BeritaOpiniStraight News

Mahasiswa FEB USK Harumkan Nama Kampus di Duta Bahasa Provinsi Aceh 2025

×

Mahasiswa FEB USK Harumkan Nama Kampus di Duta Bahasa Provinsi Aceh 2025

Sebarkan artikel ini
By : Perspektif

Darussalam – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Syiah Kuala (USK) kembali berbangga akan prestasi mahasiswa-mahasiswinya. Pada Sabtu, 10 Mei 2025 di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP), Balai Bahasa Provinsi Aceh kembali menggelar Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Aceh dengan tema Ragam Bahasa, Harmoni Budaya, Menghidupkan Warisan Nusantara.

Kompetisi ini diikuti oleh 108 peserta yang kemudian diseleksi menjadi 20 orang finalis. Tiga di antaranya merupakan mahasiswa-mahasiswi FEB USK. Syafura La Djuna dari Program Studi (Prodi) International Accounting Program (IAP) 2023 menempati posisi juara 2. Qanun Meukuta Alam Alasyi, Prodi Manajemen 2023, menempati posisi juara 3. Sementara itu, Fajar Hidayat, mahasiswa dari Prodi Ekonomi Pembangunan 2020, masuk dalam top 10 Duta Bahasa Provinsi Aceh 2025.

Syafura mengungkapkan bahwa dorongannya untuk mengikuti kompetisi ini adalah menjadi bagian dari anak muda Indonesia yang memiliki rasa kepedulian dan tanggung jawab, terutama dalam menerapkan konsep Trigatra Bangun Bahasa, yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.

“Saya ingin berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan warisan bangsa. Saya berusaha sekeras mungkin, dan saat pengumuman kemenangan tiba, saya tidak menyangka dan bersyukur tentunya. Saya berharap bisa melakukan yang terbaik dalam menjalankan amanah mulia ini,” ujar Syafura.

Kemenangan yang memuaskan dari tiga finalis FEB USK tersebut tentunya tidak terlepas dari usaha dan kerja keras. Proses yang panjang dimulai setelah terpilih sebagai finalis. Para finalis mengikuti pra-karantina yang berisi pembekalan dari Balai Bahasa Provinsi Aceh dan sesi pemotretan. Selanjutnya, pada tahap karantina, finalis menjalani pembukaan, tes Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), presentasi krida, penampilan bakat, wawancara, malam keakraban, hingga penobatan Duta Bahasa Provinsi Aceh 2025.

“Prosesnya tentu tidak mudah, banyak yang harus dipersiapkan untuk bisa memantaskan diri ke dalam lima besar, apalagi saya bukan dari jurusan bahasa ataupun sastra. Namun, saya yakin bisa dengan persiapan diri yang baik, mengingat proses seleksinya lumayan ketat dan tidak lupa mengulik apa saja tahapan yang ada di Duta Bahasa,” ujar Alam.

Fajar mengungkapkan bahwa meskipun tak sampai di 5 besar, banyak hal yang ia syukuri.

“Sebagai finalis 10 besar, tidak membuat rasa semangat saya menurun dalam menggaungkan Tri Gatra Bangun Bahasa. Karena setelah mengikuti Duta Bahasa Provinsi Aceh 2025, saya tentunya senang dan bangga pada diri ini karena telah berhasil mengikuti kompetisi hingga selesai. Selain itu, saya merasa bersyukur bisa memiliki teman dan keluarga baru, yaitu Ikatan Duta Bahasa (Ikadubas) Provinsi Aceh. Saya berharap bisa terus ikut andil sebagai agen perubahan dalam upaya menggaungkan Tri Gatra Bangun Bahasa,” ungkap Fajar.

Menjadi bagian dari keluarga besar Ikadubas merupakan kehormatan dan pengalaman paling berharga bagi ketiganya. Ilmu serta relasi baru yang saling menguatkan dan menumbuhkan kesadaran akan betapa pentingnya menerapkan konsep Trigatra Bangun Bahasa dalam kehidupan anak bangsa. Semoga pemilihan Duta Bahasa Provinsi Aceh ke depannya akan selalu melahirkan generasi baru dan tentunya yang terbaik.

(Perspektif/ Ririn Andini)

Editor : Nabila Anris