
Peukan Bada, Aceh Besar – iESA perkenalkan diri melalui ‘iESA Saweu Sikula’. Hal ini dilakukan mengingat bahwa program studi Ekonomi Islam merupakan prodi termuda se-FEB Unsyiah dengan tanggal lahirnya, 23 Agustus 2013 dengan Surat Keputusan Nomor 858/E.E2/DT/2013. Terdapat alasan tersendiri mengapa kegiatan ini dilakukan yaitu kebanyakan masyarakat aceh berasumsi bahwa Ekonomi Islam selalu dikaitkan dengan universitas luar yang berhubungan dengan Islam.
Jumat (23/03) iESA berkesempatan mengunjungi SMAN 1 Peukan Bada, Aceh Besar dengan mengusung tema “Langkah Kecil Syari’ah Membangun Masa Depan yang Gemilang” yang diadakan dimusholla milik SMAN 1 Peukan Bada, Aceh Besar.
Tak tanggung-tanggung iESA juga mengajak Nurma Sari, S.HI., M.E.I selaku dosen yang juga mengajar dikampus sebagai pemateri. Dalam penyampaiannya beliau memaparkan beberapa penjelasan mengenai sejarah Universitas Syiah Kuala dan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis beserta Ekonomi Islam.

Para siswa terlihat begitu antusias ketika Ibu Nurma menjelaskan keistimewaan Universitas Syiah Kuala dan ada beberapa siswa yang saat diberikan pertanyaan, mereka menjawab dengan semangat. Presidium iESA 2018 pun tak lupa menyiapkan hadiah bagi siswa yang menjawab dan bertanya, serta memberikannya diakhir acara.
Disesi setelah Ibu Nurma memaparkan materinya, Abthal Aufar selaku ketua umum iESA tahun 2017-2018 ini juga mengisi bagian acara yang dimana dirinya memaparkan mengenai iESA lebih lanjut dengan slide power point yang sudah disiapkannya dengan membahas Program Kerja atau Proker miliknya, yakni salah satunya Musyawarah Besar (Mubes), Festival Ilmiah Ekonomi Islam (FIEL), Rapat Kerja (Raker), Public Speaking dan masih banyak lagi.
“Nanti setelah lulus, kita bisa mengandalkan ilmu yang kita dapatkan dari organisasi yang kita ikuti, yang nantinya akan menjadi skill bagi kita sendiri, dan organisasi itu kita belajar memberanikan diri berbicara didepan banyak orang, dan ilmu ini mahal dan sulit karena tidak semua orang bisa berbicara lancar didepan banyak orang, kadang jika tidak ada basic maka akan gugup.” Jelasnya.
Pada akhir perjumpaan Ibu Nurma dan perwakilan dari Ekonomi Islam memberikan ‘Bungo Jaroe’ kepada kepala sekolah SMAN 1 Peukan Bada, Aceh Besar. (Van&KZ)