
New Normal akhir-akhir ini sedang marak dibicarakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui juru bicara penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, masyarakat harus menjaga produktivitas ditengah menyebarnya pandemi virus corona dengan tatanan baru yang disebut New Normal. New Normal adalah kebijakan yang menganjurkan agar masyarakat Indonesia melakukan aktivitas seperti semula namun dengan prilaku atau kebiasaan yang baru dan membudayakan prilaku hidup bersih, sehat dan tetap menerapkan protokol kesehatan sebagaimana yang telah di sosialisasikan oleh Pemerintah Indonesia. Kebiasaan yang baru seperti yang telah dijelaskan sebelumnya lah yang dikatakan New Normal.
Indonesia bersiap menjalankan era normal yang baru atau New Normal ditengah eabah virus Covid-19 ini. Hal tersebut di harapkan akan menjadi solusi yang baik untuk menggerakkan kembali kegiatan perekonomian Indonesia yang laju pertumbuhannya sempat terpuruk di Kuartal 1-2000, yaitu hanya 2,97% yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Lantas apakah New Normal dapat meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
Pada kesempatan kali ini, penulis akan mencoba menganalisa bagaimana impact New Normal terhadap stabilitas ekonomi Indonesia dengan beberapa instrumen.
Kita mencoba lirik ke IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), disebabkan oleh adanya sentimen pasar covid 19, terjadi penurunan harga saham secara fundamental yang menimpa para investor di Indonesia. jika angka positif atau kematian yang tiap harinya menunjukkan peningkatan yang drastis maka ini akan berakibat pada menurunnya harga saham sehingga banyak saham yang harus dijual dengan harga yang undervalue.
Kita tidak tahu kedepan apa yang akan membentuk sentimen pasar menjadi positif sehingga meningkatkan harga saham, apakah dengan melakukan aktivitas seperti biasa akan meningkatkan daya beli masyarakat? Untuk menjawab pertanyaan itu penulis mencoba untuk berspekulasi dengan menggunakan data eskalasi tingkat infeksi serta kematian akibat Covid-19.
Hingga Kamis (11/6/2020), terdapat penambahan sebanyak 979 orang. Sehingga total kasus virus corona di Indonesia per hari ini menjadi 35.295 orang. Dalam jangka waktu satu hari menunjukkan peningkatan yang drastis ini menunjukkan ketidakefektifan pemerintah dalam memformulasikan kebijakan menangani Covid-19.
Peningkatan angka positif terinfeksi Covid-19 ini mengakibatkan pula hilangnya kepercayaan investor terhadap pasar. Adapun yang lebih membingungkan lagi adalah semua negara juga masih dalam penanganan Covid-19 yang peningkatan angka positif setiap harinya meningkat signifikan dimana hal tersebut juga membuat para investor menarik dolar dalam bentuk cash dan tidak tahu mau dikemanakan akibat sentimen pasar yang buruk sekarang ini. Contohnya adalah seorang investor ulung Warren Buffet yang menarik dolar dari beberapa perusahaan penerbangan yang tidak tahu akan diinvestasikan kemana uangnya tersebut.
Warren Buffet biasanya suka membeli saham di pasar modal yang harganya undervalued kemudian melakukan restrukturisasi dan mengambil keuntungan sebesar mungkin. Akan tetapi berbeda dengan keadaan sekarang ini, hampir seluruh pasar saham negara dunia berada pada kisaran harga undervalued tetapi tak menarik perhatian investor ulung tersebut.
Selanjutnya, adapun kebijakan New Normal kemungkinan memberi dampak positif pada UMKM. Diterapkannya kebijakan New Normal akan meningkatkan daya beli masyarakat karena aktivitas sudah dilakukan seperti biasa dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Mungkin peningkatan daya beli ini hanya berlaku di pasar domestik saja. Sementara para eksportir Indonesia memproduksi barang hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia saja dikarenakan masih ada keraguan para importir untuk mengimpor barang dari Indonesia menyangkut soal sanitasi di tengah pandemi ini.
Sekarang di tengah wabah ini semua konsumen mengutamakan sanitasi dari barangnya tidak hanya pada kualitas produk tersebut. Para produsen juga harus menyiapkan serangkaian master plan untuk mengembalikan kepercayaan konsumen terhadap produknya dengan meningkatkan pengawasan terhadap produksi barang, setiap karyawan mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan APD dalam bekerja serta menjaga jarak dengan para konsumen ini adalah langkah awal untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada produsen.
Penulis adalah Ariza Damara Rizki (Mahasiswa Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala)