Darussalam – Program TUNTAS! (Tumbuh Tanpa Stunting!) telah memberikan dampak nyata bagi para kader di lapangan. Cut Asyida, Ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) Desa Punge Jurong, mengungkapkan keprihatinannya dengan berkata, “Masih banyak masyarakat yang belum paham dan sadar tentang bahaya stunting, padahal stunting adalah ancaman yang diam-diam menghantui anak-anak Aceh!” Ibu Cut Asyida adalah salah satu dari 15 kader yang digembleng CIMSA FK USK dalam program revolusioner untuk melawan stunting di Aceh, provinsi dengan angka stunting tertinggi kelima di Indonesia.
Sejak Maret hingga April 2025, TUNTAS! telah berhasil dilaksanakan dalam empat pertemuan dengan topik-topik berbeda yang berpengaruh terhadap pencegahan stunting di Desa Punge Jurong, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh.
Kegiatan ini berawal dari temuan mengejutkan bahwa pada tahun 2022 Provinsi Aceh menduduki peringkat ke-5 dengan angka stunting tertinggi di Indonesia, diikuti oleh temuan bahwa Kecamatan Meuraxa merupakan salah satu kecamatan dengan angka stunting tertinggi di Kota Banda Aceh.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak di bawah standar. Menurut Kementrian Kesehatan, stunting adalah anak balita dengan z-skor nya kurang dari -2 SD/Standar Deviasi (stunted) dan kurang dari -3 SD (severely stunted). Kondisi ini sangat berbahaya jika dibiarkan, pertumbuhan motorik dan kognitif anak dapat terganggu sehingga menciptakan generasi yang suram di masa depan.
“Stunting adalah bom waktu demografi. Jika tidak diintervensi, Aceh akan kehilangan generasi emas 2045,” ungkap dr. Iflan, dokter spesialis gizi yang menjadi salah satu narasumber.
Dari kekhawatiran itu, lahirlah kegiatan TUNTAS! (Tumbuh Tanpa Stunting!) dengan mengusung tema “From Knowledge to Action: Strengthening Communities to Eliminate Stunting” oleh CIMSA FK USK yang menjadikan Ibu PKK di Desa Punge Jurong sebagai target pada kegiatan ini. Ibu PKK dipilih sebagai target karena memiliki ilmu dasar seorang kader, sehingga ilmu mereka dapatkan dapat mereka ajarkan kembali kepada masyarakat desa sehingga kegiatan ini memiliki efek berkelanjutan.
Selama dua bulan, tiga intervensi berisi pemberian materi dan diskusi kelompok dilakukan. Pertemuan pertama (9 Maret 2025) diisi oleh dr. Diana Liza Sp.A yang membedah peran ibu dalam pencegahan stunting melalui gizi, sanitasi, dan pola asuh. Peserta diajak berdiskusi “Journey of a Child” menelusuri 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sejak janin hingga balita. Di pertemuan kedua (23 Maret 2025), dr. Iflan Nauval, M.ScLH., Sp.GK(K)., Sp.KKLP., AIFO-K mengajarkan pencegahan stunting melalui pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI) dan makanan yang bergizi serta dilakukan workshop pembuatan MPASI, sementara pertemuan ketiga (13 April 2025) fokus pada penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) bersama dr. Devi Fitriani M.K.M. dan pengukuran antropometri (pengukuran tubuh) untuk deteksi dini stunting bersama Tenaga Kesehatan Puskesmas Meuraxa. Sebagai bagian akhir yang tak kalah penting, diadakan sesi evaluasi (20 April 2025) untuk menilai peningkatan pengetahuan ibu PKK yang dilakukan dengan pemberian ulang seluruh materi di 3 Intervensi, dilanjutkan dengan pemberian soal.
Hasilnya, pengetahuan dan skill Ibu PKK meningkat berdasarkan hasil post-test yang lebih tinggi dibanding pre-test usai kegiatan dilaksanakan di setiap pertemuan. Ibu PKK juga dapat menjawab seluruh soal yang diberikan saat dilakukan evaluasi.
Kegiatan ini dirancang bersifat sustainable atau berkelanjutan untuk memantau perkembangan pengetahuan Ibu PKK dan prevalensi stunting di Desa Punge Jurong melalui kunjungan rutin oleh panitia TUNTAS! dalam kurun waktu tertentu. Sebagai pegangan, peserta diberikan ‘Pocket Book TUNTAS!’, yang berisi ringkasan materi dari seluruh pertemuan kegiatan dan pelacak pola makan serta kebersihan selama dua bulan.
Generasi emas bukan lahir dari mimpi, tapi dari aksi nyata hari ini.
“Stunting adalah tanggung jawab kita semua, saya harap semua pihak dapat berkontribusi dalam mencegah stunting demi masa depan generasi kita,” ungkap Budi Al Hadi, kepala Desa Punge Jurong.
Kegiatan di Desa Punge Jurong merupakan contoh awal dari lahirnya generasi emas bagi masa depan Indonesia.
“TUNTAS! berhasil menjadikan Ibu PKK Desa Punge Jurong sebagai kader yang dapat mengedukasi masyarakat mengenai stunting sehingga Desa Punge Jurong diharapkan dapat menjadi desa bebas stunting,” pungkas Reva, ketua panitia TUNTAS!.
Anak sehat tumbuh dari keluarga yang peduli, keluarga yang terus mencari tahu hal baik yang dapat diikuti dan hal buruk yang dapat dihindari.
“Tuntas! Cegah Stunting, Tuntas! Ciptakan Anak Cerdas dan Sehat”
Press Release : Rafeyva Alya Fuadri
Editor : Nabila Anris











