BeritaFeaturesKampus

Transformasi Kampus Kuning Menuju Kurikulum OBE

×

Transformasi Kampus Kuning Menuju Kurikulum OBE

Sebarkan artikel ini
By : Kabardaily.com

Darussalam – Kurikulum OBE (Outcome Base Education) adalah sistem pendidikan yang menekankan pada apa yang dapat siswa lakukan dengan baik di akhir pengalaman belajar mereka, dimana mahasiswa diharapkan mampu menghasilkan sesuatu yang nyata setelah menyelesaikan pengalaman belajar mereka. Ini menciptakan lingkungan dimana setiap pertemuan memiliki tugasnya sendiri dan metode pembelajarannya yang beragam.

Dalam konteks ini, penilaian terhadap mahasiswa tidak hanya terfokus pada aspek kognitif (pengetahuan), tetapi juga efektif (sikap) dan psikomotor (keahlian). Dalam implementasi kurikulum OBE, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Syiah Kuala (USK) berencana memulainya pada pembelajaran semester depan. Dengan diterapkannya kurikulum tersebut, maka pembelajaran akan mengalami perubahan yang signifikan, RPS (Rencana Pembelajaran Semester) yang ditetapkan harus digeneralisasi menjadi CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah).

Fokus utama dari kurikulum OBE adalah kompetensi. Hal ini membuat para dosen lebih tertantang untuk menyesuaikan cara mereka mengajar dengan kebutuhan mahasiswa generasi Z, yang cenderung terhubung secara teknologi namun mungkin kurang aktif dalam pengalaman dunia nyata. Oleh karena itu, dosen dituntut untuk mengadopsi RPS OBE yang memungkinkan pembelajaran yang lebih efektif dan terfokus.

Salah satu keunggulan kurikulum OBE adalah kesesuaian dengan kebutuhan dan kondisi zaman saat ini. Dalam era abad ke-21 yang menuntut kompetensi khusus, kurikulum ini memberikan landasan yang kokoh untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan masa depan.

“Ada tantangan tersendiri bagi para dosen dalam mengimplementasikan kurikulum OBE, terutama terkait dengan mahasiswa generasi Z. Mahasiswa generasi ini terbiasa dengan teknologi cenderung memiliki tingkat perhatian yang lebih rendah, sehingga diperlukan pendekatan pembelajaran yang berbeda, seperti metode student center learning. Melalui pendekatan ini, penyerapan pembelajaran dapat ditingkatkan secara signifikan, memungkinkan mahasiswa untuk lebih terlibat dan aktif dalam proses belajar,” jelas Ibu Dewi Suryani Sentosa, S.Sy., M.E., salah satu dosen Program Studi Ekonomi Islam.

Meskipun demikian, ada kekurangan yang perlu diperhatikan, terutama terkait dengan kesulitan bagi dosen yang lebih senior untuk sepenuhnya mengadopsi metode pembelajaran baru. Bagi mereka yang telah lama berada di dunia pendidikan, mengubah paradigma pembelajaran menjadi tantangan tersendiri. Namun, dengan dukungan dan pelatihan yang tepat, para dosen akan dapat berhasil menyesuaikan diri dengan kurikulum OBE dan memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi mahasiswa generasi Z.

Singkatnya, kurikulum OBE menawarkan pendekatan yang inovatif dan responsif terhadap tuntutan zaman. Dengan fokus pada hasil pembelajaran yang konkret dan kompetensi yang relevan, kurikulum ini membuka jalan bagi pendidikan yang lebih efektif dan adaptif di era digital ini.

Perspektif (Cut Misni/Dhiya Sahira Nuri)

Editor : Nyak shafika