Darussalam – Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala akan mengikuti reakreditasi di tahun 2022. Sudah 5 tahun menyandang akreditasi B sejak tahun 2017, kini pada tahun 2022 akreditasi EKI FEB akan dinilai kembali kinerjanya.
Penilaian akreditasi ini sebelumnya dilaksanakan oleh BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi), tetapi untuk tahun ini reakreditasi dilaksanakan oleh LAMEMBA (Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen dan Akuntansi). Penginputan semua dokumen yang dibutuhkan untuk penilaian di submit di bulan April atau bulan Juni. Apabila dokumen di submit pada bulan April, maka hasilnya akan keluar pada bulan Juni.
Dokumen yang diperlukan oleh LAMEMBA berbeda dengan dokumen penilaian BAN-PT. Terdapat dua dokumen yang harus di submit, yaitu dokumen kinerja program studi (prodi) dan dokumen evaluasi diri. Dokumen kinerja program studi adalah dokumen yang terkait dengan data prodi yaitu meliputi SDM dan kemahasiswaan. Sedangkan, dokumen evaluasi diri adalah segala dokumen yang terkait dengan penelitian dan pengabdian dosen. Dalam proses persiapan ini, EKI sudah mempersiapkan sekitar 75% dokumen yang dibutuhkan.
Ada beberapa kriteria penilaian untuk akreditasi ini. Dua hal yang akan dinilai oleh pihak assesor, yaitu kinerja prodi dan evaluasi diri. Kriteria penilaian ini termasuk visi misi, tata pengelolaan, sumber daya manusia, kurikulum, keuangan, sarana dan prasarana, dan kinerja. Sedangkan untuk peringkat yang diberikan saat ini berbeda dengan sebelumnya yang menggunakan peringkat A, B, dan C, namun kali ini peringkat yang digunakan yaitu, unggul, baik sekali, baik, dan tidak terakreditasi.
“Jika ditanya target sudah pasti yang kita inginkan adalah peringkat yang tertinggi, karena Fakultas Ekonomi ini adalah fakultas yang sudah lama berdiri, walaupun Prodi Ekonomi Islam sendiri adalah yang termuda yang berada di lingkungan ini. Tetapi saya rasa dari SDM sendiri seperti dosen maupun mahasiwanya sudah banyak menghasilkan karya-karya yang baik dan dari sisi fasilitas pun sudah banyak perkembangan untuk kenyamanan mahasiswanya sendiri,” jelas Muhammad Haris Riyaldi, S.Sos.I., M.Soc.Sc. selaku Ketua Prodi Ekonomi Islam.
Selama 5 tahun sejak penilaian akreditasi terakhir, sudah banyak perkembangan yang dapat kita lihat dari prodi EKI. Pada awalnya, EKI belum memiliki lulusan yang dapat dinilai dalam akreditasi, lalu setelah 5 tahun ke depan sudah banyak memiliki lulusan. Jumlah dosen pun semakin lama semakin bertambah yang awalnya hanya terdapat satu dosen, hingga kini sudah ada 13 orang dosen termasuk pegawai tetap dan honorer. Tidak hanya itu, karya-karya dosen pun sudah banyak dan lebih bagus dari sebelumnya.
Namun, dalam proses persiapan reakreditasi ini masih memiliki kendala. Kendala itu datang dari sumber daya manusia yang masih kurang. Tim ini terdiri dari dosen-dosen muda yang walaupun masih energik, tetapi memiliki pengalaman yang masih sedikit.
“Semoga apa yang sedang dilakukan ini diberi kelancaran walaupun tenaga kerja yang masih kurang. Ke depannya semoga Prodi EKI menjadi yang terkemuka di Indonesia dan dapat mengembangkan sumber daya manusia agar lebih banyak berkontribusi untuk negeri ini,” harap Ketua Prodi Ekonomi Islam.
(Perspektif / Satia & Hariz)