BeritaKampusOpini

Minat Mahasiswa USK Terhadap MBKM Meningkat Signifikan di Tahun 2025, Ancaman Penghentian Insentif Mengancam Partisipasi

×

Minat Mahasiswa USK Terhadap MBKM Meningkat Signifikan di Tahun 2025, Ancaman Penghentian Insentif Mengancam Partisipasi

Sebarkan artikel ini
By : DALL·E

Darussalam – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dijalankan oleh Universitas Syiah Kuala (USK) terus mendapatkan perhatian luas dari mahasiswa USK. Pada tahun  ini tercatat sebanyak 3.087 mahasiswa mengikuti berbagai skema dalam MBKM USK Unggul yang menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan di banding tahun-tahun sebelumnya (data tersebut berdasarkan laporan resmi USK).

Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa semakin sadar akan pentingnya pengalaman di luar kampus sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja. Selain itu, berbagai kemudahan yang diberikan dalam proses konversi Satuan Kredit Semester (SKS) menjadi faktor pendorong meningkatnya jumlah peserta program.

Di tengah tingginya minat mahasiswa terhadap MBKM, muncul isu bahwa insentif bagi peserta program ini akan dihentikan mulai tahun 2025. Meski belum ada pernyataan resmi dari pemerintah, berbagai sumber menyebutkan bahwa Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) tengah mengevaluasi efektivitas program MBKM. Salah satu pertimbangan utama dalam evaluasi ini adalah efisiensi anggaran dan dampak nyata program terhadap kompetensi lulusan.

Jika insentif benar-benar dihapus, mahasiswa mungkin akan menghadapi tantangan tambahan dalam mengikuti program MBKM, terutama bagi mereka yang membutuhkan dukungan finansial untuk mobilitas dan biaya hidup selama program berlangsung. Namun sejauh ini, USK masih memberikan bantuan kegiatan bagi mahasiswa yang mengambil MBKM minimal 10 SKS. Tetapi belum ada kepastian apakah insentif tersebut akan tetap tersedia jika kebijakan nasional berubah.

Meskipun minat mahasiswa terhadap MBKM USK Unggul terus meningkat, ada beberapa tantangan yang masih dihadapi. Salah satunya adalah keterbatasan kuota mitra industri dan organisasi yang dapat menampung mahasiswa magang. Selain itu, masih ada kendala dalam mengintegrasikan hasil pembelajaran MBKM dengan kurikulum di beberapa program studi. Di tambah jika isu penghentian insentif menjadi kenyataan, tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana memastikan aksesibilitas program tetap terjaga bagi seluruh mahasiswa tanpa terkendala faktor ekonomi.

Diharapkan untuk ke depannya program MBKM ini dapat terus berkembang dengan dukungan dari berbagai pihak termasuk perguruan tinggi, industri, dan pemerintah. Terlepas dari kebijakan insentif, MBKM telah menjadi bagian penting dari sistem pendidikan tinggi di Indonesia, memberikan pengalaman berharga untuk mempersiapkan mahasiswa masuk dunia profesional yang lebih kompetitif.

(Perspektif/Achmadi Fariz)

Editor: Akif

Berita

Identitas Film Judul                    : Parasite (Gisaengchung) Tahun                   :…