Darussalam – Rabu (5/4) Mahasiswa Ekonomi digegerkan dengan kabar beredarnya SMS penipuan berkedok undangan dengan mencatu nama Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah, Prof Dr Nasir Aziz SE MBA. Diketahui kasus serupa bukan pertama kali terjadi di lingkungan kampus FEB, diketahui target penipuan mengincar Alumni FEB yang baru lulus.
Semenjak terpilih sebagai Dekan baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah, kabar penipuan berkedok Undangan Dekan telah beberapa kali terjadi. Rabu (5/4) , kabar ini menghebohkan salah satu group chat Mahasiswa Akuntansi Ketika salah satu anggota Group, Agam (Nama samaran) mengirimkan sebuah hasil Screenshot yang berisi SMS Penipuan.
Kejadian tersebut bermula ketika Agam mendapat SMS dari nomor 082394803769 mengenai undangan Rakornas pada Rabu (5/4) pukul 7.31 Pagi. Isi dari SMS tersebut berbunyi seperti ini, “Ass..Mlam, ini Bpk Prof.Dr. Nasir, SE . (Dekan FE Unsyiah) hal udg Rakornas : Pgembangan Karir SDM & Orientasi Ms Depan Tuk Kiat Menembus Dunia Kerja di ERA MEA. Kpd YTH : Agam (Nama Samaran) BPK Hrp, Bsa Hadir Tuk Mendampingi PD Tgl. 10-11 April di HTL Ibis JKT. Bgi Pserta Mdpt Akomodasi Rp.5jt Dri KMRISTEKDIKTI”
Sontak anggota group chat tersebut bertanya tentang kebenaran dari isi pesan singkat itu. Namun kabar ini pun segera ditepis oleh Mirna Indriani, SE, M.Si, Ak.(dosen Program Studi Akuntansi-Red) yang juga salah satu anggota group chat tersebut.
“itu tidak benar . Harus sangat hati2 dgn info2 yg demikian.” Timpal beliau menanggapi pertanyaan dari anggota group chat LINE tersebut.
Ternyata, ini bukan kali pertama terjadi di kalangan mahasiswa Ekonomi, bahkan beberapa waktu yang lalu juga pernah terjadi kasus serupa dengan pencatutan nama Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.
Kasus penipuan berkedok pencatutan nama Dekan dan Rektor ini pun menjadi masalah yang harus segera ditangani oleh pihak kampus karena penipu mengincar Alumni Unsyiah yang baru lulus. Hal ini menimbulkan tanda Tanya besar, darimana si penipu mendapatkan identitas korban meliputi data diri dan nomor telepon.
Hal ini perlu ditindak serius oleh pihak kampus dan mencari siapa sebenarnya dalang penipuan ini. Bukan tidak mungkin pelaku mendapat informasi korban dari bocornya database kampus. Namun hingga berita ini diturunkan belum ada penjelasan langsung dari pihak Kampus mengenai kasus ini (Jr/Perspektif)