Berita

Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Masa Depan Tanpa Gagal Ginjal

×

Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Masa Depan Tanpa Gagal Ginjal

Sebarkan artikel ini
Pinterest: Free Pik

Darussalam – Hemodialisis, atau cuci darah, merupakan prosedur medis yang membantu membersihkan darah dari racun dan limbah akibat kerusakan fungsi ginjal. Gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang minum air, sering menahan buang air kecil, konsumsi berlebihan gula dan garam, serta penggunaan obat penghilang nyeri tanpa pengawasan dosis, dapat membahayakan fungsi ginjal. Kebiasaan konsumsi minuman bersoda, alkohol, minuman energi, serta kebiasaan merokok, kurang olahraga, dan tidur yang tidak cukup juga turut mengganggu kesehatan ginjal.

Penyakit ginjal dapat dibedakan menjadi dua jenis utama: gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut. Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang berlangsung lebih dari tiga bulan dengan penurunan fungsi ginjal yang progresif meskipun ada pengobatan. Penyakit ini sering kali dipicu oleh diabetes atau hipertensi yang tidak terkendali. Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, Dr. Eva Susanti, lebih dari empat puluh dua ribu jiwa di Indonesia telah meninggal karena penyakit ginjal kronik. Penyakit ini paling tinggi ditemukan di provinsi seperti Kalimantan Utara, Maluku, Sulawesi Utara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Jawa Barat, DKI Jakarta, Bali, dan DI Yogyakarta.

Sementara itu, gagal ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) adalah gangguan fungsi ginjal yang tiba-tiba berhenti, menyebabkan penumpukan limbah metabolik dan ketidakseimbangan cairan serta elektrolit. Kasus ini lebih sering dialami oleh pasien usia 65 tahun ke atas yang memiliki riwayat penyakit ginjal kronik, diabetes, atau penyakit jantung. Namun, AKI juga bisa terjadi pada anak-anak, seperti yang terlihat dalam kasus keracunan etilen glikol dalam obat sirup yang mengakibatkan 323 kasus gagal ginjal akut di Indonesia pada tahun 2022, dengan sekitar 190 kematian.

Meningkatnya jumlah pasien yang memerlukan hemodialisis menunjukkan adanya tantangan serius dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama dalam pengendalian penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi. Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) mendesak pemerintah untuk menyediakan layanan hemodialisis yang optimal bagi penderita gagal ginjal kronik. Peningkatan jumlah pasien ini mengindikasikan risiko kesehatan yang mengancam jiwa dan memerlukan perhatian segera.

Sebagai langkah pencegahan, Kementerian Kesehatan RI merencanakan program skrining kesehatan gratis untuk masyarakat yang berulang tahun, yang akan dimulai pada tahun 2025. Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menyatakan bahwa program ini adalah inisiatif dari Presiden Prabowo untuk mendukung pencegahan penyakit kronis seperti jantung dan diabetes. Dengan program ini, diharapkan masyarakat dapat mengenali masalah kesehatan sejak dini sehingga bisa segera ditangani.

Meningkatnya kebutuhan akan layanan cuci darah merupakan tanda krisis kesehatan yang harus ditanggapi serius. Penyebabnya bukan hanya dari faktor kesehatan pribadi, tetapi juga karena terbatasnya akses dan pemahaman masyarakat terhadap layanan kesehatan. Program pemeriksaan kesehatan gratis merupakan langkah yang baik, tetapi perlu diiringi dengan inisiatif jangka panjang dan edukasi agar angka kejadian gagal ginjal di Indonesia dapat ditekan. Deteksi dini akan membantu menurunkan biaya kesehatan, dan masyarakat harus didorong untuk mengadopsi pola hidup sehat dengan mengatur pola makan, berolahraga secara rutin, serta menghindari kebiasaan yang berisiko merusak ginjal.

(Perspektif Annisa Amanah I’llah Saragih/ Intan Dwi Yanti)

Editor: Nyak Shafika