Darussalam – “Menumbuhkan Semangat Belajar dan Berbagi Pengetahuan di Awal Tahun Baru Islam“.
Dalam semangat menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, Senyum Anak Nusantara (SAN) Chapter Aceh menyelenggarakan program tahunan bertajuk “Seribu Senyum Nusantara”, sebuah kegiatan sosial-edukatif yang menggabungkan nilai-nilai kepedulian, pendidikan, dan keceriaan bagi anak-anak. Pada tahun ini, program dilaksanakan di SOS Children’s Village Aceh. Program ini melibatkan 24 anak binaan dan menjadi momentum berharga dalam menumbuhkan semangat belajar serta berbagi pengetahuan.
Dengan mengusung tema “Belajar dan Berbagi di Tahun Baru Hijriah: Menumbuhkan Semangat Belajar dan Berbagi Pengetahuan”, kegiatan ini mencerminkan kepedulian generasi muda terhadap pentingnya pendidikan dan kesehatan emosional anak-anak di lingkungan pengasuhan alternatif.
Ketua Panitia, Puja, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan ini. “Saya, selaku ketua panitia, mengucapkan ribuan terima kasih kepada pengurus SOS Children’s Village Aceh atas sambutan hangat dan fasilitas luar biasa yang diberikan. Apresiasi setinggi-tingginya juga saya sampaikan kepada seluruh pengurus SAN Chapter Aceh yang telah bekerja keras dan memberikan kontribusi luar biasa demi suksesnya program Seribu Senyum Nusantara tahun ini,” ujarnya haru.
Program ini tidak hanya menghadirkan kebahagiaan sesaat, tetapi juga dirancang untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan, kolaborasi, dan spiritualitas di awal tahun Hijriah. Hal ini ditegaskan oleh Rajulul Azka, selaku inisiator SAN Chapter Aceh, yang menjelaskan bahwa kehadiran mereka membawa misi pendidikan dan empati. “Tujuan kami datang ke SOS Village ini adalah untuk menghadirkan senyuman sekaligus memberikan pendidikan dengan tema menumbuhkan semangat belajar dan berbagi pengetahuan dalam rangka merayakan Tahun Baru Islam,” jelasnya.
Rangkaian acara diisi dengan berbagai aktivitas edukatif dan interaktif, mulai dari permainan edukatif, sesi bercerita, hingga pembagian sembako dan makanan sehat. Anak-anak terlihat antusias mengikuti setiap kegiatan yang dikemas secara menarik dan bermakna.
Perwakilan SOS Children’s Village Aceh, Bapak Renaldi Hasan, turut menjelaskan pendekatan pengasuhan unik yang diterapkan di sana. “Kami berusaha menciptakan suasana layaknya keluarga sesungguhnya. Kami bahkan tidak menyebut tempat ini sebagai panti asuhan, karena tidak ada asrama putra atau putri. Anak-anak kami tempatkan dalam rumah-rumah kecil bersama kakak dan adik agar mereka bisa membangun kedekatan seperti keluarga kandung. Ketika tumbuh dewasa, mereka dipindahkan ke rumah remaja berdasarkan jenis kelamin,” ungkapnya.
Ia juga menuturkan bahwa SOS Children’s Village pertama kali berdiri di Austria oleh Hermann Gmeiner, dengan tujuan awal menyediakan shelter bagi anak-anak korban Perang Dunia II. Seiring waktu, berkat dukungan para donatur global, jaringan SOS berkembang pesat ke seluruh dunia. Saat ini, terdapat 571 SOS Village di berbagai negara, dan Indonesia menjadi negara kedua dengan jumlah proyek terbanyak, yaitu 11 program di 8 kota, termasuk Aceh yang mulai aktif hanya lima hari pasca bencana tsunami 2004.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara komunitas pemuda dan lembaga pengasuhan dapat memberikan dampak nyata bagi tumbuh kembang anak. Lebih dari sekadar program tahunan, Seribu Senyum Nusantara menjadi pengingat bahwa pendidikan dan kasih sayang adalah fondasi utama untuk menumbuhkan harapan di masa depan.
Dengan menggabungkan semangat hijrah dan semangat berbagi, SAN Chapter Aceh berharap program ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan dan menjangkau lebih banyak anak-anak di berbagai wilayah Aceh.
Press Release: SAN Chapter Aceh
Editor: Nabila Anris Putri