Berita

Hidup Praktis Ala Cashless Society, Apa Dampaknya?

×

Hidup Praktis Ala Cashless Society, Apa Dampaknya?

Sebarkan artikel ini
Desain: Naurah Syakirah

Darussalam – Masyarakat tanpa uang tunai atau Cashless society adalah perubahan kebiasaan pada proses transaksi dari tunai menjadi non tunai atau transaksi digital. Cashless society semakin populer beberapa tahun terakhir dan begitu digandrungi masyarakat karena dianggap lebih efisien, dan praktis. Tidak bisa dipungkiri, adanya teknologi pembayaran yang inovatif, efisien, aman, dan mudah saat digunakan menciptakan peralihan sistem transaksi dalam masyarakat. Di Indonesia sendiri ada sebuah gerakan bernama Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dicanangkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2014. Gerakan ini menjadi langkah awal untuk mewujudkan cashless society di Indonesia.

Dengan lingkungan yang serba teknologi memudahkan untuk melakukan segala transaksi melalui dompet digital maupun melalui QRIS. Mahasiswa merupakan salah satu kalangan dengan pengguna uang elektronik terbanyak. Di tengah kesibukan mahasiswa hadirnya teknologi pembayaran non tunai dapat membantu pencatatan pengeluaran di fitur mutasi, sehingga segala transaksi dapat selalu diakses dengan mudah.

Pengguna pembayaran non tunai sendiri memiliki dampak positif dan negatif. Sisi positif nya transaksi non tunai tergolonh lebih praktis, cepat dan tentunya lebih higienis karena tidak perlu memegang uang yang sudah berpindah tangan dari puluhan bahkan ratusan orang, juga lebih aman karena risiko untuk dapat dibobol atau dicuri lebih rendah, sistem keamanan digital cenderung lebih aman meski tidak sepenuhnya bebas risiko.

Sisi negatif penggunaan cashless yang berdampak langsung ke pengguna adalah kecenderungan untuk lebih boros, karena merasa mudah dalam melakukan transaksi, tanpa sadar pengeluaran akan lebih besar dibandingkan saat menggunakan transaksi tunai. Kita harus lebih teliti dan lebih bijak dalam menggunakan kemudahan yang ada. Contoh lain dari dampak negatif penggunaan uang elektronik yang bisa kita lihat sekarang adalah kasus Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengalami gangguan secara menyeluruh belum lama ini, sehingga akibatnya masyarakat yang terbiasa dengan transaksi non tunai akan kesulitan lantaran banyak yang tidak dapat melakukan transaksi sehari-hari.

Keberadaan Qanun Aceh yang hanya mengizinkan bank syariah untuk beroperasi di Aceh menjadi suatu kendala. Saat ini mayoritas masyarakat Aceh adalah nasabah BSI, sehingga ketika terjadi masalah transaksional menyeluruh ini maka dampaknya terhadap perekonomian masyarakat Aceh sangat besar.

Meskipun cashless dapat dengan mudah digunakan, namun terdapat beberapa kendala yang membatasi penggunaannya, terkhususnya untuk wilayah Aceh. Belum semua kegiatan jual beli di Aceh dapat menerima transaksi non tunai, masih banyak restoran atau usaha kecil yang belum terkoneksi dengan sistem pembayaran digital ini.

Menurut pendapat Mutia Sabila, seorang mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB USK) mengatakan bahwa sosialisasi mengenai transaksi non tunai perlu dilakukan untuk pedagang kecil.

“Ke depannya sih saya harap penggunaan cashless bisa lebih disosialisasikan, untuk pedagang-pedagang kecil bisa dibantu penggunaannya supaya lebih mudah juga untuk bertransaksi,” tutur Mutia,

Mutia juga turut menuturkan keluhannya selama BSI down dirinya kesulitan kembali beradaptasi dengan pembayaran tunai karena sudah terbiasa menggunakan metode non tunai.

Jika menilik penilaian bijak atau tidak penggunaan transaksi non tunai pada masyarakat Indonesia, hal ini dapat dinilai lebih relatif, di zaman digital seperti sekarang memang lebih banyak memiliki kelebihan. Namun, kita juga perlu mempertahankan budaya transaksi tunai untuk membantu menyesuaikan kestabilan ekonomi. Pedagang kecil pada umumnya tidak menggunakan transaksi digital sehingga kita harus tetap menggunakan pembayaran tunai supaya roda perekonomian mereka terus berjalan. Mengantisipasi down-nya Mobile Banking yang berdampak pada terhambatnya transaksi non tunai maka akan lebih baik jika masyarakat mengambil langkah awal untuk tetap membawa uang tunai sesuai kebutuhan.

 

(Perspektif/ Cut Sri Dea Sinta)

Editor : Dinda Syahharani