BeritaKampusOpiniStraight News

FK USK Gelar Orientasi Keislaman Asy-Syifa 2025: Bentuk Generasi Mahasiswa yang Berilmu, Berakhlak, dan Peduli

×

FK USK Gelar Orientasi Keislaman Asy-Syifa 2025: Bentuk Generasi Mahasiswa yang Berilmu, Berakhlak, dan Peduli

Sebarkan artikel ini
By : FK USK

Darussalam Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK) kembali menyelenggarakan kegiatan Orientasi Keislaman Asy-Syifa (OKA) 2025, sebagai ajang pembinaan dan pengenalan nilai-nilai keislaman bagi mahasiswa baru. Kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang bertujuan menanamkan karakter Islami, memperkuat ukhuwah, dan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi kehidupan akademik di lingkungan kampus kedokteran. Rangkaian acara meliputi Pra-OKA yang diselenggarakan pada 13–14 September 2025 serta OKA utama yang berlangsung pada 20–21 September 2025.

By : FK USK

Pra-OKA menjadi tahap awal dalam proses pembinaan mahasiswa baru dengan menghadirkan berbagai kegiatan yang berfokus pada penguatan keimanan, pembentukan kedisiplinan, serta penanaman nilai kebersamaan. Khusus bagi peserta ikhwan (mahasiswa laki-laki), kegiatan pada tanggal 13 September juga dilengkapi dengan agenda menginap (mabit) yang dirancang untuk menumbuhkan semangat ibadah, melatih kedisiplinan, serta membangun kemandirian sebagai bekal dalam kehidupan kampus.

By : FK USK

Acara puncak OKA 2025 diselenggarakan di Auditorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USK, menghadirkan pemateri dari kalangan dosen Universitas Syiah Kuala yang membawakan tema-tema relevan dengan kehidupan mahasiswa. Tahun ini, tema yang diangkat mencakup isu Palestina, manajemen waktu dalam perspektif Islam, keterkaitan antara Islam dan ilmu kedokteran, serta pandangan Islam terhadap fenomena LGBT.

By : FK USK

Menariknya, pada hari kedua pelaksanaan OKA, tepatnya 21 September 2025, para peserta mendapatkan pengalaman langsung melalui kegiatan praktik tajhiz mayyit yang berlangsung di Masjid Jami’ Fakultas Kedokteran USK. Kegiatan ini dimulai setelah pelaksanaan Salat Zuhur berjamaah dan ditutup dengan Salat Asar berjamaah. Dalam sesi ini, peserta dibimbing untuk mempraktikkan seluruh proses penanganan jenazah secara syar’i mulai dari memandikan, mengkafani, menyolatkan, hingga mensimulasikan proses penguburan.

Seluruh rangkaian kegiatan dinilai secara langsung oleh observer terlatih guna memastikan ketepatan praktik serta pemahaman peserta terhadap prosedur yang diajarkan. Selain sebagai sarana pembelajaran teknis, kegiatan ini juga menjadi momen refleksi nilai kemanusiaan, empati, dan spiritualitas yang berperan penting dalam membentuk karakter calon tenaga medis yang berintegritas dan berakhlak mulia.

Selain sesi penyampaian materi, kegiatan juga diramaikan dengan diskusi interaktif yang mendorong mahasiswa baru untuk berpikir kritis sekaligus menumbuhkan empati terhadap sesama. Melalui OKA 2025 ini, Fakultas Kedokteran USK berharap mahasiswa baru mampu mengintegrasikan nilai spiritual, intelektual, dan sosial dalam setiap langkah akademik mereka, sehingga lahir generasi dokter yang tidak hanya cerdas secara ilmiah, tetapi juga kuat secara moral.

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala merupakan salah satu fakultas unggulan di Aceh yang berkomitmen untuk mencetak tenaga medis profesional berlandaskan keilmuan, etika, dan nilai-nilai Islami. Melalui berbagai kegiatan pembinaan, seperti OKA Asy-Syifa, fakultas senantiasa berupaya membentuk karakter mahasiswa yang berintegritas, berjiwa sosial, serta memiliki semangat pengabdian kepada masyarakat.

By : FK USK

“Orientasi Keislaman Asy-Syifa bukan sekadar kegiatan seremonial. Kami ingin menanamkan nilai bahwa menjadi mahasiswa kedokteran berarti juga menjadi insan yang berkarakter Islami dan bermanfaat bagi umat,” ujar Muhammad Haidhar selaku Ketua Panitia OKA 2025.

Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Kedokteran USK, Dr. Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si., FRSPH dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap semangat mahasiswa dalam mengikuti kegiatan ini. “Kami berharap kegiatan ini dapat membentuk pribadi mahasiswa kedokteran yang tidak hanya unggul dalam ilmu, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan pemahaman agama yang kuat. Dokter masa depan harus mampu menggabungkan ilmu kedokteran dengan nilai kemanusiaan dan spiritualitas,” ujarnya.

Dalam pandangan Islam, ilmu kedokteran tidak hanya berorientasi pada penyembuhan fisik, tetapi juga merupakan bentuk pengabdian kepada Allah SWT melalui pelayanan terhadap sesama. Seorang dokter diharapkan memiliki keseimbangan antara ilmu, akhlak, dan empati, sehingga setiap tindakan medis menjadi bagian dari ibadah. Pemahaman ini menegaskan bahwa kemajuan ilmu harus selalu berlandaskan pada nilai-nilai moral dan spiritual.

Isu Palestina menjadi pengingat bagi mahasiswa kedokteran tentang tanggung jawab moral dan kemanusiaan yang melekat pada profesi mereka. Dalam ajaran Islam, kepedulian terhadap penderitaan sesama merupakan wujud nyata dari keimanan. Melalui pembahasan ini, mahasiswa diajak untuk memahami bahwa menjadi insan berilmu tidak hanya berarti menguasai pengetahuan, tetapi juga memiliki keberanian untuk berpihak pada kebenaran dan membela nilai-nilai kemanusiaan.

memperjuangkan keadilan, dan menumbuhkan empati terhadap umat yang tertindas di mana pun berada.

Press Release: Muhammad Haidhar & Adib Faturrahman

Editor: Akif Abkagasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *