Darussalam – Usaha di usia muda merupakan hal yang lazim di era digital 4.0 seperti sekarang, dengan memanfaatkan peran teknologi semua bisa menjalankan usaha tanpa memandang status maupun usia. Bagi para pemuda baik pelajar atau mahasiswa menjalankan usaha merupakan peluang untuk menambah sumber penghasilan mereka, guna memenuhi kebutuhan bahkan hanya sekedar mengisi uang saku saja.
Dzacky Muharram Rani seorang mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam memiliki kisah yang menarik ketika awal mula ia menjalankan usaha hingga menjadi pengusaha sukses di dunia bisnis gadget. Pada tahun 2019 silam, Dzacky hanyalah seorang pelajar biasa yang duduk di bangku SMA sederajat, selain sibuk mengemban ilmu di bangku SMA ia juga mencari kesibukan dengan membuka jasa cuci motor untuk mencari pengalaman sekaligus menambah uang sakunya.
Setelah setahun menjalankan usaha cuci motor, Dzacky merasa penghasilan yang ia dapatkan sedikit dan tidak sebanding dengan waktu dan tenaga yang ia habiskan, kemudian ia pun berinisiatif beralih menjadi broker gadget, menurutnya menjadi broker dapat menghasilkan keuntungan yang lebih banyak daripada cuci motor dan hanya memerlukan modal gadget dan kuota internet saja.
Awal mula menjadi broker gadget Dzacky memanfaatkan peran sosial media dengan mengupload foto-foto gadget yang dijual oleh temannya melalui status WhatsApp dan marketplace di Facebook, dengan menjual satu unit gadget ia bisa menghasilkan keuntungan sebesar Rp 150.000, hal ini membuat Dzacky semakin menggebu-gebu dalam menjalankan usaha. Menurut Dzacky keberadaan gadget di era digital sudah menjadi sebuah kebutuhan.
Setelah berbulan-bulan menjadi broker lambat laun Dzacky pun memiliki modal sendiri dan mampu membeli beberapa gadget untuk usahanya. Pada akhir tahun 2020, Dzacky mulai memberanikan diri membuka brand usaha sendiri yaitu Mr Phone Store, kata Mr terinspirasi dari singkatan namanya, karena menurut Dzacky nama yang diberikan oleh orang tua adalah doa yang mulia.
Untuk mempromosikan brand Mr Phone Store Dzacky mulai mengikuti beberapa komunitas penjual gadget, di dalam komunitas tersebut selain mampu menambah laba penjualan dan relasi ia juga bisa tetap menjadi broker dengan membantu memasarkan barang dagangan teman-teman komunitas, dari titik inilah Dzacky mulai membentuk pola usahanya sendiri.
Namun, setiap aspal pasti ada kerikilnya setiap perjuangan pasti ada cobaannya, Dzacky mendapat teguran keras dari orang tua karena khawatir usaha yang ia tekuni dapat mengganggu pendidikan, karena pada saat itu Dzacky mendapatkan nilai yang kurang baik di bangku SMA. Namun, hal tersebut tidak membuat Dzacky patah semangat ia pun tetap gigih dan menjalankan usaha secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tua.
Supaya bisa mendapatkan kembali kepercayaan kedua orang tua, sebelum mulai seleksi masuk perkuliahan Dzacky mulai mengurangi skala waktu usaha jual beli gadget-nya dan melebihkan waktu untuk belajar, dengan strategi tersebut Dzacky membuktikan bahwasannya ia mampu membagi waktu dengan berhasil lulus di PTN.
Setelah lulus di PTN Dzacky pun kembali mendapat kepercayaan dari Ayah Bunda, kemudian Dzacky mulai menggencarkan usahanya lagi sambil berkuliah, agar tidak mengganggu proses perkuliahan ia menjalankan usaha jual beli gadget di malam hari mulai pukul 21.00 WIB dan ia menyebutnya “jam tayang”. Dengan usaha jual beli gadget yang ia tekuni Dzacky berharap eksistensi Mr Phone Store kedepannya mampu membuka lapangan kerja dan menjadi sumber rezeki bagi orang-orang di sekitarnya.
“Sebagai pengusaha muda pastinya kita perlu proses, jangan selalu membebani pikiran dengan hal-hal negatif, nanti takut rugi, belum ada modalnya, takut keganggu kuliah, pikiran-pikiran kayak gini yang buat kita gak maju-maju. Saya aja awal mula usaha hanya bermodalkan satu gadget sama wifi warkop sampai bisa berkembang kayak sekarang, jadi yang paling penting itu kemauan,” cetus Dzacky memberi petuah kepada para pemuda yang ingin memulai usaha.
(Perspektif / Al Hafiz)