Darussalam – Millennials Empowerment, komunitas yang berada di bawah naungan Yayasan Suara Aksi Orang Muda (YouthID) baru saja menyelesaikan salah satu kegiatan besar mereka. Komunitas ini hadir untuk memberikan gebrakan baru melalui aksi-aksi nyata terkait dengan isu-isu kepemudaan terutama dalam Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR). Selain terus menyuarakan HKSR, Millennials Empowerment juga turut menggerakkan pemuda untuk mendukung hak-hak perempuan dan kesetaraan gender.
Jumat, 18 Agustus 2023 menjadi sejarah baru bagi komunitas yang telah berdiri sejak tahun 2017 ini. Kegiatan pengabdian bertajuk Educamp akhirnya sukses digencarkan di Pulau Simeulue tepatnya di Desa Air Pinang, Kecamatan Simeulue Timur dengan mengusung tema “Ekspedisi Anak Muda untuk Pulau Simeulue : Ciptakan Perubahan, Bebaskan Potensi”. Berekspedisi selama seminggu, semangat peserta tak sedikit pun goyah saat menjajaki perjalanan kurang lebih 332 km jauhnya dari Banda Aceh. Ini merupakan kali ke empat mereka mengadakan Educamp dengan konsep yang berbeda dari sebelumnya, di mana ini akan menjadi langkah awal mereka untuk melakukan pengabdian ke desa-desa yang memang memerlukan pembangunan berkelanjutan khususnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Melalui Educamp, Millennials Empowerment mengumpulkan pemuda-pemudi yang tersebar dari penjuru Indonesia untuk berembuk di satu titik mencanangkan program-program yang kiranya dapat bermanfaat bagi masyarakat. Terdapat empat divisi yang menjadi pilar kegiatan pembangunan selama di Desa Air Pinang, yaitu divisi pendidikan, kesehatan, ekonomi kreatif, dan lingkungan. Masing-masing bidang mengimplementasikan program kerja mereka ke masyarakat dan mendapatkan antusias yang positif.
Program kerja tersebut dimulai dari divisi pendidikan dengan program unggulannya yaitu Ruang Nyaman Belajar (RNB) yang kemudian diaplikasikan langsung pada SD Negeri 8 Simeulue Timur. Lalu ada divisi kesehatan yang mengusung program medical check up gratis untuk masyarakat Desa Air Pinang. Sementara itu, divisi ekonomi kreatif mempromosikan inovasi produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) baru yang terbuat dari tulang ikan serta melaksanakan kegiatan bazar untuk pakaian murah dan layak pakai. Terakhir, ada divisi lingkungan dengan program clean up dan pemasangan papan struktur penguraian sampah.
Semua program tersebut cukup mencuri perhatian masyarakat. Hal ini terlihat jelas saat kehadiran warga yang berbondong-bondong mendatangi bazar pakaian dengan harga yang murah. Selain itu, ikatan batin antara peserta Educamp dengan anak-anak serta warga Desa Air Pinang nampaknya sudah terjalin cukup erat. Tak heran, hidup bersama selama tujuh hari di sana membuat masyarakat terenyuh dan menganggap peserta juga bagian dari mereka. Kekompakan ini semakin terbukti dengan meriahnya kegiatan 17 Agustus yang diusung oleh pihak Millennials Empowerment untuk masyarakat. Tawa gelak dari anak-anak menjadi kebahagiaan tersendiri bagi delegasi, terutama saat pembagian hadiah berlangsung. Keramahtamahan masyarakat Desa Air Pinang memang patut diacungi jempol, mereka dengan senang hati mau menerima kedatangan dan niat baik dari komunitas Millennials Empowerment untuk mengabdi, memperbaiki segala aspek yang perlu diperhatikan melalui muda-mudi negeri.
“Selain kekompakan tim, kekompakan masyarakat di Desa Air Pinang menjadi hal terbaik yang saya dapatkan. Para pemangku kepentingan desa setempat juga sangat welcome serta antusias sehingga kami para delegasi semangat dalam menjalankan aksi nyata sosial terhadap 4 bidang,” ungkap Herman, salah satu delegasi fully funded Educamp #4.
Melakukan ekspedisi ke Pulau Simeulue, tak elok rasanya jika kita tidak ikut serta menjelajahi destinasi wisata yang menjadi ikon dari daerah tersebut. Setelah empat hari melakukan pengabdian, peserta melanjutkan perjalanannya ke Pulau Pinang dan Teupah Selatan. Panorama lautnya yang begitu indah sangat memanjakan mata para penikmatnya. Angin laut Simeulue dengan pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi ke langit biru semakin mengukir keestetikan dua daerah tersebut. Para delegasi tampak sangat menikmati setiap anugerah Tuhan yang dipamerkan melalui nuansa alam Pulau Simeulue dengan mengabadikannya melalui jepretan kamera. Rasa letih selama melakukan pengabdian akhirnya terbayarkan dengan keindahan yang ditemui di setiap sudut destinasinya. Tak lupa, peserta juga dibubuhi makanan khas dari Simeulue yaitu bubur memek yang telah resmi menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) sejak tahun 2019.
“Melalui Educamp ini, kami telah memberikan kontribusi nyata dalam membantu masyarakat sekitar. Namun, perjalanan ini bukanlah akhir dari tujuan kami. Saya berharap agar semangat belajar dan berbagi tetap terus tumbuh. Semoga Educamp selanjutnya akan menjadi ruang yang lebih luas untuk pengembangan kreativitas, koneksi antar anggota, dan manfaat yang lebih besar lagi bagi masyarakat,” ujar Indah Ramahdina Ginting selaku Ketua Panitia Educamp #4.
Jangkar telah dinaikkan, menggaungkan sirene kepulangan peserta untuk kembali ke zonanya masing-masing. Rasa haru karena telah selesai berjuang bersama tampak begitu jelas di setiap wajah insan-insan pembawa perubahan. Desa Air Pinang telah menorehkan pengalaman, kenangan, dan makna dari rasa kekeluargaan. Pelepasan peserta pun terasa begitu hangat melihat banyaknya warga Desa Air Pinang yang mengantarkan pulang menuju pelabuhan. Mendarat untuk mengabdi, pulang memopong memori. Kegiatan Educamp #4 dari komunitas Millennials Empowerment resmi telah selesai dengan menuai manfaat untuk setiap sanubari yang terlibat.
Press Release Millennials Empowerment : Raihan Ardhelia Putri
Editor : Dinda