Puisi

Tak Sejauh Itu Hilangnya

×

Tak Sejauh Itu Hilangnya

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi : Rachel Katstaller Illustration

Diri lenyap diombang-ambingkan angin gelisah

Dua pasang cermin tak berani menatap balik

Wahai, apakah itu masih diri ini pada refleksi buram itu?

Kabut membayangi mata

Aura-aura gelap berseliweran menyiksa pikiran

 

Relung tanpa jiwa

Sekitar bertanya-tanya kemana hilangnya,

Tak tahu, sebut bayang-bayang

Bisik mematikan mereka tanpa nada

Barangkali, lagu batin memang tak mampu mengalun semanis sebelumnya

 

Cerita masa lalu bagai rasa lapar serigala

Mengejar-ngejar sampai pelupuk mata

Tampak di gelap, mengusik pikiran kala siang

Laksana bubur tanpa warna, dunia kehilangan senyumnya

Sudut pandangmu menjadi alasan dunia terpengaruh

 

Amarah dipendam tidak untuk dibalas, bisik nurani

Untuk pemulihan

Untuk aku yang akan datang

Butuh pengorbanan tanpa kata

Untuk kembali layak semula

Rehat sejenak, tutup mata, menghitung domba, memanjat doa,

Cahaya masuk lagi

Sudahkah disingkirkan semua bebannya?

 

Renungan panjang ini menghibur pikiran

Pesan-pesan masuk keluar telinga

Hangat tidak cukup menenangkan

Dingin tidak cukup menyejukkan

Pun rasa, semua rasa tak tampak selain hampa

Tanpa takut menelusup terang-terangan

 

Apakah asa disembunyikan oknum-oknum yang melalaikan tanggung jawab?

Kata siapa mereka boleh menyembunyikannya?

Bangkit, wahai diri.

Temukan

Kembali temukan dirimu yang hilang

Dia tak pergi sejauh itu

(Perspektif/Mazaya)