
Darussalam – Kegiatan penyelenggaraan pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi selayaknya memberikan kualitas layanan terbaik kepada siswanya. Lembaga pendidikan selain menjadi wadah penyampaian ilmu pengetahuan juga menjadi penyelenggara pelayanan teknis administrasi. Kualitas pelayanan administrasi kampus dapat dinilai dari daya tangkap, kepastian serta tingkat empati yang diberikan oleh pihak akademik.
Seringkali yang terbayang oleh mahasiswa ketika mendengar kata “administrasi” adalah sistem pelayanan berbelit-belit, sikap dan perilaku yang belum baik dan birokratis dari pihak akademik. Belakangan ini, pelayanan administrasi dan akademik mendapat banyak keluhan dari mahasiswa USK dikarenakan sering memperlambat dan mempersulit urusan administrasi mahasiswa. Terkuaknya berita mengenai alumni FEB USK menggugat pimpinan kampus ke Pengadilan Negeri Banda Aceh menuai banyak kritikan kepada pihak kampus Universitas Syiah Kuala. Tidak terdatanya alumni tersebut sebagai mahasiswa di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) memberikan dampak kerugian bagi alumni tersebut dalam perjalanan jenjang karirnya setelah lulus. Tanggapan pihak administrasi akademik kampus hanya mengatakan “mohon bersabar” katanya. Tetapi, disisi lain, pihak kampus telah memberikan respon mengenai penjelasan administrasi tersebut, dikutip dari laman https://anteroaceh.com, menurut bapak Darmawan selaku Koordinator Bidang Pendidikan Biro Akademik Universitas Syiah Kuala (USK), permasalahan ini terjadi karena pada tahun ajaran 2016/2017 proses pendataan di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) masih manual. Sehingga lanjutnya, mungkin saja pada saat itu beberapa data yang bersangkutan tidak masuk pada saat proses transfer data, seperti nomor NIK pada PDDikti kosong, nomor NIK tidak sesuai format, dan lainnya. Ia juga mengatakan bahwa “USK sudah mengantisipasi permasalahan ini dengan menginformasikan kepada setiap mahasiswa untuk menverifikasi datanya melalui laman KRS Online, mahasiswa juga diminta untuk memastikan datanya apakah sudah terdaftar di laman PDDIKTI https://pddikti.kemdikbud.go.id/,”.
Tetapi, disisi lain beberapa mahasiswa USK juga pernah mendapatkan pelayanan yang kurang baik dari akademik. Diantaranya beberapa mahasiswa yang merasakan lamanya pelayanan akademik yang membuat kebutuhan terkait akademik mahasiswa tersebut terhambat. “Saya melewatkan kesempatan untuk mendaftar program MBKM dikarenakan staff administrasi prodi susah untuk dihubungi dan menyepelekan urusan administrasi dengan proses pengerjaan yang bisa sampai berhari-hari,” ujar mahasiswa FEB USK angkatan 2019.
Mahasiswa program studi lain juga menyebutkan keluhan yang sama terkait pelayanan administrasi akademik ini, “Sampai sekarang nama saya masih typo di PPDIKTI karena kelalaian admin USK dalam menginput data. Udah urus perbaikan dari beberapa bulan yang lalu sampai sekarang belum diperbaiki juga,” keluh salah satu mahasiswa di laman Instagram @duaspasi.id.
Diperlakukan berbeda atau merasakan diskriminasi tentulah hal yang tidak menyenangkan bagi seseorang. Diskriminasi yang biasanya terjadi dalam kampus ialah antara kelompok berpenampilan menarik dan kelompok berpenampilan biasa-biasa saja. Sayangnya perlakuan ini masih ada dalam pihak layanan administrasi. “Hal yang paling sering saya rasakan saat mengurus urusan dengan akademik prodi saya ialah adanya perbedaan perlakuan antara saya yang biasa-biasa saja dengan kaum yang goodlooking, urusan saya dikerjakan lambat sedangkan mereka urusannya langsung di kerjakan,” ujar salah satu mahasiswa FEB USK angkatan 2019.
Lalu kesulitan mahasiswa juga terjadi saat musim pergantian semester yaitu dengan pengisian perubahan KRS yang jadwalnya bentrok maupun kelas yang sudah penuh. Seringkali pihak mahasiswa bolak-balik ke akademik prodi untuk membetulkan jadwal KRS tetapi staff administrasi telat datang ataupun kerap tidak mau dihubungi via WhatsApp. “ Pada minggu pertama perkuliahan biasanya masih banyak yang ngantri menunggu kejelasan dari akademik prodi tentang perbaikan KRS biasanya ngantri dari pagi sampai siang, kalau terlalu ramai kadang-kadang di suruh datang besok lagi tidak diterima sama staffnya,” ujar mahasiswa FEB USK angkatan 2019.
Sebagai peringkat delapan PTN terbaik di Indonesia versi Webometrics, sangat perlu dilakukan perbaikan dalam hal pelayanan administrasi. Perlunya untuk memperbaiki aspek-aspek kualitas pelayanan seperti masalah efektivitas, diskriminasi serta sikap staff administrasi. Masalah ini perlu diperhatikan oleh kampus dikarenakan struktur bawah menjadi tumpuan untuk struktur atas agar tetap kokoh. Semoga kedepannya kualitas pelayanan akan semakin meningkat.
(Perspektif / PM & Rina)