Darussalam- Konnichiwa, annyeonghaseyo, nĭ hăo. Kalimat tersebut adalah ucapan halo dalam bahasa Jepang, Korea dan Cina. Kalimat yang sudah tidak asing lagi di zaman ini dan sering terdengar di sekeliling kita. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai tulisan atau aksara yang dipakai dari daerah sana, tepatnya Asia Timur. Asia Timur merupakan penamaan untuk salah satu sub-wilayah di Benua Asia. Terdapat 3 kebudayaan besar yang mendominasi wilayah ini yaitu Cina, Jepang, dan Korea. Kini masing-masing kebudayaan tersebut telah terpecah menjadi negara-negara berdaulat, seperti Cina yang meliputi Tiongkok, Hong Kong, Makau, dan Taiwan; Korea yang menjadi Korea Selatan dan Korea Utara; Jepang yang masih menguasai Kekaisaran Jepang dan Mongolia. Ketiga peradaban ini sangat menarik untuk dikaji. Budaya mereka telah mewakili entitas bangsa Timur.
Tulisan Asia Timur memiliki sejarah yang panjang dan unik. Dalam hal penulisan, setiap negara di Asia Timur memiliki jenis tulisan yang berbeda. Terdapat tiga jenis tulisan utama yang digunakan yaitu tulisan Cina, tulisan Jepang, dan tulisan Korea. Tulisan Cina memiliki sejarah yang panjang dan berakar dari zaman kuno. Tulisan ini menggunakan aksara yang terdiri dari 80.000 – 90.000 karakter yang masing-masing memiliki arti dan pengucapan yang berbeda-beda, namun huruf-huruf umum yang sering digunakan hanya sekitar 3500-an saja. Aksara Cina (Tionghoa) atau aksara Han adalah aksara morfemis yang digunakan dalam penulisan bahasa Tionghoa dan beberapa bahasa Asia. Dalam bahasa Tionghoa dinamakan Hanzi (Hanzi sederhana: (汉字); Hanzi tradisional: (漢字); Pinyin: Hànzì).
Aksara Han telah di adaptasi untuk menulis beberapa bahasa lain termasuk Jepang yang dikenal sebagai Kanji, Korea yang dikenal sebagai Hanja, dan Vietnam dalam sebuah sistem yang disebut chữ Nôm. Aksara Han merupakan sistem penulisan tertua di dunia yang digunakan secara terus-menerus. Berdasarkan penggunaannya saat ini secara luas di Asia Timur dan penggunaan historis di seluruh Sinosfer. Aksara Han adalah salah satu sistem penulisan di dunia yang di adopsi secara luas. Uniknya, meskipun tulisan Cina digunakan di beberapa negara, pengucapan dan arti karakter juga dapat berbeda-beda di setiap negara. Misalnya, karakter yang sama dapat memiliki pengucapan yang berbeda di Tiongkok, Taiwan, dan Hong Kong.
Seperti yang telah dijelaskan di awal, Tulisan Jepang pada dasarnya menggunakan Aksara Kanji (漢字) yang secara harfiah berarti “Aksara dari Han”. Kanji adalah salah satu dari empat set aksara yang digunakan dalam tulisan modern Jepang selain Romaji dan Kana (Katakana dan Hiragana). Jumlah karakter Kanji yang ada sangat banyak dengan perkiraan mencapai lebih dari 50.000 karakter. Meskipun hanya sekitar 2.000-3.000 karakter yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Keunikan dari Kanji adalah bahwa setiap karakter memiliki makna dan juga dapat digunakan untuk mengekspresikan bunyi.
Hiragana dan katakana adalah sistem penulisan Jepang yang menggunakan huruf sederhana untuk mengekspresikan suara bunyi bahasa Jepang. Masing-masing tulisan ini terdiri dari 46 karakter yang digunakan untuk menulis kata-kata bahasa Jepang yang tidak dapat ditulis dengan Kanji. Hiragana digunakan untuk menulis kata asli Jepang yang tidak memiliki huruf Kanji serta huruf Kanji yang tidak jelas atau terlalu formal untuk digunakan dalam penulisan. Sedangkan Katakana biasanya digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari bahasa asing seperti nama orang, barang, dan kata-kata yang diambil dari bahasa asing. Terakhir Romaji, adalah cara menulis bahasa Jepang dengan menggunakan abjad Latin.
