
Banda Aceh – Ichwan & Nora Maghfirah, kedua mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala ini terpilih sebagai duta Indonesia dan mengikuti kegiatan Asia-Pacific Urban Forum Youth Assembly (APUFY) 2015 yang diselenggarakan setiap 4-5 tahun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Komisi Ekonomi dan Sosial di Jakarta. Forum ini diadakan untuk untuk membahas isu-isu pembangunan perkotaan.
Acara yang bertempat di Hotel Shangri-La Jakarta tersebut diikuti oleh 300 pemuda yang terdiri dari dari 34 negara yang ada di wilayah Asia Pasifik. Pada kegiatan ini turut hadir Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mochamad Basoeki Hadimoeljono, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang sering disapa Ahok, Deputi Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Gatot Dewobroto, Perwakilan United Nations (UN) Habitat Donald Ragant, dan pejabat eselon I Kementerian PUPR.
Sementara itu pada sesi diskusi yang menghadirkan Gubernur DKI Jakarta Ahok dan Deputi Kemenpora Gatot Dewobroto, Ahok mengatakan bahwa stigma negatif yang ada pada anak muda terhadap pemerintah seperti malas, tidak transparan dan korup, harus dibuktikan sebaliknya. Ahok pun menawarkan untuk membuka magang bagi anak muda di kantornya, satu ruangan dengannya untuk membuktikan transparansi pemerintah.
Usai pembukaan hingga sore hari, para peserta mengikuti diskusi paralel yang mengangkat berbagai isu perkotaan seperti bagaimana cara pelibatan anak muda dalam mendorong kota yang ramah anak-anak, inovasi mobilitas perkotaan dalam menghadapi kemacetan, hingga kepemimpinan pemuda dalam kebencanaan dan masa depan.
“Pada sesi ini kami diajak berdiskusi, mencari solusi dan berinteraksi langsung dengan narasumber dari berbagai Negara untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di perkotaan,” ujar Nora yang masih kuliah di semester 3 Akuntansi. (18/10/2015)
Di APUFY 2015 ini seluruh elemen pemuda dari beragam kelompok profesional muda di pemerintahan, akademisi, sektor swasta, dan kebutuhan masyarakat sipil diajak untuk datang bersama-sama, berkolaborasi, dan bersinergi perspektif tentang apa masa depan pembangunan kota untuk Asia akan terlihat seperti di tahun 2025.
“Ini memberikan pemahaman kepada seluruh peserta bahwa kota merupakan aspek yang penting dalam kehidupan, tanggung jawab kemajuan pembangunan perkotaan bukan hanya berada di tangan pemerintah tetapi juga merupakan tanggung jawab kita semua sebagai pemuda, karena Keterlibatan pemuda hari ini adalah investasi untuk besok ketika datang ke pembangunan berkelanjutan dan inklusif”, tutup kedua mahasiswa ini. (18/10/2015)