Darussalam — Kegiatan World Cleanup Day (WCD) Provinsi Aceh sukses digelar pada Sabtu, 27 September 2025. Agenda gotong-royong massal ini berlangsung di Taman Sulthanah Safiatuddin (PKA) dan bantaran Krueng Lampriek.
Berbeda dengan dua tahun sebelumnya, panitia pelaksana WCD Aceh tahun ini menargetkan sungai sebagai area utama pembersihan. Kondisi sungai yang semakin memprihatinkan akibat kebiasaan masyarakat membuang sampah, sangat berbanding terbalik dengan pemanfaatan dan eksistensi sungai pada masa kejayaan kerajaan Aceh silam.
Pemilihan PKA sebagai lokasi utama didasari oleh nilai simbolisnya, yakni merepresentasikan 23 kabupaten/kota di Aceh dalam bentuk anjungan-anjungan. Selain itu, PKA dipilih karena lokasinya yang strategis di tengah kota dan berdampingan dengan Kantor Gubernur Aceh.
PKA juga merupakan ruang publik yang kerap menjadi pilihan masyarakat untuk berolahraga dan menghabiskan waktu bersama keluarga di kala sore maupun weekend. Namun, meningkatnya jumlah pengunjung berbanding lurus dengan meningkatnya volume sampah, terutama karena banyaknya pedagang di sekitar kawasan tersebut. Tak jarang ditemukan pula sisa pembakaran sampah di area sekitar, yang selain mengganggu kenyamanan pengunjung, juga berdampak buruk pada kesehatan serta bertentangan dengan Qanun Pengelolaan Sampah.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Aceh yang diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Aceh, Bapak A. Hanan. “Sampah yang terpilah dengan baik dapat bernilai ekonomi” ujarnya.
World Cleanup Day Aceh melibatkan berbagai pihak, mulai dari kepala dan staf Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), siswa sekolah, mahasiswa, komunitas, hingga masyarakat umum yang mendaftar secara mandiri. Sehari sebelumnya, Jumat, 26 September 2025, WCD Aceh bersama Pemerintah Provinsi Aceh telah mencanangkan agenda bersih-bersih serentak di seluruh SKPA. Aksi yang berlangsung selama dua hari ini menghimpun sampah sebanyak 5.585 kg dengan total keterlibatan 5.366 relawan.
Dalam sambutannya, Muhammad Luthfi selaku ketua pelaksana menyampaikan, “Aksi WCD tidak hanya diadakan di PKA saja, tetapi ada beberapa titik lain yang diinisiasikan oleh masing-masing tim WCD kabupaten/kota di Aceh, seperti Banda Aceh, Bireuen, Abdya, Aceh Selatan, Gayo Lues, Aceh Timur, Aceh Singkil, Pidie, dan Aceh Tamiang.”
Ia menambahkan, “Harapan kami, kesadaran dan edukasi tentang pentingnya memilah sampah lebih digalakkan. Pasca aksi, masih banyak ditemukan karung sampah dalam kondisi bercampur, sehingga harus dilakukan pemilahan ulang oleh tim WCD Aceh. Dengan kepedulian dan kesadaran masyarakat, keinginan Indonesia bebas sampah di 2029 bukanlah sekadar cita-cita semu” tutup Luthfi.
Press Release: World Cleanup Day Provinsi Aceh
Editor: Nabila Anris Putri












