Darussalam – BPS mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) RI sebesar 7,07%. Ini artinya Indonesia resmi keluar dari fase resesi. Sejalan dengan kinerja tahunan, realisasi pertumbuhan ekonomi secara kuartalan juga menunjukkan perbaikan. “Dibandingkan tahun lalu, pertumbuhan ekonomi tumbuh 7,07%,” ujar Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers.
“Pertumbuhan 7,07% ini sesuai dengan proyeksi kementrian keuangan. Hal ini mengkonfirmasi bahwa arah dan strategi pemulihan ekonomi sudah semakin kuat dan nyata. Namun kita tetap harus waspada dengan munculnya varian baru covid 19,” Ujar Kepala Pusat Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementrian Keuangan Hidayat Amir.
Pertumbuhan ekonomi RI saat ini sangat berkembang pesat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sekitar 3,31%. Hal ini tidak terlepas dari peristiwa sepanjang periode tersebut. Pertumbuhan ekonomi global pada kuartal II/2021 alami peningkatan dari pergerakan Purchasing Managers Index (PIM) manufaktur.
Pertumbuhan ekonomi ini juga dipengaruhi oleh perbaikan ekonomi global terutama negara-negara yang menjadi mitra dagang yaitu Singapura (14,3%),Uni Eropa (13,2%), Amerika Serikar (12,2%), China (7,9%), Hongkong (7,5%), Vietnam (6,6%), dan Korea Selatan (5,9%).
Ekonomi mulai terkontraksi sebagai akibat dari segala kebijakan pemerintah diawal pandemi covid 19 yang salah satunya adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dalam hal ini terdapat tren pembalikan pada berbagai indikator ekonomi Indonesia pada kuartal selanjutnya karena terus memperlihatkan banyaknya kenaikan kinerja ekonomi.
Tren ini terlihat dari ekonomi triwulan III/2020 hingga triwulan I/2021 yang tercatat masing-masing -3,49%, -2,19%, dan -0,74%. Hal ini membuat Airlangga Hartarto sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sempat memproyeksi ekonomi pada trwulan II/2021 bisa tumbuh positif sejak tahun lalu yakni mencapai 7%.
Dari sisi penanganan perekonomian, pemerintah sudah memberikan berbagai insentif fiskal, salah satunya yaitu bantuan sosial tunai yang memberikan bantalan bagi konsumsi rumah tangga untuk terus bergerak. (Renada)
Sumber : CNBC Indonesia