Darussalam – USK Investment Club (UNIC) menyelenggarakan Seminar Nasional sebagai salah satu rangkaian acara UNICFEST. Dalam acara yang bertemakan “Investasi Saham di Era Digital Memaksimalkan Potensi Dengan Teknologi” diisi oleh Poltak Hotradero sebagai Bussines Development Advisor Bursa Efek Indonesia dan Dewi Suryani Sentosa, S.Sy., M.E. sebagai Manajer Dana Lestari USK sekaligus Sekretaris Pengurus Galeri Investasi USK.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa tamu undangan, di antaranya Direktur Prestasi dan Kewirausahaan sebagai perwakilan Wakil Rektor III, Kepala Bursa Efek Indonesia wilayah Aceh, RHB Sekuritas Kp. Aceh, Pembina KSPM UNIC, dan beberapa tamu undangan lainnya. Peserta yang hadir mencapai 1.500 orang yang tercatat. Dalam pelaksanaannya, acara tersebut dimulai dari pukul 08:00 WIB hingga 11:30 WIB. Acara diawali dengan penampilan tari tradisional Ranup Lampuan, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh saudara Falatehan dan laporan panitia oleh saudari Cut Deriska Apriliyanti selaku Ketua Panitia. Kemudian, Wakil Rektor III yang diwakili oleh Direktur Prestasi dan Kewirausahaan memberikan sambutan, sebelum masuk ke dalam acara inti, Ketua Bursa Efek Indonesia wilayah Aceh, Ir. Dr. Thasrif Murhadi, memberikan satu-dua patah kata untuk mengungkapkan tujuan dan harapan terhadap acara tersebut.
Dalam acara inti, Poltak Hotradero menjelaskan bahwa di tengah pesatnya perkembangan digital, investasi saham semakin mudah diakses oleh masyarakat luas. Dalam dunia investasi, disiplin menjadi kunci utama bagi orang muda yang ingin mencapai kesuksesan finansial. Seorang ahli investasi menekankan pentingnya menabung sebagai langkah awal yang sederhana namun krusial. “Tidak ada satu investor pun yang sukses tanpa menabung,” ujarnya.
Untuk menjadi seorang investor yang andal, pemahaman mengenai laporan keuangan menjadi sangat penting. Keahlian ini memungkinkan investor untuk menganalisis kesehatan keuangan suatu perusahaan dan membuat keputusan yang tepat.
Aset didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki nilai uang dan dapat bertahan atau meningkat seiring waktu. Terbagi menjadi dua kategori: aset riil dan aset finansial. Aset riil berkontribusi langsung dalam aktivasi produksi barang dan jasa, sedangkan aset finansial berupa surat berharga yang mewakili klaim atas suatu aset riil.
Cut Deriska Apriliyanti selaku Ketua Panitia Seminar Nasional menyatakan bahwa acara tersebut berfokus untuk memberikan pemahaman tentang apa itu saham dan bagaimana cara berinvestasi yang baik dan relevan. “Kami berharap seminar ini dapat membantu mahasiswa dalam memulai untuk menjadi investor yang maksimal,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa peserta diharapkan dapat langsung terjun ke dunia nyata dalam pemilihan saham yang baik dan melakukan praktik jual beli saham.
Salah satu peserta, Zaki, memberikan tanggapan positif terhadap seminar tersebut. Ia menilai pemateri sangat bagus dan relevan, sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami. Namun, Zaki juga mengungkapkan kekecewaan terkait waktu pelaksanaan seminar yang tidak tepat dan mengalami keterlambatan. “Semoga di acara selanjutnya, penyelenggaraan acara bisa lebih tepat waktu,” harapnya.
Penting untuk diingat bahwa hasil investasi berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Oleh karena itu, diversifikasi atau tidak menaruh semua investasi dalam satu keranjang adalah strategi yang dianjurkan untuk mengelola risiko dengan lebih baik.
Pemateri juga berpesan bagi yang ingin memperdalam pemahaman tentang laporan keuangan, informasi lebih lanjut dapat diakses melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI).
(Perspektif: Syahla Faradisa & Ziyat Dayyan)
Editor: Nyak Shafika