
Darussalam – Pandemi Covid-19 membuat seluruh dunia berinteraksi sosial secara daring, termasuk negara Indonesia. Semua aktivitas dilakukan melalui aplikasi-aplikasi modern, baik dalam kegiatan pekerjaan maupun proses belajar-mengajar.
Selain kebijakan proses belajar-mengajar yang dilakukan via daring, kebijakan ini juga berlaku untuk sidang skripsi bagi mahasiswa tingkat akhir. Tentu terasa berbeda, baik dari suasana maupun proses pelaksanaannya. Pelaksanaan sidang skripsi secara daring sepatutnya memberi kesan yang berbeda-beda bagi setiap mahasiswa.
Tidak berbeda dengan kampus lain di Indonesia, pelaksanaan sidang skripsi via daring juga turut dirasakan mahasiswa tingkat akhir Universitas Syiah Kuala. Aplikasi yang kerap digunakan berupa video conference yaitu aplikasi Zoom. Dengan aplikasi video conference memungkinkan dilakukannya komunikasi jarak jauh dan semua pesan dapat disampaikan secara langsung tanpa harus bertemu.
“Sedikit gugup, perlu mengumpulkan keberanian penuh untuk bertatapan via daring,” Ungkap Putri Aprilia, mahasiswi Fakultas Pertanian jurusan Agroteknologi. Rasa gugup masih terus meliputinya, meskipun pelaksanaan sidang skripsi dilakukan secara daring.
Proses pelaksanaan sidang skripsi via daring tidak selalu mudah untuk dilakukan. Mahasiswa harus siap menghadapi beberapa kendala dalam proses sidang skripsi. Kendala yang sering dirasakan hampir semua mahasiswa tingkat akhir pada saat sidang skripsi via daring, yaitu jaringan internet yang tidak selalu bagus, sehingga komunikasi antara dosen penguji dan mahasiswa ikut terganggu.
“Jaringan antara dosen dan mahasiswa kadang tidak terlalu bagus, sehingga apabila ada hal penting yang disampaikan dosen tidak dapat didengar jelas oleh mahasiswa,” Jelas Sarah Marisi Manurung.
Kendala tersebut sangat umum terjadi, mengingat mahasiswa berada di tempat tinggal yang berbeda-beda dengan kondisi jaringan yang berbeda pula. Pelaksanaan sidang skripsi secara daring juga memiliki batasan dalam waktu, sehingga pelaksanaannya harus dipercepat dan dosen hanya memberikan beberapa saran dan pertanyaan yang singkat dan penting saja.
Sidang skripsi dikenal dengan sidang penuh drama di setiap pelaksanaannya. Sehingga banyak mahasiswa akhir yang gugup saat akan menghadapi sidang skripsi. Drama sidang skripsi terkadang meninggalkan kesan mendalam dan menjadi kenang-kenangan yang tak bisa dilupakan begitu saja.
Namun bagaimana dengan sidang skripsi via daring? Apakah penuh drama seperti biasanya?
Terbatasnya waktu pelaksanaan membuat proses sidang skripsi tidak dipenuhi drama yang panjang. Hal ini membuat sebagian mahasiswa tingkat akhir merasa lega karena tak harus menghadapi sulitnya drama dari pertanyaan menjebak dalam sidang skripsi. Namun, sebagian mahasiswa lainnya merasa sedikit kecewa karena drama yang terjadi dalam sidang skripsi dianggap sebagai kesan mendalam dan momen berharga yang sulit dilupakan dalam hidupnya.
Sebagian mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam sidang skripsi via daring merasakan kebahagiaan dan rasa puas tersendiri, mengingat perjuangannya yang begitu sulit dan banyaknya hambatan serta rintangan hingga dinyatakan lulus dalam sidang skripsi.
Ada pula beberapa mahasiswa merasa sedikit kecewa karena tidak bisa merayakannya bersama teman-teman. Tetapi dibalik itu semua, mahasiswa tingkat akhir bersyukur karena disetiap kejadian pasti ada hikmah yang dapat diambil dan di setiap perjuangan pasti ada akhir bahagia yang akan dirasakannya.
“ Usaha tidak akan mengkhianati hasil. ” (Azka & Jannah/Perspektif)