Darussalam – LPM Perspektif berkesempatan menghadiri diskusi yang diselenggarakan oleh Komunitas Aceh Bergerak dengan tema KPA II: Dalam Perspektif Komunitas Kreatif dan Kelompok Muda pada Rabu (5/3/2024). Komunitas Aceh Bergerak membuka ruang diskusi bersama Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Prof. Dr. Wildan, M.Pd sebagai pemateri untuk mendengar perspektif dan ide baru dari komunitas kreatif dan kelompok muda dalam memperkaya agenda Kongres Peradaban Aceh (KPA) II.
Kongres Peradaban Aceh (KPA) akan kembali digelar untuk kedua kalinya di Jantho pada Senin (6/5/2024) oleh ISBI Aceh sebagai panitia penyelenggara. KPA II dilaksanakan dengan mengambil tema Pemerkasaan Seni dan Budaya Aceh di Era Kecerdasan Buatan. Selain dilaksanakannya kongres, agenda lain dalam KPA II yaitu seminar internasional, pameran dan pertunjukan, workshop, kemah seniman, khanduri budaya dan berbagai kegiatan seni dan budaya.
Prof. Dr. Wildan, M.Pd menyampaikan bahwa tema Pemerkasaan Seni dan Budaya Aceh di Era Kecerdasan Buatan diangkat karna dilatarbelakangi oleh lemahnya budaya dan seni Aceh di era kecerdasan buatan saat ini. Harapannya dengan diangkatnya tema tersebut pada KPA II akan kembali membangkitkan, menghidupkan, dan melestarikan nilai-nilai budaya dan seni Aceh di era saat ini.
Tujuan diadakannya diskusi yang dihadiri oleh berbagai komunitas kreatif dan kelompok muda dalam pembahasan KPA II Aceh yaitu, memantik minat kaum muda, mendorong minat dan partisipasi kaum muda Aceh dalam memperkuat dan mempromosikan seni serta budaya Aceh. Diharapkan diskusi ini mendorong keterlibatan aktif komunitas kreatif dan kelompok muda untuk berperan aktif dalam persiapan dan penyelenggaraan kongres peradaban Aceh.
Dalam agenda diskusi tersebut, selain membuka ruang diskusi untuk mendengar perspektif dan ide baru dari komunitas kreatif dan kelompok muda, diskusi tersebut juga memperkaya pandangan penyelenggaran KPA II dari harapan-harapan yang disampaikan oleh peserta diskusi dari terlaksananya KPA II nanti.
Diskusi tersebut menarik antusiasme hadirin pada forum tersebut, sehingga muncul berbagai pertanyaan salah satunya yaitu, “bila kondisi pemerintah masih sama hingga saat ini bahkan setelah kongres nanti, dimana peran pemerintah masih sangat kurang mewadahi dan bahkan tidak memberi ruang bergerak juga fasilitas dalam berseni, bagaimana seniman bisa mengekspresikan kegiatan seni nya?”
Prof. Dr. Wildan, M.Pd berpendapat, “Bahwa dalam mengekspresikan suatu karya seni kita tidak perlu terlalu menyalahkan pemerintah atau siapapun, tetapi tujuan kita adalah menggerakkan setiap segmen yang ada, kita lakukan apa yang kita bisa, seperti saya sebagai Rektor ISBI Aceh dan komunitas Aceh Bergerak yang menginisiasi kegiatan ini, tugas anda berkarya, tugas orang tua mengantar anak-anda ke sekolah seni seperti ISBI. Terkadang yang jadi masalah itu dari kita sendiri, anak-anaknya yang bahkan tertarik dengan seni tapi tidak kita sekolahkan disini, beliau juga mengatakan bahwa yang terpenting dimulai dari bisa menghargai karya diri, dan karya orang-orang di sekitar.”
Harapan Prof. Dr. Wildan, M.Pd selaku Rektor ISBI Aceh acara diskusi ini dapat menjadi wadah untuk menggalang dukungan dan partisipasi lebih luas dari berbagai kalangan masyarakat Aceh, terutama kaum muda, dalam pembangunan dan pelestarian warisan budaya Aceh dalam pelaksanaan KPA II pada Mei 2024 nanti.
(Perspektif, Dania Poeja M.Sitorus & Teuku Arief Hidayat)
Editor : Yulisma Mahbengi