
Darussalam – Sebagai mahasiswa, jadwal kuliah selalu diatur sedemikian rupa agar nyaman bagi masing-masing individu, ada yang memang memadatkan jadwalnya agar dapat menikmati hari libur, ada yang melenggangkan jadwal agar tidak letih, dan ada yang mengkhususkan jam-jam tertentu dikosongkan untuk jadwal lain seperti kerja atau belajar hal lain di luar kegiatan akademik. Terkadang perubahan jadwal yang telah diatur sedemikian rupa akan membuat seseorang merasa tidak nyaman dalam beraktivitas.
Dosen sebagai pendidik bagi mahasiswa di universitas tentunya memiliki kecerdasan intelektual, ilmu-ilmu serta teori yang telah lebih dahulu didapatkannya. Dosen memiliki kewajiban untuk menyampaikan dan menyalurkan ilmunya kepada para mahasiswa. Tidak hanya dosen, mahasiswa pun memiliki kewajiban untuk menyerap dan menghargai ilmu yang telah disampaikan oleh dosen kepadanya. Keefektifan dosen dalam menyampaikan ilmunya pun memengaruhi paham atau tidaknya mahasiswa akan suatu materi yang diajarkan.
Ada hal-hal yang memang terkadang tak sesuai dengan rencana yang telah diatur, seperti halnya kelas yang tiba-tiba dibatalkan oleh dosen saat telah mendekati jam yang di jadwalnya, maupun dosen yang terkadang meminta jadwal kelas dipindahkan ke lain hari. Bukan tanpa sebab, dosen memang terkadang disibukkan dengan hal-hal lainnya yang tidak bisa dihindari. Namun, hal ini tak jarang membuat mahasiswa merasa tak nyaman, pasalnya beberapa dari mereka sudah menyusun jadwal seefektif mungkin. Pembatalan atau pemindahan jadwal ini bisa saja mengacaukan susunan atau rencana pribadi mereka, belum lagi apabila kelas dibatalkan secara mendadak sebagian mahasiswa bahkan sudah berhadir di dalam kelas yang semestinya, namun mereka tak jadi mengikuti kelas.
“Senang sih, karena jadinya bisa istirahat di jam kosong, tapi di satu sisi merasa rugi, karena ketika jam kosong dosen jadi memberikan tugas tambahan, materi juga jadi tertinggal, apalagi jika ada kelas pengganti di waktu yang harusnya kita gunakan untuk hal lain, serta mengganggu waktu istirahat juga. Pembatalan kelas mendadak juga menimbulkan kontra karena pasti ada beberapa mahasiswa yang datangnya tepat waktu bahkan sesuai jadwal, ongkos kendaraan pun terbuang sia-sia disebabkan jarak tempuh dari kos atau rumah yang jauh,” ujar salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala.
Dosen diharapkan dapat memberi pembelajaran yang efektif dan efisien, baik dari segi waktu maupun materi yang diajarkan, kewajiban baginya untuk memberikan kita pembelajaran yang memang sudah dirancang sebelumnya, dibalik kesibukannya sekalipun dosen masih harus bertanggung jawab akan kewajibannya. Maka, jika memang kondisi tak memungkinkan untuk Ia berhadir di kelas dosen sudah sepatutnya mengabari mahasiswa dan mencari solusi yang tidak akan memberatkan baik dosen maupun mahasiswa.
“Kondisi yang membuat saya tidak masuk bukan karena kondisi lainnya, biasanya yang membuat saya tidak masuk itu misal dalam kondisi tidak sehat, kondisi tidak dapat diprediksi, atau melakukan perjalanan dinas ke luar,” ujar salah satu dosen FEB USK. Dalam kondisi tersebut dosen mengaku telah menginformasikan sebelum kelas berlangsung, kecuali terjadi kondisi yang tidak dapat diprediksi.
“Biasanya saya mengganti kelas ke hari lain, kalaupun tidak memungkinkan untuk melakukannya maka saya akan memberikan semua bahan materi dari awal hingga akhir di e-learning maupun platform lainnya,” lanjutnya.
Di penghujung pembicaraan, ia juga menyampaikan harapan seorang dosen kepada para mahasiswanya.
“Seorang mahasiswa juga harus mengingatkan dosennya, karena dosen juga manusia yang sering lupa. Mahasiswa juga harus inisiatif untuk belajar mandiri dari materi yang sudah diberikan melalui e-learning maupun media lainnya,”pungkasnya.
(Perspektif/Meisya & Annisa)
Editor : Dinda Syahharani