Darussalam – Senin (15/05/2023), salah satu ruang di Gedung Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB USK) nyaris saja terbakar dilalap si jago merah. Api yang diduga berasal dari korsleting arus listrik ini menyambar dengan cepat material mudah terbakar di sekelilingnya. Ruang yang dioperasionalkan sebagai ruang kerja Bang Is itu terlihat mengepul asap tebal hingga memenuhi ruangan tersebut dan menyebar ke ruang 19 di sebelahnya. Beruntung, salah satu mahasiswa bergerak dengan cepat memadamkan saklar listrik dan segera memanggil bantuan sekitar untuk turut memadamkan api.
“Aku tiba-tiba melihat asap dari jendela, aku kira asap vape,” ujar Qaddara, mahasiswi Ekonomi Islam yang kebetulan sedang berada di sekitar lokasi kejadian.
Dalam video yang dikirimkan kepada pihak Perspektif, asap terlihat mengepul memenuhi seisi ruangan. Terlihat salah seorang petugas menyiramkan air menggunakan gayung dan fire extinguisher untuk memadamkan kobaran api.
Qaddara juga mengungkapkan api yang menjalar tidak terlalu besar, lalu berhasil diantisipasi oleh salah seorang mahasiswa yang saat itu sedang berada di ruang 17.
“Terus ada anak ruang 17 yang cowok, gercep matikan saklar listrik terus panggil abang-abang itu,” pungkas Qaddara kepada Jurnalis Perspektif.
Aksi heroik ini perlu diapresiasi mengingat tindakan tersebut dapat mengantisipasi kemungkinan kobaran api yang lebih besar. Untuk mencegah kemungkinan kebakaran, FEB sendiri sudah menyediakan fire extinguisher atau alat pemadam kebakaran ringan di beberapa titik.
Meski tidak menimbulkan kerusakan yang parah, namun hal ini patut diwaspadai untuk menghindari kemungkinan korsleting di tempat lain yang dapat memicu kebakaran. Kejadian juga perlu mendapat pandangan serius khususnya berkenaan dengan perawatan fasilitas kampus. Bukan tanpa sebab, hal-hal semacam ini berpotensi terulang jika seandainya kita sama-sama acuh dalam menjaga dan merawat fasilitas di kampus.
Aksi heroik harus diapresiasi, namun disisi lain ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk sigap dalam melakukan langkah preventif, mencegah timbulnya kebakaran yang lebih besar. Mencapai kerugian besar karena kelalaian tentu saja tidak diinginkan pihak manapun. Belum lagi dengan potensinya dalam menghambat kegiatan civitas academica khususnya di FEB USK.
Oleh karenanya, mengenali dan mengantisipasi kemungkinan buruk lainnya adalah kewajiban bersama terlepas dari siapa yang akan bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
(Perspektif/Semanggi Empat)
Editor : Dinda