Darussalam – Pada kegiatan “National Business Seminar” yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) beberapa waktu lalu (24/10/2015), Keenan Pearce selaku keynote speaker sempat memperbincangkan mengenai keadaan pengusaha muda Indonesia pada saat ini.
Mengapa banyak usaha yang menjadi sebuah trend namun tak sedikit pula yang kemudian gulung tikar? Sebut saja jika di Aceh sendiri adalah usaha yang berhubungan dengan kopi, baik itu produksi langsung maupun usaha retail dalam bentuk warung kopi (warkop) ataupun cafe.
Hal itu disebabkan karena kebanyakan dari mereka tidak menerapkan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) secara efektif. Rata-rata berhenti pada tahap meniru tanpa adanya modifikasi dan pencarian sebuah jati diri sebagai ciri khas.
Namun di antara banyaknya usaha tersebut, masih ada yang tetap bertahan dan berkembang, seperti Komos Coffee yang sudah melanglang buana hingga ke luar negeri. Bahkan semenjak tahun 2014, pemiliknya telah membuka sebuah cafe dengan ciri khas kopi arabica, yaitu Harvies Coffee House. Produknya, KOMOS Coffee sendiri telah berdiri sejak tahun 2010 yang merupakan usaha perseorangan yang didirikan oleh Tommy Harvie. Pada awal mulanya produksi kopi hanya dikhususkan untuk konsumsi pribadi dan dibagikan ke beberapa kolega terdekat. Namun seiring berjalannya waktu ternyata banyak mendapat apresiasi positif sehingga diputuskan untuk memulai usaha produksi lebih intensif.
Inilah salah satu wujud nyata dari ungkapan yang dijabarkan pemateri saat seminar nasional di acara Management Creativity Festival, lakukan sesuatu yang bersifat lokal namun berpikirlah secara global. Mulai dari bagaimana cara memasarkan produk hingga membuat nya special berbeda dari produk yang lain.
Alumnus Universitas Pelita Harapan ini juga mengatakan, “Bloom where you’re planted”. Berkembanglah dimana kamu ditanam. Ungkapan ini cocok sekali dengan fenomena yang sudah terjadi di kalangan pengusaha muda Aceh, yaitu memanfaatkan segala potensi asli daerah yang ada untuk memajukan perekonomian masyarakat sekitar dan mengurangi tingkat angka pengangguran.
Dapat disimpulkan bahwa pengusaha muda aceh saat ini telah melakukan beberapa tahapan yang baik dalam memulai bisnis namun masih kurang berinovasi dalam hal mepertahankan eksistensi usahanya.
“Bisnis yang kita jalankan sekarang itu bukan hanya untuk sekarang namun juga harus diperhitungkan mau jadi apa bisnis ini 3-5 tahun ke depan. Apakah bisinsi ini masih menarik minat masyarakat? Apakah ia masih menghasilkan profit yang mumpuni ?” ungkap pengusaha tampan yang akrab disapa Keen ini.
Dalam akhir sesi wawancara, kakak kandung dari aktris Pevita pearce ini mengungkapkan harapannya agar dapat kembali menginjakkan kakinya di bumi serambi mekkah ini “not for bussiness but for travelling” tutupnya. (Mia)