Berbeda dari Cina dan Jepang, tulisan Korea menggunakan aksara yang berbeda yang disebut Hangeul (한글). Aksara ini dikembangkan pada abad ke-15 oleh Raja Sejong dari Dinasti Joseon. Aksara ini memiliki 24 karakter vokal dan konsonan, yang dapat digabungkan untuk membentuk suku kata dan kata-kata. Hangeul atau Joseon-geul/Josŏn-gŭl (di Korea Utara) adalah alfabet yang digunakan untuk menulis bahasa Korea. Meskipun tulisan Hangeul terlihat seperti tulisan ideografik (tulisan dalam bentuk simbol seperti aksara Tionghoa), Hangeul sebenarnya merupakan abjad fonetik atau alfabet, karena setiap hurufnya merupakan lambang vokal dan konsonan yang berbeda. Alfabet Hangeul terdiri dari 24 huruf yang terdiri dari 14 huruf mati (konsonan) dan 10 huruf hidup (vokal).
Uniknya, dari 6000 bahasa yang dituturkan di dunia saat ini, hanya 100 bahasa yang memiliki aksara mereka sendiri salah satunya adalah Bahasa Korea yang menggunakan sistem penulisan Hangeul. Hangeul adalah satu-satunya aksara yang diciptakan oleh seorang individu berdasarkan teori dan maksud yang telah direncanakan dengan baik. Dibandingkan dengan aksara bangsa lain, Hangeul tidak didasarkan pada suatu bahasa tulis atau meniru aksara lain, tetapi unik khas Korea. Lebih lagi, Hangeul merupakan sistem penulisan yang bersifat ilmiah yang didasarkan pada pengetahuan kebahasaan yang mendalam dan asas-asas filosofis sehingga membuatnya praktis, mudah dipelajari, dan elok rupanya.
Perbedaan lain antara tulisan-tulisan Asia Timur adalah dalam cara penulisan dan tata letak karakter. Misalnya, tulisan Cina dan Jepang yang dapat ditulis dari atas ke bawah dan dari kanan ke kiri, sementara tulisan Korea biasanya ditulis dari kiri ke kanan. Selain itu, penggunaan spasi dalam penulisan juga berbeda-beda di setiap jenis tulisan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan tulisan-tulisan Asia Timur juga semakin berkembang. Saat ini, teknologi memungkinkan karakter-karakter tersebut untuk ditulis dan dibaca dalam berbagai format, termasuk di komputer, telepon genggam, dan perangkat elektronik lainnya.
Keunikan tulisan-tulisan Asia Timur tidak hanya terletak pada bentuk dan tata letak karakter, namun juga pada filosofi dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Karakter-karakter dalam tulisan Cina dan Jepang seringkali memiliki arti yang dalam dan melambangkan berbagai nilai budaya seperti kebijaksanaan, kebaikan, kesederhanaan, dan sebagainya. Di Korea, aksara hangeul menjadi simbol kebanggaan nasional, yang merefleksikan semangat kreativitas, ketelitian, dan inovasi bangsa Korea. Selain itu, tulisan-tulisan Asia Timur juga seringkali digunakan dalam seni seperti kaligrafi, lukisan, dan seni visual lainnya.
Dalam sejarahnya, tulisan-tulisan Asia Timur telah menjadi bagian penting dari budaya dan sejarah masing-masing negara tersebut dan masih tetap menjadi warisan budaya yang dihargai hingga saat ini. Hal ini menjadi salah satu daya tarik dari tulisan-tulisan Asia Timur dan menjadi keunikan tersendiri dalam dunia bahasa dan sastra. Dengan segala keunikan dan keindahan yang dimilikinya tidak heran jika tulisan-tulisan Asia Timur semakin diminati dan dipelajari oleh banyak orang di seluruh dunia.
(Perspektif/КÁИÀ中)
Editor: Astri