Darussalam- Dojang (tempat berkumpulnya seluruh anggota Taekwondo baik tua maupun muda) Ar – Raniry sukses menggelar Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Taekwondo se-Aceh Besar dengan tema Together We Are Strong: Membentuk Taekwondoin yang Berbudi Luhur Berlandaskan Asas-Asas Taekwondo Indonesia. Kegiatan ini diadakan di Auditorium Ali Hasymy Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Minggu (3/9/2023) yang turut dihadiri oleh PJ Bupati Aceh Besar, biro AAKK UIN Ar-Raniry, dan senior Taekwondo Aceh Besar.
Ujian Kenaikan Tingkat Taekwondo se-Aceh Besar ini disambut baik oleh semua pihak yang berhadir, salah satunya demisioner yang mendukung jalannya kegiatan ini.
“Saya merasa bangga melihat junior saya yang lebih sukses dari pada saya, sebagai demisioner saya berkewajiban membantu mereka. Setelah sekiranya 5 atau 6 tahun UKT terakhir dilaksanakan di UIN Ar-Raniry, kali ini dilaksanakan dengan skala yang lumayan besar untuk menuju arah yang lebih besar lagi,” ujar salah seorang demisioner.
Pelatih Taekwondo UIN Ar-Raniry yang biasa dikenal Saboeum-nim Halim menyampaikan ujian kenaikan tingkat Taekwondo ini diikuti sebanyak 364 peserta yang berasal dari Unit Kegiatan Mahasiswa Taekwondo yang telah menjadi Dojang universitas maupun Dojang dari luar universitas se-Aceh Besar, seperti Dojang Malahayati. Ada beberapa jenis ujian kenaikan tingkat dalam Taekwondo, diantaranya adalah ujian GEUP dan jenis kedua, ujian DAN. Namun pada hari ini hanya diadakan ujian GEUP.
“Kegiatan ini dilakukan bukan hanya untuk mengembangkan Taekwondo UIN Ar-Raniry, tetapi juga untuk memperkenalkan Taekwondo kepada orang luar. Ada semacam kesinkronan mengampanyekan kepada orang luar bahwasanya di UIN Ar-Raniry juga ada kegiatan Taekwondo,” ujar Pelatih Halim.
Dalam Taekwondo, ujian kenaikan tingkat ini dilaksanakan minimal 2 tahun sekali. Adapun yang diuji dalam ujian kenaikan tingkat ini yaitu lari (gashuku), kemudian posisi ujian pomse dari basic, taegeuk hingga high pomse pada ujian DAN nantinya. Orang yang menguji kegiatan ini dipilih secara otomatis melalui aplikasi yang sudah terintegrasi sebagai penguji, aplikasi tersebut juga memilih penguji berdasarkan jarak yang terdekat dengan lokasi serta menyesuaikan jadwal penguji yang dapat berhadir. Juri kali ini berasal dari Aceh Besar yang disapa Saboeum-nim Slamet Riyadi dan dari Pidie Saboeum-nim Sri Wahyuni. Tingkat kegagalan setiap kategori berbeda-beda, kategori junior kemungkinan kegagalannya kecil sesuai visi misi Taekwondo Aceh Besar, sedangkan kategori senior tingkat kegagalannya kemungkinan lebih besar.
Para Pelaksana berharap setiap peserta memahami asas-asas dan filosofi sehingga menjadi cikal bakal mereka untuk menata hidup, bukan sebatas tempat latihan tetapi juga membentuk pribadi yang baik. Para pelaksana juga berharap agar unit kegiatan mahasiwa Taekwondo bisa mencapai tingkat internasional.
(Perspektif/Edba&Annisa)
Editor : Dinda