Darussalam – Organisasi mahasiswa (Ormawa) pada dasarnya lahir sebagai wadah pengembangan intelektual, advokasi mahasiswa, dan ruang diskusi isu-isu strategis kampus, khususnya di bidang akademik. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, mulai terlihat kecenderungan bahwa sebagian besar ormawa hanya bergerak aktif dalam agenda ceremonial, kegiatan sosial, dan pengadaan acara hiburan. Sementara itu, isu-isu akademik yang menjadi hak dan kebutuhan mendasar mahasiswa justru kurang mendapatkan perhatian dan respons serius.
Padahal tidak sedikit mahasiswa yang menghadapi permasalahan akademik seperti ketidaksesuaian kurikulum, kurangnya transparansi nilai, jadwal yang bertabrakan, hingga sistem pembimbingan skripsi yang lambat. Sayangnya, suara mereka sering kali tidak tersampaikan secara kolektif karena lemahnya keterlibatan ormawa dalam menjembatani isu-isu tersebut kepada pihak birokrasi. Peran ormawa sebagai representasi mahasiswa dalam bidang advokasi akademik seakan meredup.
Kondisi ini menjadi alarm bahwa semangat kritis yang dahulu menjadi identitas ormawa, kini perlahan digantikan oleh tren pragmatis dan euforia semata. Tentu, bukan berarti kegiatan non-akademik tidak penting. Namun, akan menjadi timpang jika kegiatan kemahasiswaan tidak lagi selaras dengan kebutuhan intelektual dan pengembangan mutu pendidikan di kampus. Sebab, keberadaan ormawa sejatinya bukan hanya untuk mengekspresikan kreativitas, tetapi juga memperjuangkan kualitas akademik yang layak bagi seluruh mahasiswa.
Sudah saatnya ormawa merefleksikan kembali posisinya. Menyusun program kerja yang tidak hanya bersifat ceremonial, tetapi juga menyentuh isu-isu substansial yang dialami mahasiswa. Misalnya, dengan mengadakan forum dialog rutin bersama pihak fakultas, melakukan survei kepuasan akademik, hingga membuka ruang pengaduan dan advokasi. Dari inisiatif tersebut akan menghidupkan kembali peran ormawa sebagai agen perubahan yang berpihak pada kebutuhan mahasiswa, bukan hanya sebagai penyelenggara acara tahunan.
Dengan demikian, jika ormawa ingin tetap relevan di tengah dinamika kampus saat ini, maka menghidupkan kembali semangat akademik adalah suatu keniscayaan. Bukan sekadar aktif, tetapi aktif pada hal yang berdampak, itulah esensi dari keberadaan ormawa di lingkungan pendidikan tinggi.
(Perspektif/Nabila Anris)
Editor : Akif











