BeritaFeaturesKampus

Tradisi “Unik” Mahasiswa Kampus Kuning Di Kala Ujian

×

Tradisi “Unik” Mahasiswa Kampus Kuning Di Kala Ujian

Sebarkan artikel ini
Foto by Sunshine

Darussalam – Bagi mahasiswa, ujian merupakan moment yang menegangkan. Banyak mahasiswa mendapati berbagai kecemasan dikarenakan khawatir akan nilai yang didapat tak sesuai dengan apa yang diharapkan.  Bagaimana tidak, selama satu semester perkuliahan, kemampuan mahasiswa diuji oleh dua hari saja yaitu hari saat UTS dan UAS, meskipun sebenarnya terdapat cakupan bobot nilai tugas dan kuis, tetapi tetap saja itu bukanlah apa-apa jika nilai UTS maupun UAS sang mahasiswa anjlok.

Perihal nilai, pastilah semua mahasiswa menginginkan nilai yang tinggi, berbagai macam cara pun ditempuh oleh mahasiswa agar berhasil mendapatkan nilai yang diinginkannya. Dan selalu saja terdapat hal atau kebiasaan unik yang terjadi di setiap kampus, tak terkecuali di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah.

Di FEB Unsyiah atau lebih akrab dikenal dengan sebutan kampus kuning ini terdapat sebuah kebiasaan unik disaat menghadapi ujian, baik UTS maupun UAS sekalipun. Sewaktu ujian, terlihat mahasiswa datang lebih awal dan sudah duduk rapi serta tertib sebelum dosen datang. Setelah dosen datang, semua terlihat disiplin dan hening, namun ada satu pemandangan yang sedikit aneh  karena posisi duduk mereka lebih condong bertumpuk ke belakang. Sementara kursi yang berada di posisi depan masih banyak yang kosong.

Apabila diamati, kejadian ini tak hanya berulang satu atau dua kali, namun sudah menjadi tradisi atau kebiasaan mahasiswa FEB. Sebenarnya, ini merupakan kebiasaan yang tidak baik dalam dunia pendidikan kita. Namun pada realitanya, meskipun zaman sudah berubah, kebiasaan seperti itu masih juga dipertahankan.

Kebiasaan pilih- pilih posisi duduk saat ujian merupakan kebiasaan buruk yang sudah sepantasnya mahasiswa hilangkan. Kebiasaan buruk tersebut sebenarnya terus terjadi karena salah persepsi tentang prestasi. Bagi sebagian mahasiswa, tempat duduk di posisi paling depan dianggap sebagai musibah sedangkan duduk di posisi paling belakang memiliki banyak faktor yang dapat menguntungkan mahasiswa.

Posisi apapun saat ujian sebaiknya tidak perlu untuk dipermasalahkan, karena tidak mempengaruhi nilai seorang mahasiswa. Semuanya relatif, berprestasi atau bagus tidaknya indeks prestasi mahasiswa bergantung pada bagaimana usaha dari tiap mahasiswa itu sendiri. Dan juga perlu diingat bahwa  tujuan universitas memberikan pembelajaran adalah untuk menyiapkan lulusan yang siap berkarya di dunia kerja, bukan hanya mengejar IPK saja, kemandirian serta soft skill yang mumpuni merupakan aspek yang sangat penting di dalam diri seorang mahasiswa. (Sunshine & Vanna/Perspektif)