Darussalam – Dimulai sejak Senin, 8 Mei 2023 Bank Syariah Indonesia (BSI) mengalami gangguan dalam pengoperasian transaksi Anjungan Tunai Mandiri (ATM) serta Mobile Banking. Pihak BSI belum berhasil menangani secara sempurna terkait gangguan pelayanan atau eror yang mereka sebut disebabkan oleh pemeliharaan sistem.
Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) No.11 Tahun 2018 yang mengharuskan masyarakat Aceh berpindah dari perbankan konvensional ke perbankan syariah ini berdampak pada banyaknya masyarakat Aceh yang menjadi nasabah BSI. Berdasarkan laman resmi Pemerintah Aceh, jumlah pengguna BSI saat ini mencapai 542.161 pengguna.
Gangguan yang terjadi yaitu Mobile Banking BSI yang sama sekali tidak dapat digunakan untuk melakukan berbagai macam transaksi, baik untuk cek saldo, tarik tunai, transfer, pembayaran e-commerce, dan layanan lainnya. Selain itu, ATM juga tidak dapat digunakan pada hari pertama, namun di hari kedua dan seterusnya beberapa ATM sudah mulai dapat beroperasi dan dapat digunakan untuk melakukan transaksi keuangan.
Hal ini tentunya berdampak besar terhadap masyarakat Aceh yang menggunakan BSI sebagai sarana untuk segala transaksi keuangan, terutama bagi masyarakat yang hanya mempunyai ATM BSI tentunya merasakan kesulitan karena tidak mempunyai opsi lain ketika bank tersebut mengalami kendala. Bagi mahasiswa yang biasanya melakukan penarikan rutin di ATM harus merasakan bingung tatkala mereka tidak dapat melakukannya, uang saku yang menipis membuat resah, karena tidak biasanya bank mengalami gangguan selama ini, mencoba ke beberapa ATM terdekat namun nihil yang didapat.
Beberapa mahasiswa selaku pengguna BSI yang mengalami kesulitan akibat permasalahan ini turut menyampaikan keresahannya.
“Selama BSI down beberapa hari ini pasti cukup merasa terkendala, karena biasanya melakukan transaksi dari BSI Mobile, tapi masih ada solusi lain juga misalnya dengan transaksi melalui Bank Aceh Syariah atau CIMB Syariah,” ujar Raisya yang merupakan mahasiswi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB USK).
Dania Poeja M selaku salah satu mahasiswa yang berasal dari luar daerah Aceh turut mengungkapkan keresahannya terkait eror yang terjadi di BSI ini.
“Tentu sangat mengganggu aktivitas ya, di mana sebagai mahasiswa di Aceh yang asalnya dari luar daerah, dan di sini cuma punya akun bank BSI. Uang kiriman orang tua, dan tabungan ada di BSI, sementara segala aktivitas seperti penarikan, transfer, maupun QRIS juga terkendala,” tutur Dania.
Dikutip dari laman CNBC Indonesia, menanggapi permasalahan ini, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan pihaknya sedang melakukan proses normalisasi, dengan fokus utama untuk menjaga dana dan data nasabah tetap aman.
“Atas nama Bank Syariah Indonesia, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan nasabah karena adanya kendala dalam mengakses layanan BSI pada 8 Mei 2023. Proses normalisasi layanan BSI telah kami lakukan, dengan prioritas utama untuk meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman di BSI,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Rabu 10 Mei 2023.
“Harapannya Semoga sistem perbankan khususnya BSI bisa lebih matang dan kendala seperti ini tidak terjadi lagi, sehingga esensi dari perbankan yang menerapkan sistem syariah bisa benar-benar diterapkan secara kaffah dan nyaman digunakan oleh masyarakat luas,“ tambah Raisya
Sebagai mahasiswa agar tidak kesulitan dalam menghadapi permasalahan ini, ada baiknya jika tidak hanya menggunakan satu bank saja, namun usahakan untuk melakukan diversifikasi pada penggunaan layanan perbankan. Dan untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga, sebagai mahasiswa harus mempunyai pegangan uang untuk sekitar dua sampai tiga hari ke depan. Serta harapan untuk BSI untuk dapat terus meningkatkan kinerjanya agar ke depannya kendala seperti ini tidak terjadi lagi, dan masyarakat dapat dengan nyaman menggunakan layanan BSI.
(Perspektif/Ayu Musfirah)
Editor : Dinda Syahharani