Darussalam – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh bekerja sama dengan Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Alumni Dayah (PB-IMADA) menyelenggarakan pelatihan penulisan berita dan penyiaran dengan tema “Literasi Media: Terampil Menulis Siaran Pers dan Artikel di Media Massa” di Komplek Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee, Gampong Siem, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar pada Selasa, 11 Juni 2024.
Pelatihan ini menghadirkan Yocerizal, M.Sos, selaku Redaktur Harian Serambi Indonesia, Mustafa Husen Woyla, S.Pd.I, Wakil Pimpinan Dayah Darul Ihsan bidang Humas dan Ketua DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD), Acik Nova Ketua KPI Aceh, serta Dr. Teuku Zulkhairi, MA, Komisioner pada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh.
Pelatihan di mulai pukul 09.15 WIB oleh Bapak Zulkhairi. Dalam sambutannya Zulkhairi menekankan pentingnya keterampilan menulis berita dan siaran pers bagi mahasiswa IMADA.
“Menulis artikel dan rilis pers dapat membuka jenjang karir terbaru dan memberi kesempatan mempengaruhi orang menjadi lebih baik,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa kemampuan menulis dapat membantu mendorong opini positif dan mempublikasikan acara kecil menjadi besar, serta membentuk opini publik.
Pemaparan dilanjutkan oleh Mustafa Husen. Beliau menyampaikan bahwa status yang ditulis oleh orang yang berbobot akan menjadi bahan obrolan.
“Acara kecil kalau diberitakan bisa menjadi acara besar,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya originalitas dalam menulis, dimana sebaik-baiknya penulis adalah yang memiliki pemikiran sendiri, bukan mengutip dari orang lain.
Mustafa menekankan perlunya pelatihan jurnalistik, mengingat meskipun kecerdasan buatan dapat membantu, dasar-dasar jurnalistik tetap penting.
“AI itu perlu tapi seperlunya, jangan menjadi dasarnya,” tambahnya.
Pemateri terakhir, Yocerizal, M.Sos, menyampaikan materi tentang pers rilis. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa pers rilis adalah informasi atau berita yang disebarluaskan oleh sebuah organisasi kepada khalayak melalui media massa seperti koran, televisi, radio, atau situs online dengan tujuan mendapatkan publisitas, promosi, branding, atau pencitraan.
Ia menekankan bahwa bagi wartawan atau jurnalis, pers rilis dipandang sebagai kumpulan fakta yang mewakili kepentingan lembaga, organisasi, atau individu. Yocerizal juga menyampaikan bahwa tidak ada keharusan bagi media massa untuk menyiarkan semua fakta yang tercantum dalam pers rilis, menunjukkan bahwa menulis pers rilis yang efektif memerlukan keahlian tersendiri.
(Perspektif/Zaidan Shadiq)
Editor: Yulisma