Judul: Pasta Kacang Merah
Penulis: Durian Sukegawa
Penerjemah: Asri Pratiwi Wulandari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 240 hlm.
Tahun Terbit: 2022
ISBN: 9786020665078
Sinopsis :
Sentaro merasa gagal menjalani kehidupan, di masa lalunya yang kelam akibat ia memiliki catatan kriminal. Ia suka minum-minuman keras dan merasa sulit untuk meninggalkan kebiasaan minum alkoholnya itu. Ia memang memiliki impian untuk menjadi seorang penulis, namun cita-cita yang sudah lama jadi tujuannya itu tak kunjung tercapai dalam hidupnya dan lama kelamaan kerap pupus begitu saja.
Sentaro bertahan hidup dengan bekerja sebagai pembuat dorayaki, ia menghabiskan hari-hari monotonnya itu di sebuah kedai sederhana bernama Dora Haru yang terletak di bawah pohon sakura yang mana seiring pergantian musim, sakura itu akan selalu berubah.
Namun suatu ketika segalanya berubah. Pada suatu hari ketika Sentaro sedang bekerja seperti biasanya, seorang wanita tua bernama Tokue datang ke kehidupan Sentaro dengan keadaan jemari tangan yang miliknya yang terlihat aneh bentuknya. Wanita tua itu menghampiri Sentaro dengan tujuan untuk melamar pekerjaan di Dora Haru. Sentaro mengiyakan tanda setuju dan dari titik itulah kehidupan Sentaro mulai berubah.
Melalui pengalaman hidupnya yang panjang, Tokue mewariskan cara membuat pasta kacang merah yang benar kepada Sentaro, lengkap dengan metode bagaimana cara memaknai hidup agar mampu menghadapi masa lalu yang kelam, sebab wanita ini memiliki rentang hidup lima puluh tahun lebih, yang mana tentu saja lebih panjang dibanding usia Sentaro sendiri.
Seiring persahabatan yang terjalin antara mereka berdua, tekanan mulai datang dan muncul dari orang-orang di sekitarnya, yakni masyarakat yang mengkhawatirkan kondisi Tokue dimana mulai terungkapnya rahasia-rahasia gelap yang wanita tua itu simpan rapat-rapat. Rahasia itulah yang kemudian menuntut harga yang amat mahal.
Tentang buku :
Diterjemahkan Asri Pratiwi, cerita Pasta Kacang Merah awalnya bernama asli An dalam bahasa Jepang. An ditulis Tetsuya Akikawa yang nama lainnya adalah Durian Sukegawa. An telah menerbitkan versi bahasa inggris dengan judul Sweet Bean Paste pada tahun 2013. Dua tahun setelahnya, 2015, karya ini berhasil diadaptasi menjadi film, dibawah wewenang Naomi Kawase, dan beberapa kali diputar di festival film internasional.
Lamanya masa hidup seseorang membentuknya perlahan hingga akhir hidupnya. Pasta Kacang Merah ialah sebuah fiksi yang mengandung renungan kehidupan. Mengikuti jalinan takdir serta konsekuensi-konsekuensi yang dihadapi.
Buku karya Durian Sukegawa ini mengisahkan awal dari persahabatan tak terduga yang terjalin antara seorang pekerja bernama Sentaro dan seorang wanita tua misterius, Tokue. Terhubung dengan pasta kacang merah, pertemuan-pertemuan mereka selanjutnya berlatarkan Toko Dora Haru memicu dialog-dialog perihal kehidupan. Menyuarakan keunikan, Pasta Kacang Merah dengan detail nuansa merah muda pada sampul luar, menunjukkan buku ini sederhana namun bermakna.
Tampak khas suasana manis bercampur getir yang dibangun lewat masa lalu karakter-karakter cerita mulai dari Sentaro, Tokue, Wakana, dan tokoh tambahan lainnya. Para pembaca dapat merasa seolah benar-benar masuk ke dalam buku dan menyimak proses pembuatan pasta kacang merah Tokue dan Sentaro. Poin plus lainnya, meskipun Pasta Kacang Merah adalah buku yang diterjemahkan, penafsiran cerita yang dibawakan mengalir dan tidak kaku. Sebuah bacaan ringan yang memuat 240 halaman ini cocok dibaca ketika senggang tanpa meragukan kualitas isi bacaannya.
Dalam novel ini terdapat kutipan menarik yang menunjukkan bahwa makna dan eksistensi dunia mungkin bergantung pada adanya kesadaran. Tanpa makhluk hidup yang sadar, segala sesuatu mungkin tidak memiliki makna atau eksistensi dalam pemahaman kita.
“Aku jadi memikirkan bagaimana jika manusia tidak ada di dunia ini. Tidak hanya manusia, aku jadi memikirkan bagaimana jika segala nyawa yang dapat memiliki kesadaran tidak ada di dunia ini. Kurasa segala hal di dunia tanpa batas ini pun akan menghilang.” (hlm. 225)
Perlu diperhatikan, ada sedikit trigger warning dalam buku mengenai perilaku self harm, diskriminasi, penyebutan pikiran untuk bunuh diri, dan depresi. Selain itu, tiga perempat isi Pasta Kacang Merah memuat pandangan negatif masyarakat terhadap suatu komunitas yang terkesan tak dapat berubah. Pertengahan buku ini juga menyinggung sisi gelap perlakuan masyarakat Jepang terhadap penderita penyakit kulit.
Salah satu kekurangan dari cerita Pasta Kacang Merah ini adalah akhir cerita yang mudah ditebak. Namun secara keseluruhan, cerita Pasta Kacang Merah ini memiliki unsur yang menarik dan unik.
(Perspektif/Mazayya)
Editor : Cut Meisya Salsabila