Di bawah langit pagi Darussalam, para pejuang ilmu memulai harinya. Pagi itu ada yang menaiki sepeda motor, mobil, atau transportasi umum sebagai alat perjalanannya. Di tengah hiruk piruknya dunia perkuliahan yang terkadang melelahkan, universitas ini menjadi rumah bagi kita. Ia adalah rumah, tempat ribuan mahasiswa meletakkan harapan, mimpi, dan menata jati diri yang belum terbentuk sempurna di jenjang pendidikan sebelumnya. Kaki terus melangkah menyusuri pintu-pintu ilmu, membangun jaringan, dan mengenal dunia lewat jendela-jendela kelas. Bertemu dengan dosen-dosen inspiratif yang tak hanya mengajar, tetapi juga membimbing dengan hati. Bertemu dengan teman-teman seperjuangan dari berbagai daerah yang mempunyai tujuan sama untuk menggapai impian. Tak jarang pula pulang ke indekos masing-masing setelah diskusi panjang yang berakhir menjelang matahari terbenam.
Kita semua tentunya mencintai kampus ini. Dari sudut-sudut setiap fakultas yang hidup karena semangat muda yang membara dan kegiatan mahasiswa yang membentuk karakter dan kepekaan sosial. Cinta ini tumbuh pasti karena rasa memiliki dan kedekatan emosional terhadap tempat yang menjadi bagian dari perjalanan hidup kami. Namun, cinta juga berarti berani berkata jujur. Sebagai seseorang yang mencintai USK saya perlu menyampaikan harapan yang mungkin muncul dari kegelisahan.
USK masih menyimpan banyak potensi yang belum sepenuhnya dikelola secara optimal. Beberapa gedung masih menyimpan kenangan lama yang harus segera diperbaiki. Atap- atap masih menyimpan potret masa lalu yang seharusnya tak dipertahankan. Ruang kelas fakultas dan ruang kuliah umum yang sarana belajarnya masih jauh dari kata ideal, masih kekurangan sarana penunjang. Ada beberapa jalan yang sedikit tidak rata, dan sistem administrasi yang terkadang membingungkan karena kurangnya pengarahan. Dan akhir-akhir ini muncul beberapa berita terkait mahasiswa USK yang berdampak buruk bagi nama baik universitas. Tentu sebagai mahasiswa kita juga harus menjaga nama baik universitas ini agar tak menjadi cinta sepihak.
Tentunya tidak ada hal yang sempurna di dunia ini dan kami pun tidak menuntut kesempurnaan, tetapi kami menginginkan adanya perbaikan. Belakangan ini pun USK banyak melangkah maju dalam dunia akademik dan penelitian baik dalam kancah nasional maupun internasional. Ini menjadi suatu kebanggaan untuk kita semua. Kami yakin kampus yang berada di bagian barat pulau sumatera ini mampu menjadi pelopor dalam menciptakan pendidikan yang dapat menjadi contoh baik dalam segi apapun.
Sebagai mahasiswa suara kami bukan untuk menjatuhkan, tetapi untuk mengingatkan. Siap menjadi bagian dari perubahan dan. berkontribusi melalui tulisan, karya, suara hati yang tak hanya ingin diam saja. Cinta yang kami tanamkan pada USK bukanlah cinta yang buta. Ia lahir dari pengalaman sehari-hari dari interaksi yang nyata dari rasa memiliki yang tumbuh karena kami hidup di dalamnya. Kami ingin kampus ini menjadi tempat yang semakin inklusif di mana setiap mahasiswa merasa dihargai dan diberdayakan. Tempat di mana kami bebas berkarya, menyampaikan ide tanpa takut diabaikan. Saya juga bermimpi tentang USK yang lebih modern dan lebih berkembang mengikuti perkembangan zaman.
USK adalah kebanggaan kami semua. Kami ingin melihatnya bersinar lebih terang. Tidak hanya di Aceh, tetapi juga dunia. Semoga dari ruang ini bisa menjadi batu kecil yang mewarnai jalan perubahan. Semoga rumah ilmu ini bisa terus menjadi tempat bagi generasi demi generasi dapat tumbuh, bermimpi, dan menata jati diri untuk menciptakan masa depan yang cerah. Rumah ilmu ini takkan pernah kami lupakan.
Penulis: Nabilah Shidqiyyah
Editor : Syawira Rahma Hidaya
 
									










