Darussalam — Dua mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK), Mahlil Jibran dan Riza Daffa Firdaus, berhasil menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional dengan meraih Juara 1 Lomba Esai Ilmiah KSE JUARA 2025, yang diselenggarakan 28 Juni 2025 oleh Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) Universitas Sumatera Utara (USU). Kompetisi bergengsi ini mengangkat tema utama “Innovate for Nusantara: Transformasi Ekosistem Nasional untuk Implementasi Kesejahteraan yang Inklusif dalam Pembangunan Berkelanjutan”, dengan fokus tim USK pada subtema gizi dan kesehatan, yang diwujudkan melalui gagasan inovatif berjudul “KELADA: Kekuatan Laut dan Daun Ajaib.”
KELADA: Inovasi Gizi Berbasis Kearifan Lokal
KELADA merupakan inovasi pangan lokal berbasis ikan kembung dan daun katuk yang diformulasikan menjadi bubuk instan bergizi tinggi. Produk ini dikembangkan sebagai solusi konkret untuk menekan angka stunting di Aceh, dengan pendekatan yang menyeluruh, mulai dari edukasi gizi, pemberdayaan ekonomi lokal, hingga kolaborasi lintas sektor.
Lebih dari sekadar produk pangan, KELADA merupakan program edukasi gizi terpadu yang menyasar kelompok rentan, seperti remaja putri, calon pengantin, dan ibu menyusui, dimulai sejak masa pranikah hingga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Produk ini dirancang dalam bentuk bubuk instan yang praktis, tahan lama, dan ekonomis, serta dilengkapi dengan QR code berisi video edukatif seputar gizi dan stunting.
Program ini mengusung model kolaboratif multipihak: nelayan dan petani lokal sebagai penyedia bahan baku, tenaga kesehatan dan posyandu sebagai penggerak edukasi, serta Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai mitra dalam pemberdayaan edukasi pranikah. Dengan demikian, KELADA tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan, tetapi juga pada kemandirian ekonomi masyarakat berbasis UMKM.
Prestasi Bermakna, Dampak Nyata
“Kami ingin menunjukkan bahwa solusi untuk masalah besar seperti stunting dapat dimulai dari sekitar kita. Gizi lokal, edukasi yang tepat, dan kolaborasi lintas sektor adalah kuncinya. Produk KELADA tidak hanya berhenti di lomba, tetapi telah dirancang untuk dapat diimplementasikan secara nyata dan berkelanjutan,” ujar Riza Daffa Firdaus.
“KELADA bukan akhir, tetapi awal dari gerakan kolaboratif untuk menyehatkan bangsa. Prestasi ini kami persembahkan untuk masyarakat Aceh dan seluruh anak Indonesia yang berhak atas masa depan sehat dan cemerlang,” tambah Mahlil Jibran.
Kemenangan ini menjadi bukti bahwa inovasi berbasis kearifan lokal mampu bersaing dalam forum ilmiah nasional. Selain mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 2 dan 3: Zero Hunger dan Good Health and Well-being. Karya ini juga menunjukkan bahwa generasi muda Aceh mampu menciptakan solusi berbasis riset, teknologi, dan empati sosial.
Apresiasi Fakultas Kedokteran USK
Prestasi ini mendapat apresiasi dari Dr. Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si, Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran USK. Ia mengatakan “KELADA mencerminkan semangat interdisipliner yang dibutuhkan dalam dunia kesehatan saat ini, berpikir ilmiah, bertindak sosial, dan berinovasi dari kearifan lokal. KELADA bukan hanya solusi pangan, tetapi cerminan kepedulian terhadap akar masalah gizi di komunitas. Fakultas sangat bangga dan akan terus mendukung inovasi-inovasi serupa,” ujarnya.
Langkah Selanjutnya: KELADA untuk Indonesia
Ke depan, tim KELADA tengah merancang pengembangan produk skala rumahan berbasis UMKM, serta memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah, puskesmas, KUA, dan lembaga pendidikan. Selain itu, mereka membuka peluang kerja sama dengan sektor swasta, lembaga filantropi, dan Non-Governmental Organization (NGO) untuk memperluas distribusi ke wilayah-wilayah rawan stunting di Indonesia.
KELADA diharapkan menjadi model inovasi gizi yang terintegrasi, berkelanjutan, dan bisa direplikasi di berbagai daerah dengan kondisi serupa, serta sejalan dengan target nasional, yaitu menurunkan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2027.
Dengan prestasi ini, Universitas Syiah Kuala tidak hanya menunjukkan kapasitas akademik dan kreativitas mahasiswanya, tetapi juga memperkuat peran civitas akademika dalam menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan. Semoga langkah inspiratif ini menjadi contoh bagi generasi muda lainnya untuk berpikir lokal, berdampak nasional, dan membangun Nusantara yang lebih sehat, kuat, dan mandiri.
Press Release: Tim Media & Kemitraan IKANMAS FK USK
Editor: Nabila Anris Putri











