lain. Ia merasa bisnis konveksi itu menjanjikan “ Konveksi ini juga alhamdulilah menguntungkan dan untungnya itu menjanjikan” ujar Syauqi
Omset yang diperoleh dari usaha ini tergantung dengan banyaknya pemesanan barang dari customer, namun bisa dikatakan mencapai 500.000 sampai dengan 4.000.000 perbulan. Bisnis ini sudah berjalan sejak pertengahan tahun 2018 hingga saat ini. Ia memilih bisnis konveksi, karena bisnis ini memberi keuntungan yang pasti dan juga besar, dengan sistem PO yang ia lakukan, maka tidak terlalu memberatkan dibanding dengan bisnis yang lain, dan juga resiko kekurangan modal tidak terjadi.
Berbicara mengenai pahit dan manis dunia bisnis, sejauh ini yang dirasakan oleh Syauqi sendiri lebih cenderung kepada hal yang baik. Kendati demikian, setiap usaha pasti ada kendalanya. Hal ini juga yang menuntut seorang wirausahawan harus berpikir keras untuk meminimalisir hambatan tersebut.
“Karna saat ini kami mengadakan kontrak kerja sama dengan pabrik-pabrik besar, karena progres tidak melalui pengawasan langsung jadi jika terjadi masalah atas pemesanan urusan menjadi rumit” jawabnya tentang hambatan.
“Dunia bisnis keras, terkadang didunia bisnis kawan bisa menjadi lawan karena mungkin karna bisnis yang sama, namun menurut aku rezeki sudah diatur sama Allah. Aku gak bisa cuma mengandalkan akademik” tambahnya.
Keuntungan berbisnis selain dari finansial, juga meningkatkan sosial dan kemampuan intelektual, jika seseorang benar-benar tekun menjalani usaha yang telah dipilih. Tak ayal, banyak hal lain yang dapat dipetik seperti menambah wawasan dan semakin menguatnya tingkat interaksi dengan sesama. Ingin meningkatkan saving, meningkatkan pembukuan kas, dapat membuka toko dalam tahun ini. Semoga harapan untuk membuka event organizer dapat tercapai, dan semoga bisnis yang dijalaninya saat ini sukses merupakan harapan dari Syauqi.
“Usaha itu tidak membatasi diri anda, itu tergantung bagaimana anda mengatur diri sendiri dan jangan pernah puas dengan jajan dari orang tua dan jangan manja akan hal itu” pesannya. (Za, AY)