Darussalam – Di bawah teriknya sinar matahari yang begitu menyengat, ribuan mahasiswa dengan semangatnya yang seolah ikut terbakar kompak mendatangi Kantor Gubernur Aceh yang menjadi titik aksi unjuk rasa terkait tuntutan tolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan beberapa poin tuntutan lainnya. Mereka datang dengan cara yang cukup berbeda dari aksi-aksi pada umumnya. Beberapa mahasiswa datang dengan mendorong motornya seolah menunjukkan keresahannya terkait BBM yang kini tidak mampu terbeli lagi karena dianggap harganya melonjak selangit. Dan beberapa lainnya juga sengaja datang berjalan kaki tanpa menggunakan kendaraannya, mereka membawa poster-poster bertuliskan isi hati masing-masing terhadap fokus utama aksi yaitu kenaikan harga BBM. Hal unik juga tersaji di tengah-tengah mereka karena mobil tangki Pertamina yang tanpa disengaja tiba-tiba lewat seolah pas dengan situasinya. Hal itu seakan memanaskan semangat para massa dan membuat mereka kompak berteriak “turunkan harga BBM” kepada supir yang membawa mobil Pertamina itu.
Di barisan terdepan, para Mahasiswa itu disambut oleh pihak kepolisian yang bertugas mengamankan Gedung A Kantor Gubernur Aceh dari balik pagar yang terkunci rapat-rapat. Meski harus melewati tahap negosiasi selama lebih kurang 15 menit, akhirnya ribuan mahasiswa itu diizinkan untuk menginjakkan kakinya ke dalam pekarangan Kantor Gubernur Aceh. Seluruh mahasiswa berhasil masuk dan mereka diminta untuk duduk dengan tertib. Setelahnya, Presiden Mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Zawata Afnan mengawali jalannya orasi dilanjutkan dengan orasi dari Ketua DPM USK dan Presiden Mahasiswa Politeknik Kesehatan Aceh, lalu disambung dengan pembacaan puisi oleh salah satu mahasiswi FKIP. Menariknya, puisi yang dibacakan mendapat sambutan meriah oleh para massa.
“Hidup kami kian sulit, kami ini bukan kaum elit, sekarang hanya bisa menjerit, karena keputusan yang telah kau ungkit,” dibacakan dengan lantang dan mendapat tepukan tangan yang semangat dari seluruh mahasiswa.
Para Ketua BEM dari beberapa Fakultas di USK seperti Ketua BEM FEB USK, Ketua BEM FKIP USK dan Ketua BEM FH USK juga turut menyampaikan orasinya masing-masing. Namun di tengah orasi tersebut, Achmad Marzuki selaku penjabat Gubernur Aceh yang ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa akhirnya datang untuk menyampaikan tanggapannya terhadap aksi yang berlangsung. Beliau menjanjikan akan datang ke kampus untuk mengajak mahasiswa berdiskusi bersama. Ia juga menjelaskan mengenai persoalan kenaikan BBM, pihak DPRA telah mengirimkan surat ke Pemerintah Pusat karena aspirasi rakyat itu disampaikan melalui DPR.
Aksi yang berlangsung selama tiga jam lamanya itu berhasil berjalan tanpa kericuhan. Sore hari menjelang maghrib, aksi ditutup oleh penanda tangangan surat yang berisi poin-poin tuntutan yang dikawal oleh para Ketua BEM Fakultas, Ketua DPM USK, Presiden Mahasiswa dan disaksikan oleh seluruh mahasiswa yang menghadiri aksi tersebut.
(Perspektif/Dwi & Anna)